PROBLEMATIKA PENDIDIKAN
ISLAM DI LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL DAN NON FORMAL
(SD NEGERI 2 SELANEGARA
DAN TPQ NURUL ISLAM SELANEGARA)
MAKALAH
Disusun Guna untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Kapita Selekta Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Rahman Afandi, S. Ag.
M, Si.
Disusun
Oleh:
HENI
PURWATI (1423305194)
6
PGMI E
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN
MADRASAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI
PURWOKERTO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Peran
pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan tidak dapat dipisahkan
dari keseluruhan proses kehidupan manusia. Dengan kata lainkebutuhan manusia
terhadap pendidikan bersifat mutlak baik dalam kehidupan
pribadi, keluarga, masyarakat, serta bangsa dan negara.Jika sistem pendidikannya berfungsi secara optimal
maka akan tercapai kemajuan yang dicita-citakan, sebaliknya bila proses pendidikan yang dijalankan tidak berjalan secara
baik maka tidak dapat mencapai kemajuan yang dicita-citakan. Meskipun terdapat banyak kritik dari berbagai
kalangan terhadap pendidikan atau tepatnya terhadap praktek pendidikan, namun
hampir semua pihak sepakat bahwa nasib suatu komunitas atau suatu bangsa di
masa depan sangat bergantung pada kontribusipendidikan.
Pendidikan
merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Namun didalam dunia pendidikan sendiri banyak masalah-masalah pendidikan
yang dihadapi.
Makalah ini akan mengidentifikasipermasalahan-permasalahan Pendidikan Islam. Perlu pula dikemukakan bahwa
permasalahan Pendidikan Islam yang diuraikan dalam makalah ini mencakup permasalahan yang terjadi di lembaga-lembaga pendidikan formal dan non formal, khususnya di SD
NEGERI 2 SELANGARA dan TPQ NURUL ISLAM SELANEGARA.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Pendidikan Islam?
2.
Apa saja dasar-dasar Pendidikan
Islam?
3.
Apa tujuan Pendidikan Islam?
4.
Apa pengertian problematika
Pendidikan Islam?
5.
Apa saja problematika Pendidikan
Islam di SD NEGERI 2 SELANEGARA?
6.
Bagaimana upaya mengatasi problematika
Pendidikan Islam di SD NEGERI 2 SELANEGARA?
7.
Apa saja problematika Pendidikan
Islam di TPQ NURUL ISLAM SELANEGARA?
8.
Bagaimana upaya mengatasi problematika
Pendidikan Islam di TPQ NURUL ISLAM SELANEGARA?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan
merupakan bagian dari suatu pengajaran. Pengajaran berasal dari kata belajar
yang merupakan bagian dari suatu proses pendidikan yang mencakup totalitas
keunggulan manusia sebagai hamba dan pemakmur alam agar senantiasa bersahabat
dan selalu memberikan kemanfaatan bagi umat manusia.[1]
Pakar
Pendidikan Islam DR. Muhammad S. A. Ibrahimy (Bangladesh) mengungkapkan
pengertian pendidikan islam yang berjangkauan luas, sebagai berikut:
“Islamic education in true sense of the term, is a system of education
which enables a man to lead his life according to the Islamic ideology, so that
he may easily mould his life in accordance with tenets of Islam. And thus peace
and prosperity may prevail in his own life as well as in the whole world. These
Islamic scheme of education is, of necessity an all embracing system, for Islam
encomphasses the entire gamut of moslem’s life. It can justly be said that all
branches of learning which are not Islamic are included in the Islamic
education. The scope of Islamic education has been changing at different times.
In view of the demands of the age and the development of science and
technology, its scope has also widened.”
Napas
keislaman dalam pribadi seorang muslim merupakan elane vitale yang menggerakkan perilaku yang diperkokoh dengan ilmu
pengetahuan yang luas, sehingga ia mampu memberikan jawaban yang tepat dan
berguna terhadap tantangan perkembangan ilmu dan teknologi. Karena itu
Pendidikan Islam memiliki ruang lingkup yang berubah-ubah menurut waktu yang
berbeda-beda. Ia bersikap lentur terhadap perkembangan kebutuhan umat manusia
dari waktu ke waktu.[2]
Muhammad
Iqbal menekankan Pendidikan Islam untuk membentuk manusia sempurna atau yang
biasa disebut dengan insan kamil, dengan ciri-ciri yang diungkapkan sebagai
penaka (seakan-akan) Tuhan, dan khalifah Allah di muka bumi.[3]
B. Dasar-Dasar Pendidikan Islam
Secara lebih
luas, dasar Pendidikan Islam menurut Sa’id Ismail Ali terdiri atas 6 macam,
yaitu: al-Qur’an, sunnah, qaul al-shahabat, masalih al-mursalah, ‘urf, dan
pemikiran hasil ijtihad intelektual muslim. Seluruh rangkaian dasar tersebut
secara hierarki menjadi acuan pelaksanaan sistem Pendidikan Islam.[4]
1.
Al-Qur’an, adalah kalam Allah SWT. Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam
bahasa Arab guna menjalankan jalan hidup yang membawa kemaslahatan bagi umat manusia
(rahmatan lil ‘alamin), baik di dunia maupun di akhirat.
2.
Sunnah, Keberadaan Sunnah Nabi tidak lain adalah sebagai penjelas dan penguat
hukum-hukum yang ada didalam Al Qur’an, sekaligus sebagai pedoman bagi
kemaslahatan hidup manusia dalam semua aspeknya.
3.
Qaul al-Shahabat (Kata-Kata Sahabat
Nabi SAW), Upaya sahabat Nabi SAW, dalam pendidikan Islam sangat menentukan bagi
perkembangan pemikiran pendidikan dewasa ini.
4. Masalih
al-Mursalah (Kemaslahatan Umat/Sosial), adalah menetapkan undang-undang peraturan
dan hukum tentang pendidikan dalam hal-hal yang samameskipun tidak disebutkan
dalam Nash, dengan pertimbangan kemaslahatan hidup bersama, dengan bersendikan
asas menarik kemaslahatan dan menolak kemudaratan. Para ahli berhak menentukan
undang-undang atau peraturan Pendidikan Islam sesuai dengan kondisi lingkungan
dimana ia berada.
5. ‘Urf (Tradisi atau Adat Kebiasan
Masyarakat),
masing-masing
masyarakat muslim memiliki corak tradisi unik yang berbeda antara masyarakat
satu dengan masyarakat lain. Sekalipun mereka memiliki kesamaan agama, namun
dalam hidup berbangsa dan bernegara akan membentuk ciri unik. Karena alasan
seperti ini, maka ada sebutan islam universal dan islam lokal.
6. Ijtihad (Hasil Pemikiran
Para Ahli dalam Islam), tidak berarti merombak tatanan yang lama secara
besar-besaran dan mencampakkan begitu saja apa yang selama ini dirintis,
melainkan memelihara tatanan lama yang baik dan mengambil tatanan baru yang
lebik baik.
C. Tujuan Pendidikan Islam
Hasil
rumusan seminar Pendidikan Islam sedunia pada tahun1990 di Islamabad menujukkan
makin kompleksnya tugas Ilmu Pendidikan Islam. Karena harus diarahkan kepada
tujuan yang komprehensif paripurna, sebagai berikut:
“Education aims at the balanced growth of total personality of man through
the training of man’s spirit, intellect, the rational self, feeling, and bodily
sense. Education should, therefore, cater for the growthof man in all its
aspect, spiritual, intellectual, imaginative, physical, scientific, linguistic,
both individually and collectively, and motivate all these aspects toward
goodness and attainment of perfection. The ultimate aim of education lies in
the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the
community and humanity at large.”
Rumusan
tersebut menujukkan bahwa Pendidikan Islam mempunyai cakupan yang sama luasnya
dengan pendidikan umum bahkan melebihinya. Karena Pendidikan Islam membina dan
mengembangkan pendidikan agama, dimana titik beratnya terletak pada
internalisasi nilai iman, islam, dan ihsan dalam pribadi manusia muslim yang
berilmu serta berpengetahuan luas.
Dengan
demikian, apa yang kita kenal dengan Pendidikan Agama Islam di negeri kita
merupakan bagian dari Pendidikan Islam. Tujuan utama dari Pendidikan Islam
ialah membina dan mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama
sekaligus mengajarkan ilmu agama islam. Sehingga ia mampu mengamalkan syariat
Islam secara benar sesuai pengetahuan agama.[5]
Hasil
Kongres sedunia ke 2 tentang Pendidikan Islam melalui seminar konsep dan
kurikululum Pendidikan Islam bahwa tujuan Pendidikan Islam untuk mencapai
keseimbangan pertumbuhan dari pribadi manusia secara menyeluruh melalui
latihan-latihan kejiwaan, akal pikiran, kecerdasan, perasaan, dan pancaindera.
Pendidikan Islam harus mengembangkan seluruh aspek kehidupan manusia seperti
spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, keilmiahan, bahasa, baik secara
individual maupun kelompok, serta mendorong aspek-aspek itu kearah kebaikan dan
pencapaian kesempurnaan hidup.[6]
D. Pengertian Problematika Pendidikan
Islam
Secara umum orang memahami masalah (problem)
sebagai kesenjangan antara kenyataan dan harapan.Bisa juga dikatakan sebagai
masalah yang dihadapi.Problematika pendidikan agama dalam pembahasan ini ialah
problematika pendidikan agama Islam.Problematika Pendidikan Islam di sekolah adalah masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan agama Islam dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi
seseorang menuju
terbentuknya kepribadian yang utama berdasarkan hukum-hukum islam.
Problematika
yang terjadi dalam dunia Pendidikan Islam dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal maksudnya adalah bahwa
problematika yang terjadi itu berasal atau muncul dari dalam lingkungan
pendidikan itu, misalnya mulai dari kurikulum yang digunakan, metode dan
strategi yan digunakan, kualitas Sumber Daya Manusia yang ada, biaya
pendidikan, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal maksudnya adalah bahwa
problematika yang terjadi berasal dari luar lingkungan pendidikan itu sendiri,
misalnya ilmu pengetahuan teknologi yang salah digunakan, tidak adanya hubungan
yang baik antara lembaga pendidikan dengan pemerintahan, dan lain-lain.[7]
E. Problematika Pendidikan Islam di SD
NEGERI 2 SELANEGARA
Pendidikan
Islam diakui keberadaannya dalam sistem pendidikan yang terbagi menjadi tiga
hal, yaitu Pendidikan Islam sebagai lembaga diakuinya keberadaan lembaga Pendidikan Islam secara eksplisit.Pendidikan
Islam sebagai mata pelajaran diakuinya pendidikan agama sebagai salah satu pelajaran yang wajib
diberikan pada tingkat dasar sampai perguruan tinggi.Pendidikan Islam sebagai
nilai (value) yakni ditemukannya nilai-nilai islami dalam sistem
pendidikan.Walaupun demikian, pendidikan islam tidak luput dari problematika
yang muncul selama ini.
Seperti
telah disampaikan sebelumnya bahwa fokus pembahasan yang akan diuraikan kali
ini yaitu problematika Pendidikan Islam yang terjadi di SD NEGERI 2 SELANEGARA.
Terdapat beberapa permasalahan-permasalahan yang muncul dalam Pendidikan Islam,
diantaranya yaitu:
1. Problematika dari Peserta Didik.Latarbelakang
keluarga setiap peserta didik tentu saja berasal dari latar belakang keluarga
yang berbeda-beda. Ada yang berasal dari keluarga dengan latar belakang
keagamaan yang baik dan ada juga yang berasal dari keluarga dengan latar
belakang keagamaan yang kurang baik. Dimana kedua latar belakang tersebut
menyebabkan adanya suatu perbedaan kemampuan atau kecerdasan masing-masing
peserta didik. Ada peserta didik yang sudah memiliki kemampuan lebih seperti sudah
bisa membaca Al-Qur’an, sudah hafal suratan pendek, dan lain-lain. Akan tetapi
disisi lain masih ada peserta didk yang belum bisa membaca Al-Qur’an, belum
mengetahui huruf hijaiyah, belum bisa menghafal suratan pendek, dan lain-lain. Melihat
hal tersebut, maka dalam proses pembelajaran atau penyampaian Pendidikan Islam itu
sendiri mengalami suatu permasalahan.
2. Problematika dari Pendidik. Diantara problem seorang pendidik
adalah keterbatasan kemampuan dalam menguasai materi yang akandiajarkan. Selain
keterbatasan kemampuan menguasai serta mendalami materi, pendidik juga hanya
menyampaikan teorinya saja dan tidak disertai dengan prakteknya ketika
pembelajaran berlangsung. Padahal untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran,
akan lebih baik jika penyampaian teori juga disertai dengan prakteknya. Dengan demikian
peserta didikakan semakin mudah dalam menerima materi yang disampaikan. Tidak
hanya itu saja, pendidik juga kurang mengetahui metode pembelajaran apa saja
yang dapat digunakan ketika proses pembelajaran berlangsung. Sehingga pendidik
kurang bervariasi dalam penggunaan metode pembelajaran yang biasanya hanya
itu-itu saja.
3. Problematika dari Kurikulum. Di
sekolah, kurikulum jam pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam seminggu hanya 3
jam. Tentu saja dengan diberikannya waktu tersebut sangatlah kurang. Banyaknya
materi pelajaran yang harus disampaikan tak sebanding dengan waktu yang
diberikan. Maka, terkadang seringkali jam pelajaran Pendidikan Agama Islam
sudah habis namun materi pelajaran belum bisa tersampaikan sepenuhnya, atau
bisa dikatakan belum tercapainya suatu tujuan pembelajaran.
4. Problematika dari Sumber Belajar. Sumber
belajar atau referensi buku pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah masih
kurang. Padahal sumber belajar tersebut sangatlah dibutuhkan, baik oleh
pendidik maupun peserta didiknya. Namun pada kenyataanya yang menjadi sumber
belajar itu sendiri justru kurang, sehingga memnghambat atau mempersulit dalam
berlangsungnya proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.
5.
Problematika
dari Sarana. Sarana Pendidikan Agama Islam adalah peralatan dan
perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam menunjang proses
pendidikan khususya proses belajar mengajar. Disini yang menjadi problematika
atau permasalahan adalah media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran
belum tersedia di sekolah, sehingga menjadi keterbatasan bagi seorang pendidik
dalam melaksanakan pembelajaran. Apabila Pendidikan Islam memanfaatkan dan
menggunakan sarana pendidikan, maka peserta didik akan memiliki pemahaman yang
bagus tentang materi yang diperoleh, dan juga diharapkan akan memiliki moral
yang baik.Sarana pendidikan Agama Islam diharapkan dapat memberikan kontribusi
secara optimal dan berarti pada jalanya proses Pendidikan Islam.
6.
Problematika
dari Lingkungan. Kondisi lingkungan mempengaruhi proses belajar dan hasil
belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan lingkungan
sosial. Lingkungan sosial mempuyai peran penting terhadap berhasil tidaknya
pendidikan agama karena perkembangan jiwa peserta didik sangat dipengaruhi oleh
keadaan lingkunganya. Lingkungan sosial sekitar sekolah yaitu seperti
masyarakat, tidak semua masyarakat sepaham atau tidak sepaham. Hal ini
dikarenakan adanya suatu perbedaan, misalnya perbedaan aliran antara yang
menganut NU dan yang menganut Muhammadiyah. Tentu saja sangat tidak dipungkiri
akan menimbulkan suatu permasalahan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di sekolah karena perbedaan paham tersebut. Selain lingkungan masyarakat,
lingkungan keluarga juga mempengaruhi proses belajar Pendidikan Agama Islam. Pada
intinya, lingkungan akan dapat menimbulkan pengaruh positif dan negatif
terhadap pertumbuhan jiwanya, dalam sikap maupun perasaan keagamaan.
F. Upaya Mengatasi Problematika Pendidikan
Islam di SD NEGERI 2 SELANEGARA
Untuk mengatasi problematika
pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SD NEGERI 2 SELANEGARA dapat diupayakan
beberapa solusi yang diharapkan mampu meyelesaikan permasalahan yang dihadapi
sebagaimana yang akan diuraikan sebagai berikut:
1. Upaya untuk Mengatasi Problematika
Peserta Didik dalam Pendidikan Islam. Untuk mengatasi problematika peserta
didik dalam pelaksanaan Pendidikan Islam di sekolah, salah satunya yaitu bisa dengan
carasetiap pendidik atau guru pelajaran Pendidikan Agama Islam melakukan
pendekatan terlebih dahulu kepada peserta didiknya. Pendekatan tersebut
dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan, kemampuan, dan pemahaman
peserta didik terhadap konsep Pendidikan Agama Islam itu sendiri. Setelah
pendidik melakukan pendekatan tersebut, maka pendidik dapat mengetahui sejauh
mana baik itu pengetahuan, kemampuan, dan pemahaman masing-masing peserta didik
terhadap Pendidikan Agama Islam. Barulah pendidik dapat memiliki acuan
tersendiri sebelum melakukan kegiatan belajar Pendidikan Agama Islam tersebut
agar semua peserta didik dapat memahami dan menerima materi yang disampaikan
serta tujuan dari suatu pembelajaran pun dapat tercapai.
2. Upaya untuk Mengatasi Problematika
Pendidik dalam Pendidikan Islam. Untuk mengatasi problematika
pendidik dalam pelaksanaan Pendidikan Islam, yaitu seorang pendidik harus dapat
meningkatkan kualitas pribadinya. Seorang pendidik harus menguasai materi
pelajaran yang akan disampaikan. Pendidik juga harus memiliki kekreatifan
tersendiri, harus mengetahui berbagai macam metode pembelajaran yang ada.
Bahkan tidak hanya mengetahui saja tetapi seorang pendidik harus dapat
menggunakan metode pembelajaran tersebut dengan baik dan benar agar proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam yang berlangsung menjadi jauh lebih baik dari
sebelumnya.
3.
Upaya untuk
Mengatasi Problematika Kurikulum dalam Pendidikan Islam. Dalam mengatasi problematika
kurikulum, maka pembuatan kurikulum haruslah memperhatikan kesesuaian kurikulum
dengan perkembangan zaman pada masa kini serta masa-masa yang akan datang,
sehingga peserta didik memiliki bekal dalam menghadapi kompetisi dalam
kehidupan nyata. Pembuatan kurukulum juga harus menyeimbangkan antara teoritis
dan praktis dalam keagamaan. Peserta didik harus dilatih bagaimana ia
mempraktikan teori yang ada dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik
mengerti bagaimana ia nantinya harus mempraktekkannya dalam kehidupan
bermasyarakat.
4.
Upaya untuk
Mengatasi Problematika Sumber Belajar dalam Pendidikan Islam. Dari pihak
sekolah seharusnya harus lebih memperhatikan lagi terhadap sumber buku atau
referensi. Apakah tersedia atau tidak suatu sumber belajar tersebut, jika
memang kurang memadai maka dapat diusahakan dengan membeli buku Pendidikan
Agama Islam. Karena sudah sepantasnya pihak sekolah menyediakan sumber belajar
yang memadai dan relevan bagi peserta didik maupun pendidik untuk mendukung
proses belajar mengajar.
5.
Upaya untuk
Mengatasi Problematika Sarana dalam Pendidikan Islam. Seperti
halnya dengan sumber belajar, sarana pembelajaran juga seharusnya sudah
disediakan dari pihak sekolah. Namun karena keterbatasan biaya dan sebagainya
tidak semua sekolah memiliki sarana yang menunjang. Untuk itu, sekolah yang
belum memiliki media dan alat peraga maka dapat diusahakan keberadaannya dengan
cara membeli atas pertimbangan kepentingan dan kebutuhan. Untuk media
pembelajaran bisa dibuat oleh pendidiknya sendiri, pendidik dapat menyesuaikan
media apa yang tepat digunakan untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
6.
Upaya untuk
Mengatasi Problematika Lingkungan dalam Pendidikan Islam. Upaya yang
dapat dilakukan yaitu dengan mewujudkan lingkungan masyarakat yang agamis,
tidak hanya lingkungan masyarakat saja tetapi juga lingkungan keluarga.
Meningkatkan rasa saling menghormati dan toleransi antar anggota masyarakat
agar tidak terjadi selisih paham yang berlebihan. Sehingga dalam proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam akan semakin mudah diterima.
G. Problematika Pendidikan Islam di TPQ
NURUL ISLAM SELANEGARA
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA/TPQ)
adalah unit pendidikan non-formal jenis keagamaan berbasis komunitas muslim
yang menjadikan al-Qur’an sebagai materi utamanya, dan diselenggarakan dalam
suasana yang indah, bersih, rapi, nyaman dan menyenangkan. Namun, pada
prosesnya terdapat problematika atau permasalahan Pendidikan Islam yang muncul tepatnya di TPQ NURUL ISLAM
SELANEGARA yaitu sebagai berikut:
1. Problematika dari Sarana dan
Prasarana.Sarana dan prasarana yang ada masih kurang memadai.
Seperti gedung,
ruang kelas, meja, kursi serta peralatan dan media pengajaran yang lain masih
kurang ketersediannya. Selama ini proses pembelajaran hanya menggunakan gedung
dan ruang seadanya. Meja dan kursi yang tersedia juga masih kurang. Peralatan
dan media yang digunakan masih terbatas hanya papan tulis dan spidol. Banyaknya
jumlah pesertaTPQ tidak sebanding dengan sarana dan prasarana yang tersedia.
2. Problematika dari Sumber Belajar. Masih
kurangnya sumber belajar yang tersedia, seperti buku-buku bacaan Pendidikan
Islam, buku-buku materi Pendidikan Islam, dan buku-buku lainnya yang dapat
menunjang proses pengajaran. Buku referensi atau buku pedoman juga masih kurang
tersedia.
3. Problematika dari Pengajar. Kurangnya
tenaga pengajar (Ustadz/Ustadzah). Padahal antusius peserta
dalam mengikuti TPQ sudah sangat bagus, namun dari segi pendidik atau pengajar
masih kurang.
4. Problematika dari Metode
Pembelajaran.Seorang pengajar (Ustadz/Ustadzah)
dalam menyampaikan materi menggunakan metode yang biasa-biasa saja. Kurangnya
variasi dalam menyampaian materi, kebanyakan pengajar menggunakan metode
ceramah. Pengajar belum mengetahui banyak tentang metode pembelajaran apa saja
yang dapat digunakan untuk menyampaikan suatu materi Pendidikan Islam.
H. Upaya Mengatasi Problematika
Pendidikan Islam di TPQ NURUL ISLAM SELANEGARA
Untuk
mengatasi problematika pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di TPQ NURUL ISLAM SELANEGARA
dapat diupayakan beberapa solusi yang diharapkan mampu meyelesaikan
permasalahan yang dihadapi sebagaimana yang disebutkan dibawah ini:
1.
Upaya untuk Mengatasi Problematika
Sarana dan Prasarana. Agar pendidikan Islam tersampaikan dengan baik maka harus
ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Dari pihak pengelola TPQ
diharapkan dapat mengusahakan untuk dapat menyediakan sarana dan prasarana
sebagai penunjang kegiatan. Seperti ruangan, meja, kursi, papan tulis, dan lain
sebagainya harus disediakan sesuai dengan banyaknya kebutuhan. Kemudian, media
dan alat peraga juga harus disediakan. Karena media dan alat peraga merupakan salah
satu komponen penting dalam menunjang ketercapaian suatu pembelajaran. Dengan
adanya media dan alat peraga yang memadai maka pengajar pun akan semakin mudah
dan terbantu dalam menyampaikan materi Pendidikan Islam, sedangkan bagi peserta
yang mengikuti TPQ juga akan semakin tertarik dalam pembelajaran dan
meningkatkan motivasi peserta dalam belajar sehingga memudahkan peserta dalam
menerima materi Pendidikan Islam.
2.
Upaya untuk Mengatasi Problematika
Sumber Belajar.
Sumber belajar hendaknya disediakan dari pihak pengelola atau pengurus TPQ.
Pihak pengelola atau pengurus TPQ harus lebih memperhatikan lagi terkait dengan
sumber belajar yang ada. Dari pihak pengelola atau pengurus TPQ setidaknya
harus dapat menyediakan buku-buku yang khusunya terkait dengan Pendidikan
Islam. Karena sumber belajar tersebut sangatlah dibutuhkan, baik oleh pengajar
maupun pesertanya.
3.
Upaya untuk Mengatasi Problematika
Kurangnya Pengajar. Melihat banyaknya peserta yang sangat antusius dalam
mengikuti TPQ, hendaknya pengelola atau pengurus TPQ harus mempersiapkan
tambahan tenaga pengajar (Ustadz/Ustadzah).Salah
satu cara untuk menambah pengajar yaitu dengan mencarikan ustadz atau uztadzah
yang bersedia mengajar di TPQ tersebut.
4.
Upaya untuk Mengatasi Problematika
Metode Pembelajaran. Sebagai pengajar (Ustadz/Ustadzah)
tentu harus dapat mengetahui dan menguasi metode pembelajaran yang ada. Agar
nantinya ketika proses pengajaran berlangsung menjadi lebih bervariasi dan
dapat meningkatkan motivasi peserta dalam belajar Pendidikan Islam. Pengajar
harus memahami dan dapat mempraktekan metode pembelajaran yang tepat dilakukan
untuk pembelajaran Pendidikan Islam di TPQ.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pendidikan Islam yaitu untuk
membentuk manusia sempurna atau yang biasa disebut dengan insan kamil, dengan
ciri-ciri yang diungkapkan sebagai penaka (seakan-akan) Tuhan, dan khalifah
Allah di muka bumi.
2.
Dasar Pendidikan Islam menurut Sa’id
Ismail Ali terdiri atas 6 macam, yaitu: al-Qur’an, sunnah, qaul al-shahabat,
masalih al-mursalah, ‘urf, dan pemikiran hasil ijtihad intelektual muslim.
3.
Tujuan utama dari Pendidikan Islam
ialah membina dan mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama
sekaligus mengajarkan ilmu agama islam. Sehingga ia mampu mengamalkan syariat
Islam secara benar sesuai pengetahuan agama.
4.
Problematika yang
terjadi dalam dunia Pendidikan Islam dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
5.
Problematika Pendidikan Islam yang
terjadi di SD NEGERI 2 SELANEGARA yaitu meliputi problem dari peserta didik,
problem dari pendidik, problem dari kurikulum, problem dari sumber belajar,
problem dari sarana, dan problem dari lingkungan.
6.
Problematika Pendidikan Islam yang
terjadi di TPQ NURUL ISLAM SELANEGARA yaitu meliputi problem sarana dan
prasarana, problem dari sumber belajar, problem kurangnya tenaga pengajar, dan
problem metode pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Rasyidin, Dkk.2005. Filsafat Pendidikan Islam. Ciputat: PT
Ciputat Press.
Arifin. 1993. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum). Jakarata: Bumi Aksara.
Arifin, Muzayyin. 2008.
Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: PT
LKis Printing Cemerlang
Sutrisno. 2011. Pembaruan dan Pengembangan Pendidikan Islam.
Yogyakarta: CV Diandra Primamitra Media.
[1]Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: PT
LKiS Cemerlang, 2009), hlm. 13.
[2]Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 5.
[3]Sutrisno, Pembaruan dan Pengembangan Pendidikan Islam,
(Yogyakarta: CV Diandra Primamitra Media, 2011), hlm. 6.
[4]Al-Rasyidin dan Samsul
Nizar, Filsafat Pendidikan Islam,
(Ciputat: PT Ciputat Press, 2005), hlm. 34.
[5] Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 6.
[6]Sutrisno, Pembaruan dan Pengembangan Pendidikan Islam,
(Yogyakarta: CV Diandra Primamitra Media, 2011), hlm. 6.
[7]Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakart
: Bumi Aksara, 1993), hlm. 8-11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar