Minggu, 07 Mei 2017

1423305194

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM DI LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL DAN NON FORMAL
(SD NEGERI 2 SELANEGARA DAN TPQ NURUL ISLAM SELANEGARA)

MAKALAH
Disusun Guna untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Kapita Selekta Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Rahman Afandi, S. Ag. M, Si.


Disusun Oleh:
HENI PURWATI (1423305194)
6 PGMI E


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Peran pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia. Dengan kata lainkebutuhan manusia terhadap pendidikan bersifat mutlak baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, serta bangsa dan negara.Jika sistem  pendidikannya berfungsi secara optimal maka akan tercapai kemajuan yang dicita-citakan, sebaliknya bila proses pendidikan yang dijalankan tidak berjalan secara baik maka tidak dapat mencapai kemajuan yang dicita-citakan. Meskipun terdapat banyak kritik dari berbagai kalangan terhadap pendidikan atau tepatnya terhadap praktek pendidikan, namun hampir semua pihak sepakat bahwa nasib suatu komunitas atau suatu bangsa di masa depan sangat bergantung pada kontribusipendidikan.
Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Namun didalam dunia pendidikan sendiri banyak masalah-masalah pendidikan yang dihadapi.
Makalah ini akan mengidentifikasipermasalahan-permasalahan Pendidikan Islam. Perlu pula dikemukakan bahwa permasalahan Pendidikan Islam yang diuraikan dalam makalah ini mencakup permasalahan yang terjadi di lembaga-lembaga pendidikan formal dan non formal, khususnya di SD NEGERI 2 SELANGARA dan TPQ NURUL ISLAM SELANEGARA.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Pendidikan Islam?
2.      Apa saja dasar-dasar Pendidikan Islam?
3.      Apa tujuan Pendidikan Islam?
4.      Apa pengertian problematika Pendidikan Islam?
5.      Apa saja problematika Pendidikan Islam di SD NEGERI 2 SELANEGARA?
6.      Bagaimana upaya mengatasi problematika Pendidikan Islam di SD NEGERI 2 SELANEGARA?
7.      Apa saja problematika Pendidikan Islam di TPQ NURUL ISLAM SELANEGARA?
8.      Bagaimana upaya mengatasi problematika Pendidikan Islam di TPQ NURUL ISLAM SELANEGARA?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan merupakan bagian dari suatu pengajaran. Pengajaran berasal dari kata belajar yang merupakan bagian dari suatu proses pendidikan yang mencakup totalitas keunggulan manusia sebagai hamba dan pemakmur alam agar senantiasa bersahabat dan selalu memberikan kemanfaatan bagi umat manusia.[1]
Pakar Pendidikan Islam DR. Muhammad S. A. Ibrahimy (Bangladesh) mengungkapkan pengertian pendidikan islam yang berjangkauan luas, sebagai berikut:
“Islamic education in true sense of the term, is a system of education which enables a man to lead his life according to the Islamic ideology, so that he may easily mould his life in accordance with tenets of Islam. And thus peace and prosperity may prevail in his own life as well as in the whole world. These Islamic scheme of education is, of necessity an all embracing system, for Islam encomphasses the entire gamut of moslem’s life. It can justly be said that all branches of learning which are not Islamic are included in the Islamic education. The scope of Islamic education has been changing at different times. In view of the demands of the age and the development of science and technology, its scope has also widened.”
Napas keislaman dalam pribadi seorang muslim merupakan elane vitale yang menggerakkan perilaku yang diperkokoh dengan ilmu pengetahuan yang luas, sehingga ia mampu memberikan jawaban yang tepat dan berguna terhadap tantangan perkembangan ilmu dan teknologi. Karena itu Pendidikan Islam memiliki ruang lingkup yang berubah-ubah menurut waktu yang berbeda-beda. Ia bersikap lentur terhadap perkembangan kebutuhan umat manusia dari waktu ke waktu.[2]
Muhammad Iqbal menekankan Pendidikan Islam untuk membentuk manusia sempurna atau yang biasa disebut dengan insan kamil, dengan ciri-ciri yang diungkapkan sebagai penaka (seakan-akan) Tuhan, dan khalifah Allah di muka bumi.[3]

B.     Dasar-Dasar Pendidikan Islam
Secara lebih luas, dasar Pendidikan Islam menurut Sa’id Ismail Ali terdiri atas 6 macam, yaitu: al-Qur’an, sunnah, qaul al-shahabat, masalih al-mursalah, ‘urf, dan pemikiran hasil ijtihad intelektual muslim. Seluruh rangkaian dasar tersebut secara hierarki menjadi acuan pelaksanaan sistem Pendidikan Islam.[4]
1.      Al-Qur’an, adalah kalam Allah SWT. Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab guna menjalankan jalan hidup yang membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmatan lil ‘alamin), baik di dunia maupun di akhirat.
2.      Sunnah, Keberadaan Sunnah Nabi tidak lain adalah sebagai penjelas dan penguat hukum-hukum yang ada didalam Al Qur’an, sekaligus sebagai pedoman bagi kemaslahatan hidup manusia dalam semua aspeknya.
3.      Qaul al-Shahabat (Kata-Kata Sahabat Nabi SAW), Upaya sahabat Nabi SAW, dalam pendidikan Islam sangat menentukan bagi perkembangan pemikiran pendidikan dewasa ini.
4.      Masalih al-Mursalah (Kemaslahatan Umat/Sosial), adalah menetapkan undang-undang peraturan dan hukum tentang pendidikan dalam hal-hal yang samameskipun tidak disebutkan dalam Nash, dengan pertimbangan kemaslahatan hidup bersama, dengan bersendikan asas menarik kemaslahatan dan menolak kemudaratan. Para ahli berhak menentukan undang-undang atau peraturan Pendidikan Islam sesuai dengan kondisi lingkungan dimana ia berada.
5.      ‘Urf (Tradisi atau Adat Kebiasan Masyarakat), masing-masing masyarakat muslim memiliki corak tradisi unik yang berbeda antara masyarakat satu dengan masyarakat lain. Sekalipun mereka memiliki kesamaan agama, namun dalam hidup berbangsa dan bernegara akan membentuk ciri unik. Karena alasan seperti ini, maka ada sebutan islam universal dan islam lokal.
6.      Ijtihad (Hasil Pemikiran Para Ahli dalam Islam), tidak berarti merombak tatanan yang lama secara besar-besaran dan mencampakkan begitu saja apa yang selama ini dirintis, melainkan memelihara tatanan lama yang baik dan mengambil tatanan baru yang lebik baik.

C.    Tujuan Pendidikan Islam
Hasil rumusan seminar Pendidikan Islam sedunia pada tahun1990 di Islamabad menujukkan makin kompleksnya tugas Ilmu Pendidikan Islam. Karena harus diarahkan kepada tujuan yang komprehensif paripurna, sebagai berikut:
“Education aims at the balanced growth of total personality of man through the training of man’s spirit, intellect, the rational self, feeling, and bodily sense. Education should, therefore, cater for the growthof man in all its aspect, spiritual, intellectual, imaginative, physical, scientific, linguistic, both individually and collectively, and motivate all these aspects toward goodness and attainment of perfection. The ultimate aim of education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the community and humanity at large.”
Rumusan tersebut menujukkan bahwa Pendidikan Islam mempunyai cakupan yang sama luasnya dengan pendidikan umum bahkan melebihinya. Karena Pendidikan Islam membina dan mengembangkan pendidikan agama, dimana titik beratnya terletak pada internalisasi nilai iman, islam, dan ihsan dalam pribadi manusia muslim yang berilmu serta berpengetahuan luas.
Dengan demikian, apa yang kita kenal dengan Pendidikan Agama Islam di negeri kita merupakan bagian dari Pendidikan Islam. Tujuan utama dari Pendidikan Islam ialah membina dan mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama sekaligus mengajarkan ilmu agama islam. Sehingga ia mampu mengamalkan syariat Islam secara benar sesuai pengetahuan agama.[5]
Hasil Kongres sedunia ke 2 tentang Pendidikan Islam melalui seminar konsep dan kurikululum Pendidikan Islam bahwa tujuan Pendidikan Islam untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan dari pribadi manusia secara menyeluruh melalui latihan-latihan kejiwaan, akal pikiran, kecerdasan, perasaan, dan pancaindera. Pendidikan Islam harus mengembangkan seluruh aspek kehidupan manusia seperti spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, keilmiahan, bahasa, baik secara individual maupun kelompok, serta mendorong aspek-aspek itu kearah kebaikan dan pencapaian kesempurnaan hidup.[6]

D.    Pengertian Problematika Pendidikan Islam
Secara umum orang memahami masalah (problem) sebagai kesenjangan antara kenyataan dan harapan.Bisa juga dikatakan sebagai masalah yang dihadapi.Problematika pendidikan agama dalam pembahasan ini ialah problematika pendidikan agama Islam.Problematika Pendidikan Islam di sekolah adalah masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan agama Islam dalam suasana dan proses pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang menuju terbentuknya kepribadian yang utama berdasarkan hukum-hukum islam.
Problematika yang terjadi dalam dunia Pendidikan Islam dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal maksudnya adalah bahwa problematika yang terjadi itu berasal atau muncul dari dalam lingkungan pendidikan itu, misalnya mulai dari kurikulum yang digunakan, metode dan strategi yan digunakan, kualitas Sumber Daya Manusia yang ada, biaya pendidikan, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal maksudnya adalah bahwa problematika yang terjadi berasal dari luar lingkungan pendidikan itu sendiri, misalnya ilmu pengetahuan teknologi yang salah digunakan, tidak adanya hubungan yang baik antara lembaga pendidikan dengan pemerintahan, dan lain-lain.[7]

E.     Problematika Pendidikan Islam di SD NEGERI 2 SELANEGARA
Pendidikan Islam diakui keberadaannya dalam sistem pendidikan yang terbagi menjadi tiga hal, yaitu Pendidikan Islam sebagai lembaga diakuinya keberadaan lembaga Pendidikan Islam secara eksplisit.Pendidikan Islam sebagai mata pelajaran diakuinya pendidikan agama sebagai salah satu pelajaran yang wajib diberikan pada tingkat dasar sampai perguruan tinggi.Pendidikan Islam sebagai nilai (value) yakni ditemukannya nilai-nilai islami dalam sistem pendidikan.Walaupun demikian, pendidikan islam tidak luput dari problematika yang muncul selama ini.
Seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa fokus pembahasan yang akan diuraikan kali ini yaitu problematika Pendidikan Islam yang terjadi di SD NEGERI 2 SELANEGARA. Terdapat beberapa permasalahan-permasalahan yang muncul dalam Pendidikan Islam, diantaranya yaitu:
1.      Problematika dari Peserta Didik.Latarbelakang keluarga setiap peserta didik tentu saja berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Ada yang berasal dari keluarga dengan latar belakang keagamaan yang baik dan ada juga yang berasal dari keluarga dengan latar belakang keagamaan yang kurang baik. Dimana kedua latar belakang tersebut menyebabkan adanya suatu perbedaan kemampuan atau kecerdasan masing-masing peserta didik. Ada peserta didik yang sudah memiliki kemampuan lebih seperti sudah bisa membaca Al-Qur’an, sudah hafal suratan pendek, dan lain-lain. Akan tetapi disisi lain masih ada peserta didk yang belum bisa membaca Al-Qur’an, belum mengetahui huruf hijaiyah, belum bisa menghafal suratan pendek, dan lain-lain. Melihat hal tersebut, maka dalam proses pembelajaran atau penyampaian Pendidikan Islam itu sendiri mengalami suatu permasalahan.
2.      Problematika dari Pendidik. Diantara problem seorang pendidik adalah keterbatasan kemampuan dalam menguasai materi yang akandiajarkan. Selain keterbatasan kemampuan menguasai serta mendalami materi, pendidik juga hanya menyampaikan teorinya saja dan tidak disertai dengan prakteknya ketika pembelajaran berlangsung. Padahal untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, akan lebih baik jika penyampaian teori juga disertai dengan prakteknya. Dengan demikian peserta didikakan semakin mudah dalam menerima materi yang disampaikan. Tidak hanya itu saja, pendidik juga kurang mengetahui metode pembelajaran apa saja yang dapat digunakan ketika proses pembelajaran berlangsung. Sehingga pendidik kurang bervariasi dalam penggunaan metode pembelajaran yang biasanya hanya itu-itu saja.
3.      Problematika dari Kurikulum. Di sekolah, kurikulum jam pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam seminggu hanya 3 jam. Tentu saja dengan diberikannya waktu tersebut sangatlah kurang. Banyaknya materi pelajaran yang harus disampaikan tak sebanding dengan waktu yang diberikan. Maka, terkadang seringkali jam pelajaran Pendidikan Agama Islam sudah habis namun materi pelajaran belum bisa tersampaikan sepenuhnya, atau bisa dikatakan belum tercapainya suatu tujuan pembelajaran.
4.      Problematika dari Sumber Belajar. Sumber belajar atau referensi buku pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah masih kurang. Padahal sumber belajar tersebut sangatlah dibutuhkan, baik oleh pendidik maupun peserta didiknya. Namun pada kenyataanya yang menjadi sumber belajar itu sendiri justru kurang, sehingga memnghambat atau mempersulit dalam berlangsungnya proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.
5.      Problematika dari Sarana. Sarana Pendidikan Agama Islam adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam menunjang proses pendidikan khususya proses belajar mengajar. Disini yang menjadi problematika atau permasalahan adalah media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran belum tersedia di sekolah, sehingga menjadi keterbatasan bagi seorang pendidik dalam melaksanakan pembelajaran. Apabila Pendidikan Islam memanfaatkan dan menggunakan sarana pendidikan, maka peserta didik akan memiliki pemahaman yang bagus tentang materi yang diperoleh, dan juga diharapkan akan memiliki moral yang baik.Sarana pendidikan Agama Islam diharapkan dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalanya proses Pendidikan Islam.
6.      Problematika dari Lingkungan. Kondisi lingkungan mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan lingkungan sosial. Lingkungan sosial mempuyai peran penting terhadap berhasil tidaknya pendidikan agama karena perkembangan jiwa peserta didik sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkunganya. Lingkungan sosial sekitar sekolah yaitu seperti masyarakat, tidak semua masyarakat sepaham atau tidak sepaham. Hal ini dikarenakan adanya suatu perbedaan, misalnya perbedaan aliran antara yang menganut NU dan yang menganut Muhammadiyah. Tentu saja sangat tidak dipungkiri akan menimbulkan suatu permasalahan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah karena perbedaan paham tersebut. Selain lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga juga mempengaruhi proses belajar Pendidikan Agama Islam. Pada intinya, lingkungan akan dapat menimbulkan pengaruh positif dan negatif terhadap pertumbuhan jiwanya, dalam sikap maupun perasaan keagamaan.

F.     Upaya Mengatasi Problematika Pendidikan Islam di SD NEGERI 2 SELANEGARA
Untuk mengatasi problematika pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SD NEGERI 2 SELANEGARA dapat diupayakan beberapa solusi yang diharapkan mampu meyelesaikan permasalahan yang dihadapi sebagaimana yang akan diuraikan sebagai berikut:
1.      Upaya untuk Mengatasi Problematika Peserta Didik dalam Pendidikan Islam. Untuk mengatasi problematika peserta didik dalam pelaksanaan Pendidikan Islam di sekolah, salah satunya yaitu bisa dengan carasetiap pendidik atau guru pelajaran Pendidikan Agama Islam melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada peserta didiknya. Pendekatan tersebut dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan, kemampuan, dan pemahaman peserta didik terhadap konsep Pendidikan Agama Islam itu sendiri. Setelah pendidik melakukan pendekatan tersebut, maka pendidik dapat mengetahui sejauh mana baik itu pengetahuan, kemampuan, dan pemahaman masing-masing peserta didik terhadap Pendidikan Agama Islam. Barulah pendidik dapat memiliki acuan tersendiri sebelum melakukan kegiatan belajar Pendidikan Agama Islam tersebut agar semua peserta didik dapat memahami dan menerima materi yang disampaikan serta tujuan dari suatu pembelajaran pun dapat tercapai.
2.      Upaya untuk Mengatasi Problematika Pendidik dalam Pendidikan Islam. Untuk mengatasi problematika pendidik dalam pelaksanaan Pendidikan Islam, yaitu seorang pendidik harus dapat meningkatkan kualitas pribadinya. Seorang pendidik harus menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan. Pendidik juga harus memiliki kekreatifan tersendiri, harus mengetahui berbagai macam metode pembelajaran yang ada. Bahkan tidak hanya mengetahui saja tetapi seorang pendidik harus dapat menggunakan metode pembelajaran tersebut dengan baik dan benar agar proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang berlangsung menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.
3.      Upaya untuk Mengatasi Problematika Kurikulum dalam Pendidikan Islam. Dalam mengatasi problematika kurikulum, maka pembuatan kurikulum haruslah memperhatikan kesesuaian kurikulum dengan perkembangan zaman pada masa kini serta masa-masa yang akan datang, sehingga peserta didik memiliki bekal dalam menghadapi kompetisi dalam kehidupan nyata. Pembuatan kurukulum juga harus menyeimbangkan antara teoritis dan praktis dalam keagamaan. Peserta didik harus dilatih bagaimana ia mempraktikan teori yang ada dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik mengerti bagaimana ia nantinya harus mempraktekkannya dalam kehidupan bermasyarakat.
4.      Upaya untuk Mengatasi Problematika Sumber Belajar dalam Pendidikan Islam. Dari pihak sekolah seharusnya harus lebih memperhatikan lagi terhadap sumber buku atau referensi. Apakah tersedia atau tidak suatu sumber belajar tersebut, jika memang kurang memadai maka dapat diusahakan dengan membeli buku Pendidikan Agama Islam. Karena sudah sepantasnya pihak sekolah menyediakan sumber belajar yang memadai dan relevan bagi peserta didik maupun pendidik untuk mendukung proses belajar mengajar.
5.      Upaya untuk Mengatasi Problematika Sarana dalam Pendidikan Islam. Seperti halnya dengan sumber belajar, sarana pembelajaran juga seharusnya sudah disediakan dari pihak sekolah. Namun karena keterbatasan biaya dan sebagainya tidak semua sekolah memiliki sarana yang menunjang. Untuk itu, sekolah yang belum memiliki media dan alat peraga maka dapat diusahakan keberadaannya dengan cara membeli atas pertimbangan kepentingan dan kebutuhan. Untuk media pembelajaran bisa dibuat oleh pendidiknya sendiri, pendidik dapat menyesuaikan media apa yang tepat digunakan untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
6.      Upaya untuk Mengatasi Problematika Lingkungan dalam Pendidikan Islam. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan mewujudkan lingkungan masyarakat yang agamis, tidak hanya lingkungan masyarakat saja tetapi juga lingkungan keluarga. Meningkatkan rasa saling menghormati dan toleransi antar anggota masyarakat agar tidak terjadi selisih paham yang berlebihan. Sehingga dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam akan semakin mudah diterima.

G.    Problematika Pendidikan Islam di TPQ NURUL ISLAM SELANEGARA
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA/TPQ) adalah unit pendidikan non-formal jenis keagamaan berbasis komunitas muslim yang menjadikan al-Qur’an sebagai materi utamanya, dan diselenggarakan dalam suasana yang indah, bersih, rapi, nyaman dan menyenangkan. Namun, pada prosesnya terdapat problematika atau permasalahan Pendidikan Islam  yang muncul tepatnya di TPQ NURUL ISLAM SELANEGARA yaitu sebagai berikut:
1.      Problematika dari Sarana dan Prasarana.Sarana dan prasarana yang ada masih kurang memadai. Seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi serta peralatan dan media pengajaran yang lain masih kurang ketersediannya. Selama ini proses pembelajaran hanya menggunakan gedung dan ruang seadanya. Meja dan kursi yang tersedia juga masih kurang. Peralatan dan media yang digunakan masih terbatas hanya papan tulis dan spidol. Banyaknya jumlah pesertaTPQ tidak sebanding dengan sarana dan prasarana yang tersedia.
2.      Problematika dari Sumber Belajar. Masih kurangnya sumber belajar yang tersedia, seperti buku-buku bacaan Pendidikan Islam, buku-buku materi Pendidikan Islam, dan buku-buku lainnya yang dapat menunjang proses pengajaran. Buku referensi atau buku pedoman juga masih kurang tersedia.
3.      Problematika dari Pengajar. Kurangnya tenaga pengajar (Ustadz/Ustadzah). Padahal antusius peserta dalam mengikuti TPQ sudah sangat bagus, namun dari segi pendidik atau pengajar masih kurang.
4.      Problematika dari Metode Pembelajaran.Seorang pengajar (Ustadz/Ustadzah) dalam menyampaikan materi menggunakan metode yang biasa-biasa saja. Kurangnya variasi dalam menyampaian materi, kebanyakan pengajar menggunakan metode ceramah. Pengajar belum mengetahui banyak tentang metode pembelajaran apa saja yang dapat digunakan untuk menyampaikan suatu materi Pendidikan Islam.


H.    Upaya Mengatasi Problematika Pendidikan Islam di TPQ NURUL ISLAM SELANEGARA
Untuk mengatasi problematika pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di TPQ NURUL ISLAM SELANEGARA dapat diupayakan beberapa solusi yang diharapkan mampu meyelesaikan permasalahan yang dihadapi sebagaimana yang disebutkan dibawah ini:
1.      Upaya untuk Mengatasi Problematika Sarana dan Prasarana. Agar pendidikan Islam tersampaikan dengan baik maka harus ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Dari pihak pengelola TPQ diharapkan dapat mengusahakan untuk dapat menyediakan sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan. Seperti ruangan, meja, kursi, papan tulis, dan lain sebagainya harus disediakan sesuai dengan banyaknya kebutuhan. Kemudian, media dan alat peraga juga harus disediakan. Karena media dan alat peraga merupakan salah satu komponen penting dalam menunjang ketercapaian suatu pembelajaran. Dengan adanya media dan alat peraga yang memadai maka pengajar pun akan semakin mudah dan terbantu dalam menyampaikan materi Pendidikan Islam, sedangkan bagi peserta yang mengikuti TPQ juga akan semakin tertarik dalam pembelajaran dan meningkatkan motivasi peserta dalam belajar sehingga memudahkan peserta dalam menerima materi Pendidikan Islam.
2.      Upaya untuk Mengatasi Problematika Sumber Belajar. Sumber belajar hendaknya disediakan dari pihak pengelola atau pengurus TPQ. Pihak pengelola atau pengurus TPQ harus lebih memperhatikan lagi terkait dengan sumber belajar yang ada. Dari pihak pengelola atau pengurus TPQ setidaknya harus dapat menyediakan buku-buku yang khusunya terkait dengan Pendidikan Islam. Karena sumber belajar tersebut sangatlah dibutuhkan, baik oleh pengajar maupun pesertanya.
3.      Upaya untuk Mengatasi Problematika Kurangnya Pengajar. Melihat banyaknya peserta yang sangat antusius dalam mengikuti TPQ, hendaknya pengelola atau pengurus TPQ harus mempersiapkan tambahan tenaga pengajar (Ustadz/Ustadzah).Salah satu cara untuk menambah pengajar yaitu dengan mencarikan ustadz atau uztadzah yang bersedia mengajar di TPQ tersebut.
4.      Upaya untuk Mengatasi Problematika Metode Pembelajaran. Sebagai pengajar (Ustadz/Ustadzah) tentu harus dapat mengetahui dan menguasi metode pembelajaran yang ada. Agar nantinya ketika proses pengajaran berlangsung menjadi lebih bervariasi dan dapat meningkatkan motivasi peserta dalam belajar Pendidikan Islam. Pengajar harus memahami dan dapat mempraktekan metode pembelajaran yang tepat dilakukan untuk pembelajaran Pendidikan Islam di TPQ.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Pendidikan Islam yaitu untuk membentuk manusia sempurna atau yang biasa disebut dengan insan kamil, dengan ciri-ciri yang diungkapkan sebagai penaka (seakan-akan) Tuhan, dan khalifah Allah di muka bumi.
2.      Dasar Pendidikan Islam menurut Sa’id Ismail Ali terdiri atas 6 macam, yaitu: al-Qur’an, sunnah, qaul al-shahabat, masalih al-mursalah, ‘urf, dan pemikiran hasil ijtihad intelektual muslim.
3.      Tujuan utama dari Pendidikan Islam ialah membina dan mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama sekaligus mengajarkan ilmu agama islam. Sehingga ia mampu mengamalkan syariat Islam secara benar sesuai pengetahuan agama.
4.      Problematika yang terjadi dalam dunia Pendidikan Islam dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
5.      Problematika Pendidikan Islam yang terjadi di SD NEGERI 2 SELANEGARA yaitu meliputi problem dari peserta didik, problem dari pendidik, problem dari kurikulum, problem dari sumber belajar, problem dari sarana, dan problem dari lingkungan.
6.      Problematika Pendidikan Islam yang terjadi di TPQ NURUL ISLAM SELANEGARA yaitu meliputi problem sarana dan prasarana, problem dari sumber belajar, problem kurangnya tenaga pengajar, dan problem metode pembelajaran.



DAFTAR PUSTAKA

Al-Rasyidin, Dkk.2005. Filsafat Pendidikan Islam. Ciputat: PT Ciputat Press.
Arifin. 1993. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum). Jakarata: Bumi Aksara.
Arifin, Muzayyin. 2008. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: PT LKis Printing Cemerlang
Sutrisno. 2011. Pembaruan dan Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: CV Diandra Primamitra Media.



[1]Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: PT LKiS Cemerlang, 2009), hlm. 13.
[2]Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 5.
[3]Sutrisno, Pembaruan dan Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: CV Diandra Primamitra Media, 2011), hlm. 6.
[4]Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Ciputat: PT Ciputat Press, 2005), hlm. 34.
[5] Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 6.
[6]Sutrisno, Pembaruan dan Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: CV Diandra Primamitra Media, 2011), hlm. 6.
[7]Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakart : Bumi Aksara, 1993), hlm. 8-11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar