LAPORAN OBSERVASI
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM PADA
PENDIDIKAN ISLAM FORMAL DAN NON FORMAL
(Studi Kasus di MI Diponegoro dan TPQ Nurul Hidayah)
Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi TugasIndividu Mata
Kuliah: Kapita Selekta Pendidikan Islam
Dosen Pengampu:Rahman Afandi, M.Si.
oleh:
Muhamad Iqbal(1423305203)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2017
A. PENDAHULUAN
Keberhasilan
pendidikan bukan hanya dapat diukur dari keunggulan ranah kognitif dan
mengabaikan terhadap ranah afektif dan pskimotor. Dalam konteks pendidikan
Islam, kelemahan tersebut rupanya bersifat menyeluruh, bukan hanya dialami oleh
satu materi tertentu, tetapi dialami seluruh materi. Berkaitan dengan kenyataan
ini mengilustrasikan bahwa ada sejumlah peserta didik yang suka hidup mewah dan
boros di sekolah, bukankah itu menunjukkan kegagalan dari pendidik dalam
mengajarkan nilai-nilai Islam. Ada juga peserta didik yang kurang sopan dalam
berbicara dengan orang yang lebih tua, bukankah itu merupakan kegagalan dari
pendidik juga. Akan tetapi kegagalan ini tidak serta merta ada pada diri pendidik.
Tetapi juga karena faktor yang lainnya.
Dalam
agama Islam menuntut ilmu pengetahuan merupakan suatu kewajiban bagipemeluknya baik lelaki
atau perempuan dimanapun dan kapanpun mulai dari lahir sampai mati, baik ilmu
yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Seperti yang telah disabdakan oleh Nabi
Muhammad SAW: “Barangsiapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan
dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya; dan barangsiapa yang ingin (selamat dan
berbahagia) diakhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan wajiblah ia
memiliki ilmu kedua-duanya pula” (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh
sebab itu, dalam laporan ini akan ada pembahasan mengenai pendidikan Islam di
lembaga pendidikan Formal dan Non Formal
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian
Pendidikan Islam
Pendidikan
adalah merupakan suatu bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada terdidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju kepribadian yang lebih
baik, yang pada hakikatnya mengarah pada pembentukan manusia yang ideal. Dimana
manusia ideal merupakan manusia yang memiliki akhlak yang sempurna, yang Nampak
sejalan dengan misi kerasulan Nabi Muhammad SAW yaitu menyempurnakan ahlak yang
mulia.[1]
Kemudian
pengertian Pendidikan Islam itu sendiri menurut Ahmad Supardi adalah
pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam atau tuntunan agama Islam dalam usaha
membina dan membentuk pribadi muslim yang bertakwa kepada Allah kepada Allah
SWT., cinta kasih kepada oang tua dan sesama hidupnya, juga pada tanah airnya
sebagai karunia yang diberikan oleh Allah SWT.[2]
Jadi
Pendidikan Islam adalah proses bimbingan yang disengaja secara sadar dilakukan
seorang dewasa (pendidik) secara maksimal untuk mencapai kepribadian muslim
yang sesuai dengan tuntuan ajaran Islam.
2. Pendidikan
Islam Formal dan Non Formal
a) Pendidikan
Islam Formal
Pendidikan
Islam Formal merupakan usaha proses bimbingan yang disengaja dilakukan oleh
orang dewasa (pendidik) secara maksimal dan tanggung jawab untuk mencapai
tujuan pendidikan Islam dari setiap peserta didiknya yang dilakukan di sebuah
tempat, sekolah dengan kurikulum yang sudah ditetapkan.
b) Pendidikan
Islam Non Formal
Pendidikan
Islam Non Formal merupakan usaha proses bimbingan yang disengaja dilakukan oleh
orang dewasa (pendidik) secara maksimal dan tanggung jawab untuk mencapai
tujuan pendidikan Islam dari setiap peserta didiknya yang dilakukan di sebuah
tempat, yang tidak terikat dengan lembaga pemerintah serta pemahaman tentang
agama Islam lebih ditekankan.
Dari pengertian tersebut, sebenarnya memilliki tujuan yang sama agar mencapai
manusia yang memiliki ahlak yang baik, iman yang kuat dan pemahaman tentang
agama Islam lebih mendalam. Akantetapi, sedikit berbeda dimana pendidikan Islam
formal terikat dengan lembaga pemerintah (Kementrian Agama) dari segi
kurikulum, sarana prasarana, fasilitas dan sebagainya, sedangkan dalam
pendidikan Islam non formal tidak terikat dengan lembaga pemerintah yaitu dari
segi kurikulum, sarana prasaran, dan fasilitas.
3. Hasil
Observasi
Gambaran
Umum Lembaga Pendidikan Formal dan Non Formal
1. Lembaga Pendidikan Fomal
Nama
Madrasah
: Madrasah Ibtidaiyah Diponegoro 03 Karangklesem
N.I.S
: 20302452
NSS/NSM
: 1123310203/11123020145
Alamat
: Jalan. Gunung Tugel No. 10, RT03/ RW 09
Kode
Pos
: 53144
Desa
: Karangklesem
Kecamatan
: Purwokerto Selatan
Kabupaten
: Banyumas
Propinsi
: Jawa Tengah
Otonomi
: Daerah
Daerah
: Perkotaan
Status
Madrasah
: Swasta
Status
Akreditasi
: A
Tahun
Berdiri
: 1968
Penyelenggara
Madrasah
: Yayasan LP Ma’arif NU Cabang Banyumas
Luas
Bangunan
: 360 m
Jarak
Ke Pusat Kecamatan : 1,5 KM
Jarak
Ke Pusat Otoda
: 5 KM
Terletak
Pada Lintas
:
Kecamatan
Organisasi
Penyelenggara
: Organisasi
Telepon
: 0281641382
E-mail
: midipokarkles@gmail.com
b. Sejarah Berdirinya MI Diponegoro 03
Karangklesem
MI
Diponegoro 03 Karangklesem berdiri pada tanggal 01 Januari 1968 dibawah yayasan
Lembaga Pendidikan Ma’arif NU. Dasar pendirian salah satu MI di Karangklesem
Purwokerto Selatan ini adalah Djawatan Pendidikan Agama Kementrian Agama
Republik Indonesia 1/5/4850/11. Dengan luas tanah 360 yang statusnya
adalah tanah wakaf, MI Diponegoro 03 Karangklesem ini sudah terakreditasi pada
tahun 2010 dengan kategori baik. Kemudian pada tahun 2015 MI Diponegoro 03
Karangklesem Purwokerto berdasarkan SK No.147 /BAP.SM/X/2015 terakreditasi “A”
atau sangat baik.
c. Visi Dan Misi MI Diponegoro 03
Karangklesem
Visi
dan misi MI Diponegoro 03 Karangklesem, sebagai berikut:
Visi:
Terwujudnya
insan yang beriman, bertaqwa, disiplin, serta unggul dalam prestasi.
Misi:
1) Membentuk generasi yang beriman dan
bertaqwa.
2) Membentuk generasi yang berkarakter
Islami, disiplin, dan bertanggung jawab.
3) Membentuk generasi yang menguasai Ilmu
pengetahuan dan teknologi, trampil dan kreatif.
4) Menciptakan lulusan yang menguasai ilmu
pengetahuan dan agama.
d. Tujuan
1) Mewujudkan siswa MI Diponegoro 03
Karangklesem yang meyakini setiap gerak kita di awasi oleh Allah SWT. Sehingga
akan berusaha menjalankan perintah dan menjauhi larangan Nya.
2) Terwujudnya siswa yang senang ilmu
pengetahuan, teknologi sehingga akan terampil serta kreatif.
3) Terwujudnya lulusan yang mempunyai
pengetahuan dan pengalaman agama dan pengetahuan umum.
e. Prestasi-Prestasi MI Diponegoro 03
Karangklesem
Prestasi-prestasi
yang telah diraih oleh peserta didik di MI Diponegoro 03 Karangklesem,
diantaranya sebagai berikut[21]:
1) Juara
I Lomba LCC Agama Tingkat Kecamatan,
2) Juara
I Lomba LCC Maple Umum Tingkat Kecamatan,
3) Juara
I Lomba LCC Mapel Matematika Tingkat Kecamatan,
4) Juara
I Lomba LCC Mapel IPA Tingkat Kecamatan,
5) Juara
I Lomba Pidato Bahasa Arab,
6) Juara
I Lomba Pidato Bahasa Indonesia,
7) Juara
I Lomba Pidato Bahasa Inggris,
8) Juara
I Lomba Tilawatil Qur’an,
9) Juara
I Lomba Murowatal Qur’an,
10)Juara
I Lomba Pidato Bahasa Jawa,
11)Juara
I Lomba Lomba Siswa Berprestasi,
12)Juara
I Lomba Pidato Bahasa Banyumas.
2. Lembaga Pendidikan Nonformal
Identitas TPQ Nurul
Hidayah
Nama
: Mushola Nurul Hidayah
Nama Pemilik
: Warga Wadas Kelir
Alamat
: Jl. Wadas kelir , Karangklesem, Purwokerto Selatan
b. Motivasi
mendirikan TPQ
Ingin menebarkan serta
melestarikan agama Islam di lingkungan wadas kelir
c. Kendala
- Lahan
yang kurang sehingga untuk tata letak bangunan masih semprawut
- Kurangnya
tenaga pengajar yang berkompeten
- Murid belum serius belajar
d. Keluhan
murid
- Tenaga
pengajar yang masih kurang sehingga motivasi untuk belajar juga kurang
- Fasilitas
yang masih sangat kurang
e. Upaya
yang dilakukan TPQ Nurul Hidayah
- Mencari
tenaga pengajar pengganti ketika tenaga pengajar yang semula mengundurkan diri
- Menyiapkan
kurikulum pengajaran
- Selalu
berusaha memenuhi fasilitas yang diperlukan oleh kebutuhan masyarakat
f. Harapan
Murid
- Apa
yang disampaikan murid segera direalisasikan
- Lebih
tanggap dengan suara remaja
- Semoga
lebih baik lagi dalam segala hal
g. Harapan
Pengasuh
- Semoga
bisa memberi manfaat yang berdampak di lingkungan masyarakat
- Masyarakat
dapat aktif ketika pondok melakukan kegiatan sehingga timbul kontak sosial
- Semoga
dapat merealisasikan harapan-harapan santri dan mimpi untuk eL-Fira lebih baik
lagi dan tentunya lebih maju lagi.
a. Sejarah berdirinya TPQ Nurul Hidayah
Karang Klesem
Taman Pendidikan Al-Qur’an Nurul Hidayah atau TPQ Nurul
Hidayah merupakan sebuah ikhtiar nyata dari warga masyarakat RW 07 (khususnya
warga RT 02 s/d RT 06) untuk memiliki sebuah lembaga pendidikan agama islam
yang bisa membekali anak-anak mereka dengan pendidikan agama khususnya
kemampuan membaca al-qur’an..
Secara bertahap pengurus TPQ Nurul Hidayah mulai
melakukan pembenahan di antaranya adalah dengan membuat kurikulum, melengkapi
administrasi dan lain sebagainya termasuk juga mengadakan pelatihan bagi
segenap tenaga pengajar, selain itu beberapa fasilitas seperti meja, alat
peraga juga dipersiapkan demi mendukung tercapainya proses belajar mengajar.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan
agama, banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya ke TPQ ini, dengan begitu
jumlah santripun semakin banyak, maka disusun sebuah target pembelajaran yang
kemudian ditetapkan sebagai kurikulum resmi Taman Pendidikan Al-Qur’an Nurul
Hidayah.
Demikian riwayat singkat tentang berdirinya Taman
Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Nurul Hidayah Kelurahan Karang Klesem Purwokerto
Selatan.
b. Letak Geografis
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Nurul Hidayah
berlokasi di Jl. Wadas Kelir Rt/07 Rw/05 Kelurahan Karang Klesem, Kabupaten Banyumas,
Kecamatan Purwokerto Selatan. Adapun batas-batas yang mengelilingi wilayah ini
adalah:
1) Sebelah utara berbatasan jalan
2) Sebelah selatan berbatasan dengan rumah
penduduk
3) Sebelah barat berbatasan dengan rumah
penduduk
4) Sebelah timur berbatasan dengan rumah
penduduk
Dilihat dari batas-batas wilayah yang ada
disekitarnya, secara geografis TPQ Nurul Hidayah berada di perkampungan jarang
penduduk. Demikian gambaran letak geografis TPQ Nurul Hidayah Kelurahan Karang
Klesem Purwokerto Selatan.
c. Visi, Misi dan Tujuan TPQ Nurul Hidayah
Karang Klesem
Visi:
Mengupayakan
pembinaan anak dan remaja supaya memiliki budi pekerti luhur.
Misi:
a) MenuSmbuhkan kesadaran untuk mencintai
al-qur’an dan mengamalkannya.
b) Mengembangkan pola pendidikan agama yang
kreatif inovatif serta didasari oleh penghayatan nilai-nilai Islam.
c) Membentuk perilaku akhlaqul karimah.
d. Tujuan
Adapun
tujuan TPQ Nurul Hidayah Karangklesem adalah:
a) Menghasilkan anak dan remaja yang mampu
membaca al-qur’an dengan baik dan benar dan bisa mengamalkannya sebagai
pedoman hidup.
b) Membentuk pola pendidikan yang dapat
mengaktifkan dan melibatkan anak dan remaja sekitar sehingga mereka tidak
hanya bisa membaca tetapi juga mampu menjelaskan.
c) Membentuk lingkungan islami yang kondusif
bagi anak atau remaja.
4. Analisis
Dari observasi dan
wawancara yang telah dilakukan, menurut penulis perlu adanya wadah yang secara
konsisten mengontrol secara berkala di bagian TPQ Nurul Hidayah dimana
keberadaannya sebenarnya perlu didukung dari segi pemerintah, dan masyarakat. Dimana
mengingat di dalam banyak sekali manfaatnya dari segi pembelajaran atau murid
terbiasa dengan tradisi di Indonesia sendiri. Kemudian etika-etika terhadap
orang yang lebih tua masih membudaya sehingga perlu dilestarikan sampai
kapanpun mengingat di era sekarang banyak sekali remaja yang kurang memilliki
perilaku sopan santun terhadap yang lebih tua, kemudian dari segi pembiasaan
pengamalan ibadahnya di TPQ Nurul Hidayah sangatlah bagus. Hal tersebut menjadi
pembentukan karakter setiap anak dan remaja untuk lebih baik lagi menuju tujuan
akhir pendidikan Islam sendiri yakni akhirat.
Kemudian
kontak sosial antara anak dan remaja yang satu dengan yang lain juga membudaya,
sikap saling tolong menolong, kerjasama dan lainnya.
Hal
tersebut akan menjadi timpang karena tidak adanya dukungan pemerintah terhadap
keberadaannyaitu sendiri sedangkan kemanfaatannya untuk disandingkan dengan
zaman sekarang sangat relevan sebagai penangkal arus globalisasi yang amat
sangat cepat itu. Menurut penulis menimbang ketika fasilitas, sarana dan
prasarana dalam suatu kegiatan kurang mendapat perhatian.
Dengan
demikian perlu pengkajian ulang dari segi peran pemerintah terhadap aktivitas
yang ada. Kemudian analisis observasi Pendidikan Agama Islam yang ada di MI
Diponegoro, menurut penulis perlu adanya pelatihan dan diklat-diklat untuk guru
pendidikan agama islam karena banyak guru pendidikan agama islam yang masih
pasrah dengan keadaan yang ada. Sedangkan guru di masa sekarang dituntut untuk
lebih kretaif, inovatif mengingat sekarang arus globalisasi sangatlah cepat dan
sebagai guru pendidikan agama islam diharapkan dapat menangkal para generasi
Indonesia dari pengaruh globalisasi.
islam
sangat memotivasi umatnya untuk memfungsikan akal dan rasa secara seimbang.
Sesungguhnya tidak ada dikotomi iman dan ilmu pengetahuan dalam Islam karena
keduanya merupakan dua materi yang saling mendukung satu sama lain. Menuntut
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam Islam merupakan kewajiban bagi setiap
muslim, dan muslim yang beriman akan menjalankan kewajiban yang diperintahkan
Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah antara iman dan ilmu tidak
dapat dipisahkan dalam Islam.
Bahkan perintah Allah SWT yang pertama kepada umat Islam
melalui rasul-Nya adalah perintah untuk menuntut ilmu. Firman-Nya dalam
Al-Quran:
“(1) Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (2)Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. (3)Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (4)Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam, (5)Dia
Menurut Dr. Aidh
Al-Qarni (2006) bahwa ilmu menjadikan orang dewasa, lapang dada dan bijaksana
karena tabir penghalang di depan jiwa terbuka sehingga membawanya keluar dari
rasa susah, gundah gulana, dan kesedihan.
Pendidikan,
karena termasuk ke dalam usaha atau tindakan untuk membentuk manusia, termasuk
ke dalam ruang lingkup muamalah. Pendidikan sangat penting karena ia ikut
menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, baik pribadi
maupun masyarakat. Didalam al-Quran terdapat banyak ajaran yang berisi
prinsip-prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan itu sendiri.[3] Sekedar
contoh, misalnya mengenai proses pembentukan manusia untuk Fakultas Kedokteran
yang terjemahannya( lebih kurang) sebagai berikut,”Dialah (Allah) yang
menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari mani yang menjadi segumpal darah.
Kemudian Dialah yang mengeluarkan kamu ( dari rahim wanita ) menjadi bayi
sehingga kamu dewasa dan menjadi tua…” (QS. Al Mukmin (40) kalimat pertama ayat
67 ). Dan, kalau manusia ciptakan Allah itu sakit, Allah lah yang
menyembuhkannya, demikian maksud surat asy-Syu’ara (26):80. Dalam Al-Quran
banyak ditemukan dorongan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi demi
kesejahteraan umat manusia. Bahkan, Al-Quran yang pertama turun pun
mengisyaratkan pentingnya strategi dalam mencari ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan cara membaca alam ciptaan Allah. Dorongan untuk menguasai iptek, antara
lain disebutkan dalam ayat-ayat berikut: “Maka apakah orang yang
mengetahui bahwa apa yang diturunkan Tuhan kepadamu adalah kebenaran, sama
dengan orang yang buta? Hanya orang yang berakal yang dapat mengambil pelajaran.
(QS. Ar-Ra’d/13:19). Dalam Firman Allah yang lain yaitu dalam QS. Az-Zumar/39:9
yang artinya: “…katakanlah, ‘Apakah sama orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat
yang dapat menerima pelajaran. Al Quran banyak menghimbau manusia untuk
menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain kedua ayat
diatas masih banyak lagi dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diisyaratkan Al-Quran seperti dalam kedokteran, farmasi, pertanian, atau
astronomi yang bermanfaat bagi kajuan dan kesejahteraan umat manusia.[4]
Dengan demikian jelaslah
kiranya bahwa dalam pendidikan Islam harus mengunakan Al Qur’an sebagai sumber
utama dalam merumuskan beberapa teori tentang pendidikan islam. Atau dengan
kata lain , pendidikan Islam harus berdasarkan ayat-ayat Al Qur’an yang
penafsirannya dapat dilakukan berdasarkan ijtihad disesuaikan dengan
perkembangan zaman.
Pendidikan, memiliki
peran strategis sebagai sarana human resources dan human investment. Selain
bertujuan menumbuh kembangkan kehidupan yang lebih baik, pendidikan juga telah
nyata-nyata ikut mewarnai dan menjadi landasan moral dan etik dalam prosespemberdayaan
jati diri bangsa. Sedemikian pentingnya pendidikan, terutama pendidikan agama
Islam, maka wajar jika hakekat pendidikan merupakan proses humanisasi, yang
berimplikasi pada proses kependidikan dengan orientasi pengembangan aspek-aspek
kemanusiaan manusia, yakni aspek fisik-biologis dan rohaniah-psikologis.Aspek
rohaniah-psikologis inilah yang dicoba didewasakan dan di-insan kamil-kan melalui
pendidikan sebagai elemen positif dalam
pembangunan kehidupan yang berkeadaban. Dari pemikiran ini, maka
pendidikan merupakan tindakan sadar dengan tujuan memelihara dan
mengembangkan fitrah serta potensi (sumber daya) insani menuju
terbentuknya manusia seutuhnya ( insan kamil ).
C. KESIMPULAN
Pendidikan, karena
termasuk ke dalam usaha atau tindakan untuk membentuk manusia, termasuk ke
dalam ruang lingkup muamalah. Pendidikan sangat penting karena ia ikut
menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, baik pribadi
maupun masyarakat. Didalam al-Quran terdapat banyak ajaran yang berisi
prinsip-prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan itu sendiri.
Pendidikan, memiliki
peran strategis sebagai sarana human resources dan human investment. Selain
bertujuan menumbuh kembangkan kehidupan yang lebih baik, pendidikan juga telah
nyata-nyata ikut mewarnai dan menjadi landasan moral dan etik dalam
proses pemberdayaan jati diri bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar