Minggu, 07 Mei 2017

1423305224

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK MA’ARIF NU PAGUYANGAN DAN TPQ AL-MUJAHADAH WINDUAJI PAGUYANGAN


LAPORAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Rahman Afandi, M.S.I

Oleh :
Nama  : Yunia Fatmawati
NIM    : 1423305224



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2017


BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu memberikan nuansa baru bagi pengembangan sistem pendidikan yang ada di Indonesia, dan sekaligus dapat memberikan kontribusi dalam menjabarkan makna pengembangan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Pendidikan yang berkembang dibagi menjadi dua kategori umum yaitu  pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal adalah sistem pendidikan modern yang dibagi-bagi secara berjenjang, tersusun, dan berurutan, sejak dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selanjutnya, selain keterbatasan sekolah-sekolah dasar dan ketidakefisiennya. Karena itu untuk memenuhi kebutuhan belajar pokok lainnya mereka bergantung pada lembaga pendidikan nonformal.
Pendidikan nonformal yakni beraneka warna bentuk kegiatan pendidikan yang terorganisasi atau setengah terorganisasi yang berlangsung diluar sistem persekolahan, yang ditujukan untuk melayani sejumlah besar kebutuhan belajar dari berbagai kekompakan penduduk, baik tua maupun muda.
Adapun yang menjadi objek penelitian adalah lembaga pendidikan  formal yaitu di SMK Ma’arif NU Paguyangan. Sedangkan lembaga pendidikan nonformal yaitu TPQ Al-Mujahadah Winduaji , Paguyangan. Dengan laporan ini bertujuan mengkaji pelaksanaan pendidikan Islam yang ada didalam lembaga pendidikan tersebut untuk mempelajari lebih dalam bagaimana proses pelaksanaan pendidikan Islam yang ada.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan secara etimologis merupakan terjemahan dari bahasa Yunani yaitu paedagogiek yang artinya secara terperinci adalah pais berarti anak, gogos berarti membimbing atau menuntun dan iek artinya ilmu. Sedangkan dalam bahasa Inggris, pendidikan berasal dari kata education. Kata itu berasal dari bahasa Yunani educare yang artinya membawa keluar sesuatu yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses pembentukan sikap dan tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok menuju kedewasaan mereka melalui pengajaran dan latihan serta mengarahkan mereka agar mendapatkan pengetahuan dan pengertian.[1]
Sedangkan istilah pendidikan islam terdiri dari dua kata , yaitu pendidikan dan islam. Kata Islam dalam pendidikan Islam menunjukkan warna pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang berwarna islam, pendidikan yang islami atau pendidikan yang yang berdasarkan islam. Perlu di ketahui lebih dahulu definisi pendidikan menurut para pakar pendidikan.
Menurut Hasan Langgulung (1980:94), pendidikan islam merupakan suatuu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai islam yang di selaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat, Artinya, pendidikan islam tidak bisa di maknai sebatas transfer of knowledge, akan tetapi juga transfer of value serta berorientasi dunia- akhirat.
Zakiyah Darajat (1992:25) Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
Menurut Athiyah al-Abrasyi, sebagaimana yang dikutip oleh As’aril Muhajir (2011:80), mendefinisikan Tarbiyah dalam konteks pendidikan islam sebagai upaya mempersiapkan manusia untuk hidup dengan sempurna dan bahagia , mencintai tanah air, tegap jasmaniyah , sempurna akhlaknya, pola pikirnya sistematis , perasaannya halus, profesional dalam bekerja , bersikap toleran, kompeten dalam berkomunikasi, serta dalam berkarya.[2]
Sementara itu , Menurut pendidikan islam, pengertian kata pendidikan mencakup tiga istilah, yaitu:
1.         Al-tarbiyah, istilah al-tarbiyah berasal dari kata rabb yang berarti tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga kelestarian atau eksistensinya. Dapat disimpulkan bahwa al-tarbiyah yaitu sebagai upaya pemeliharaan jasmaniah peserta didik dan membantunya, menumbuhkan kematangan sikap mental sebagai pancaran akhlak al-karimah pada peserta didik yang mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik
2.         Al-ta’lim, istilah al-ta’lim bersumber dari kata ‘allama yang berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian, pengertian, pengetahuan dan ketrampilan. Dapat disimpulkan bahwa al-ta’lim adalah usaha untuk menjadikan seseorang (anak) mengenal tanda-tanda, membedakan sesuatu dari yang lainnya dan mempunyai pengetahuan serta pemahaman yang benar tentang sesuatu.
3.         Al-ta’dib, kata al-ta’dib secara bahasa merupakan masdar dari kata addaba “mempunyai kata dan makna dasar sebagai berikut:
a)      Ta’dib berasal dari kata dasar “aduba-ya’dubu” yang berarti melatih, mendisiplinkan diri untuk berperilaku yang baik dan sopan santun.
b)      Ta’dib berasal dari kata dasar “adaba-ya’dibu” yang berarti mengadakan pesta atau perjamuan yang berbuat dan berperilaku sopan.
c)      Kata “addaba” sebagai bentuk kata kerja “ta’dib” yang berarti mendidik, melatih, memperbaiki, mendisiplinkan dan memberi tindakan.
B.       Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam
Prinsip adalah asas atau dasar yang dijadikan pokok berfikir, bertindak dan sebagainya. Pengertian ini bila dihubungkan dengan pendidikan islam , maka prinsip-prinsipnya terkait dengan pokok berfikir dari orang yang membuat konsep pendidikan tersebut. Adapun beberapa prinsip pendidikan islam, yaitu:[3]
1.      Pendidikan islam didasarkan pada pengembangan aqidah tauhid.
2.      Pendidikan islam adalah pendidikan manusia seutuhnya.
3.      Pendidikan islam membangun aktivitas kerja.
4.      Pendidikan islam merupakan pendidikan yang terbuka.
5.      Pendidikan islam melestarikan dan mengembangkan keseimbangan.
6.      Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan antara berbagai aspek kehidupan manusia.
7.      Prinsip kejelasan yang di dalamnya terdapat seluruh ajaran dan hukum yang berfungsi memberikan kejelasan terhadap jiwa dan akal manusia dan hukum masalah yang dihadapi.
8.      Prinsip kesesuaian dan ketidak bertentangan antara berbagai unsur dan cara pelaksanaan sistem pendidikan yang direncanakan.
9.      Prinsip realisme dan dapat dilaksanakan
10.  Prinsip perubahan yang diingini, yaitu adanya perubahan tingkah laku jasmani, akal, psikologis, sosial dan sikap peserta didik.
11.  Prinsip menjaga perbedaan-perbedaan individu.
C.      Tujuan Pendidikan Islam
Berbicara tentang tujuan pendidikan, tak dapat tidak mengajak kita bicara tentang tujuan hidup manusia. Sebab pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk memelihara kelanjutan hidupnya (survival), baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat.[4]
Tujuan pendidikan islam adalah ubudiyah(beribadat) memberhambakan diri pada Allah. Pendapat ini beralasan kepada firman Allah, artinya: “tidaklah mereka disuruh, melainkan supaya mereka menyembah Allah serta mengikhlaskan agama kepadaNya”. (Al-Bayyinah:5).
Sedangkan menurut Umar at-Taomy membagi tujuan pendidikan islam menjadi tiga, yaitu :[5]
1.      Tujuan yang berkaitan dengan individu , mencakup perubahan yang berupa pengetahuan , tingkah laku , dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan akhirat.
2.      Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat ,mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat , dan perubahan kehidupan masyarakat.
3.      Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi dan sebagai kegiatan masyarakat.
Untuk menetapkan tujuan pendidikan islam itu, dibawah ini dikemukakan beberapa alasan:
1.      Firman Allah, artinya: tuntutlah kampung akhirat dengan apa-apa ynag dianugerahkan Allah kepadamu dan janganlah engkau lupakan nasib engkau dari pada dunia. Dalam ayat ini dengan tegas dinyatakan, bahwa seseorang muslim harus berani beramal untuk kampung akhirat, tetapi tidak boleh melupakan nasib “bagiaan” didunia ini. Untuk memperoleh nasib (bagian)di dunia ia harus melakukan pekerjaan dunia bukan hanya memangku tangan saja.
2.      Dalam surat Al-Baqoroh ayat 200, 201, 202 ditegaskan bahwa ada orang yang berkata: “Ya, Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia.” Maka tak adalah bagian di akhirat. Dianytara mereka yang ada yang berkata: ya, tuhan kami, berilah kami kebaikan dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharakanlah kami daripada azdab neraka. Untuk mereka itu bagian dari usaha mereka sendiri. Oleh sebab itu tiap-tiap orang muslim harus berusaha untuk mencapai kebaikan di dunia dan kebaikan diakhirat. Kedua alasan tersebut cukup kuat untuk menetapkan perumusan tujuan pendidikan islam tadi.
3.      Hadits Nabi SAW artinya: bukanlah yang terbaik diantara kamu orang yangmeninggalkan dunia karena akhirat dan tidak pula orang yang meningalkan akhrat karena dunia. Tetapi yang terbaik adalah orang yang mengambil dari ini (dunia) dan ini (akhirat).
4.      Atsar (perkataan) sahabat, artinya: beramallah untuk duniamu seolah-olah engkau akan hidup selama-selamanya dan beramallah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati besok harinya.
Dengan demikian , Tujuan pendidikan islam amat dalam dan luas, ialah menghimpunkan antara kecerdasan perseorangan yang berdasarkan keagamaan dan ilmu pengetahuan dan kecakapan dalam perbuatan dan pekerjaan. Dengan perkataan lain menghimpun menghimpunkan antara ilmu pengetahuan dan amal perbuatan sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an.
D.      Hasil Observasi
1.    Problematika pendidikan islam di SMK Ma’arif NU Paguyangan
SMK Ma’arif NU Paguyangan terletak di Desa Winduaji Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes ,Jawa Tengah. Smk Ma’arif ini mempunyai 2 jurusan yaitu jurusan akuntansi dan TKR (teknik kendaraan ringan). SMK Ma’arif ini mempunyai kurang lebih 58 ruangan yang di gunakan sebagai kelas, kantor, perpustakaan, Lab Otomotif, Lab akuntansi, mushola, kantin dan lainya. Jumlah pendidik di SMK Ma’arif terdiri dari 32 pendidik, 479 siswa laki-laki dan 384 siswa perempuan serta 25 rombongan belajar. Kurikulum yang di gunakan di SMK Ma’arif masih menggunakan KTSP. Di SMK Ma’arif mengampu mata pelajaran tidak hanya umum dan kejuruan tetapi mengampu juga mata pelajaran keagamaan seperti, Pelajaran ke NU-an (Aswaja) , Aqidah akhlak, Bahasa arab dan PAI.
Kendala-kendala yang di hadapi oleh para Guru Agama yang ada di SMK Ma’arif , Sebagai berikut :
a.       Siswa
Siswa di Smk Ma’aeif  ini bisa dibilang sangatlah banyak , jumlahnya yakni terdiri dari 479 siswa laki-laki dan 384 siswa perempuan.Latar belakang siswa hampir keseluruhan dari pendidikan umum , bukan dari pesantren ataupun pendidikan islam lainya sehingga hampir keseluruhan masih kurang paham dengan pelajaran keagamaan yang di pelajarinya. Minat belajar siswa di SMK Ma’arif masih sangat rendah seperti jika ada pelajaran yang di tuntun untuk menghafal ayat-ayat al-Qur’an  mereka masih sulit untuk menghafal.
b.      Guru
Jumlah guru di SMK Ma’arif  terdiri dari 32 pendidik, terdiri dari _+ 7 guru honorer dan sisanya sudah PNS. Mereka hampir semuanya sudah bergelar sarjana. Tetapi ada beberpa pendidik yang latar belakang pendidinya belum sesuai dengan mata pelajaran yang di ajarkannya. Seperti misalnya ada salah satu guru pendidikan agama islam yang latar belakang pendidikannya Hukum tetapi mengampu mata pelajaran pendidikan  agama islam. Sehingga ketrampilan mengajarnya kurang menguasai masih otodidak.
c.       Kurikulum
Kurikulum yang ada di SMK Ma’arif masih menggunakan kurikulum KTSP. dalam pelajaran agama di SMK Ma’arif hanya 2 jam perminggunya sehingga para siswa masih kurang menerima pelajaran agama yang memang basic sekolahnya adalah agama.
d.      Sarana dan prasarana
SMK Ma’arif ini mempunyai kurang lebih 58 ruangan yang di gunakan sebagai kelas, kantor, perpustakaan, Lab Otomotif, Lab akuntansi, mushola, kantin dan lainya.  Fasilitas di SMK Ma’arif masih kurang mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran agama  seperti kurangnya buku keagamaan , peralatan praktek seperti solat jenazah, peralatan solat, al-qur’an dan belum mempunyai Lab keagamaan sendiri.
2.    Problematika pendidikan Islam di TPQ Al-Mujahadah Winduaji Paguyangan
TPQ Al-Mujahadah terletak di Desa Winduaji Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes ,Jawa Tengah. TPQ ini  mempunyai 4 ruangan 2 petak  dimana 1 petak di bagi menjadi 2 ruangan. 2 ruangan di gunakan sebagai kelas yaitu ruangan kelas A ( kelas Al-qur’an ) dan kelas B (kelas Iqro)  dan 2 ruangan lagi di gunakan sebagai perpustakaan dan sebagai kantor. Jumlah pendidik di TPQ al- Mujahadah terdiri dari 2 orang dan mempunyai 24 murid dimana kelas A terdiri dari 8 murid dan kelas B terdiri dari 16 murid.Di sekitar TPQ ini ditumbuhi pepohonan, dan terdapat permainan anak-anak.
a)    Keadaan Guru (Ustadz/Ustadzah)
Ustadzah di TPQ Al-Mujahadah tentunya berasal dari desa ini sendiri dan Jumlahnya memaang tidak terlalu banyak, hanya 2 Ustadzah.  Meskipun  melihat jumlah murid yang juga tidak terlalu banyak. Bukan berarti menjadi penghalang para Ustadzah untuk  senantiasa mengabdikan dirinya untuk mengajar disana mengamalkan ilmu-ilmu yang mereka punya. Meskipun dengan kendala-kendala yang ada yaitu muridnya yang sedikit tapi tidak menyurutkan para guru (ustadzah) mengajar anak-anak tersebut sampai lancar belajar Al-Qur’an dan juga pelajaran-pelajaran lainnya yang menyangkut dengan pelajaran agama islam.
a.       Keadaan Murid
Murid di TPQ ini bisa dibilang sangatlah sedikit, jumlahnya yakni 24orang yang terdiri dari 11 laki-laki dan 13perempuan. Mulai dari umur 6 tahun hingga yang 10 tahun. Keseluruhan siswa-siswi di TPQ  masih belum lancar untuk membaca Al-Qur’an,tetapi sebagian ada yang sudah lumayan lancar dan sebagian lagi masih belajar membaca IQRO. Siswa-siswi di TPQ ini meskipun sedikit tetapi mereka tetap semangat dalam mengaji.
b.      Pelaksanaan pendidikan islam di TPQ al-Mujahadah
Pelaksanaan kegiatan belajar disini mengunakan metode ceramah.Dalam kegiatan belajar mengajar adanya suatu target yang harus dilakukan oleh para siswa. Target tersebut yakni mampu menghafal dan membaca huruf hijaiyah, serta mampu menghafal doa-doa seperti doa kebaikan dunia ahirat, doa untuk kedua orang tua, doa sebelum makan, doa sesudah makan, doa akan tidur, doa bangun tidur. Dan menghafal surat al-Fatihah, Surat an-Naas, Surat al-Ikhlas, Surat al-Falaq, Surat al-Lahab, Surat An-Nash dan seterusnya, setelah para siswa-siswi menghafal surat-surat pendek kemudian para ustadzah mengetes para murid sampai bisa setelah semua selesai baru para muridpun dipersilahkan untuk pulang. Kegiatan pembelajaran di TPQ Al- mujahadah ini berlangsung dari pukul 13:00-15:00, dari hari senin sampai hari kamis sedangkan hari jum’at sampai ahad itu libur.
c.       Masalah atau kendala yang ada di TPQ Al-Mujahadah
Di TPQ al-Mujahadah ini ada beberapa kendala ataupun masalah yang perlu segera di atasi baik oleh para Ustadzahnya . Diantara masalah yang ada yaitu sebagai berikut:
1)      Tidak ada kejelasan mengenai pelajaran apa saja yang diajarkan kepada siswa-siswi pada proses belajar mengajar di TPQ. Secara kurikulum, memang belum ada urutan kurikulum yang runtun secara baik yang dibuat oleh pengelola TPA ini.
2)      Sarana dan prasarana kurang memadai, di TPQ ini masih menggunakan bangku yang panjang belum menggunakan meja dan kursi , dan buku di perpustakaan kurang memadai dan belum di perbaharui.
3)      Kurangnya tenaga pengajar (ustad atau uztadzah) 
4)      Pengelolaan TPQ kurang bagus, TPQ bukanlah pendidikan formal, agaknya secara administrasi TPQ ini dibilang sangatlah kurang, cara mempromosikanya juga kurang sehingga masyarakat agaknya kurang merespon adanya TPQ ini.
5)      Belum adanya penyaluran bakat siswa dalam TPQ.
d.      Pemecahan masalah yang ada di TPQ Al-Mujahadah
Dari uraian yang sudah di jelaskan, Pemecahan masalah dari saya yang sekiranya bisa  diambil solusi untuk mengatasi masalah ataupun kendala di TPQ Al- Mujahadah yaitu sebagai berikut:
1.      Yang pertama megenai masalah kurikulum yang belum jelas. Mengenai masalah ini bisa di rundingkan atau dirapatkan oleh pengelola TPQ untuk segera membuat kurikulum yang jelas dan runtun secara baik untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan dalam pembelajaran. Dan agar siswa-siswi pun tidak kebingungan dalam proses belajar mengajar maka dari itu dibutuhkan tanggapan yang serius dari pihak pengelola mengenai kurikulum di TPQ.
2.      Kedua mengenai sarana dan prasarana yang belum ada untuk menunjang proses belajar mengajar di TPQ, Hendaknya pengelola administrasian TPQ haruslah dikelola dengan baik. Walaupun ini forum yang belum besar, tapi hendaknya berusaha agar bisa melakukan hal yang terbaik untuk TPQ. Agar tujuan TPQ tersebut berjalan dengan baik.
3.      Ketiga kurangnya tenaga pengajar hendaknya pihak pengurus TPQ mengajak remaja sekitar untuk berpartisipasi dalam memajukan TPQ degan ikut mengajar.
4.      Keempat mengenai  cara mempromosikan TPQ Al-Mujahadah ke masyarakat yang belum begitu diperhatikan yang menyebabkan masyarakat kurang merespon adanya TPQ ini, nah agar masyarakat semakin mengenal TPQ Al-Mujahadah  maka dalam hal promosi harus lebih ditingkatkan lagi dengan cara para ustadzah harus bisa lebih dekat masyarakat dan mengajak para remaja sekitar untuk bersosilisasi mengenai adanya TPQ Al-Mujahadah yang sangat menunjang sekali untuk kegiatan belajar mengajar ngaji bagi anak-anak.
5.      Dan yang terakhir mengenai kendala belum adanya penyaluran bakat siswa-siswi di TPQ, Dalam kegiatan pembelajaran siswa, belum adanya penyaluran bakat siswa, seperti di adakanya lomba qiro’ah, lomba hadroh, lomba pildacil dan lomba-lomba lainya yang mampu membuat anak kecil senang untuk melakukanya. Dan solusi yang baik untuk pemecahan masalah ini adalah hendaknya selain kegiatan belajar mengajar di dalam ruang, hendaknya di adakan kegiatan belajar mengajar diluar ruangan agar siswa mampu mencari kegiatan lain yang menyenangkan.
E.       Upaya Mengatasi Problematika Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam.
Untuk mengatasi problematika pelaksanaan Pendidikan Agama Islam disekolah dapat diupayakan beberapa solusi yang diharapkan mampu meyelesaikan permasalahan yang dihadapi sebagaimana yang akan diuraikan sebagai berikut:
a.       Upaya Mengatasi Problematika Peserta Didik Dalam Pendidikan Agama Islam.
Untuk mengatasi berbagai problem pendidikan agama Islam, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1)   Solusi terhadap problem yang terdapat pada peserta didik sangat dipengaruhi oleh kesiapan individu sebagai subjek yang melakukan kegiatan belajar baik siap dalam kondisi fisik atau psikis (jasmani atau mental) individu yang memungkinkan dapat melakukan belajar.
2)   Adanya motivasi terhadap peserta didik baik timbulnya dari intrinsik yaitu motivasi yang datang dari peserta didik atau motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datang dari lingkungan di luar diri peserta didik, “Dalam motivasi ekstrinsik termasuk juga: ijazah,nilai yang tinggi, hadiah, ganjaran, penghargaan dan lain-lain”.[6]
Dalam hubungan ini motivasi dapat dilakukan dengan jalan menimbulkan atau mengembangkan minat peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya. Para pendidikpun diharapkan mampu menumbuhkan dan mengembangkan minat serta bakat dengan memberikan motivasi kepada peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.
b.      Upaya Mengatasi Problem Pendidik Dalam Pendidikan Agama Islam.
Dalam peningkatan etos kerja dan meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di sekolah, maka yang perlu diperhatikan diantaranya adalah :
1.    Seorang pendidik memahami tabiat, kemampuan dan kesiapan peserta didik.
2.    Seorang pendidik harus mampu menggunakan variasi metode mengajar dengan baik, sesuai dengan karakter materi pelajaran dan situasi belajar mengajar.
c.       Upaya Mengatasi Problem Kurikulum Dalam Pendidikan Agama Islam
Upaya mengatasi terhadap problem kurikulum maka pembuatan kurikulum haruslah memperhatikan kesesuaian kurikulum dengan perkembangan zaman pada masa kini serta masa-masa yang akan datang, sehingga peserta didik memiliki bekal dalam menghadapi kompetisi dalam kehidupan nyata yang cenderung hedonis dan materialis. Pembuatan kurukulum juga harus menyeimbangkan antara teoritis dan praktis dalam keagamaan. Peserta didik harus dilatih bagaimana ia mempraktikan teori yang ada dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik mengerti bagaimana ia nantinya harus mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari didalam bermasyarakat.
d.      Upaya Mengatasi Problem Sarana dan Prasarana Dalam Pendidikan Agama Islam
Sarana pendidikan sangat menunjang dalam proses belajar mengajar, hal ini akan menunjang tercapainya tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di madrasah.diantaranya adalah :
1.    Gedung sekolah yang memadai sehingga membuat peserta didik senang dan bergairah belajar di dalam sekolah.
2.    Sekolah harus memiliki perpustakaan dan dimanfaatkan secara optimal baik oleh pendidik atau peserta didik.
3.    Adanya alat alat peraga yang lengkap akan sangat membantu pencapaian tujuan pendidikan.
4.    Adanya alat sarana untuk ibadah.












BAB III
KESIMPULAN
Pendidikan islam terdiri dari dua kata , yaitu pendidikan dan islam. Kata Islam dalam pendidikan Islam menunjukkan warna pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang berwarna islam, pendidikan yang islami atau pendidikan yang yang berdasarkan islam. Zakiyah Darajat (1992:25) Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. Sementara itu , Menurut pendidikan islam, pengertian kata pendidikan mencakup tiga istilah yaitu Al-tarbiyah, Al-ta’lim dan al-ta’dib.
Prinsip-prinsip pendidikan islam diantaranya Pendidikan islam didasarkan pada pengembangan aqidah tauhid. Sedangkan , Tujuan pendidikan islam adalah ubudiyah (beribadat) memberhambakan diri pada Allah. Pendapat ini beralasan kepada firman Allah, artinya: “tidaklah mereka disuruh, melainkan supaya mereka menyembah Allah serta mengikhlaskan agama kepadaNya”. (Al-Bayyinah: 5)
Adapun problematika pendidikan islam di SMK Ma’arif  NU Paguyangan antara lainya:
a.       Latar beakang siswa dari pendidikan umum, bukan dar pesantren atau pendidikan islam lainya.
b.      Minat belajar keagamaan masih rendah
c.       Latar belakang guru  masih belum sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
d.      Kurangnya ketrampilan mengajar
e.       Kurikulum masih menggunakan KTSP
f.       Kurangnya waktu dalam mengajar
g.      Fasilitas masih kurang mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran agama  seperti kurangnya buku keagamaan , peralatan praktek seperti solat jenazah, peralatan solat, al-qur’an dan belum mempunyai Lab keagamaan sendiri.
Problematika atau masalah yang dapat menghambat pelaksanaan balajar mengajar di TPQ Al- Mujahadah antara lain yaitu :
1)      Tidak ada kejelasan mengenai pelajaran apa saja yang diajarkan kepada siswa-siswi pada proses belajar mengajar di TPQ. Secara kurikulum , memang belum ada urutan kurikulum yang runtun secara baik yang dibuat oleh pengelola TPA ini.
2)      sarana dan prasarana seperti meja , bangku , buku dan lainya belum tersedia.
3)      Pengelolaan TPQ kurang bagus, TPQ bukanlah pendidikan formal, agaknya secara administrasi TPQ ini dibilang sangatlah kurang, cara mempromosikanya juga kurang sehingga masyarakat agaknya kurang merespon adanya TPQ ini.
4)      Belum adanya penyaluran bakat siswa dalam TPQ.
Upaya mengatasi problematika pelaksanaan Pendidikan Agama Islam disekolah dapat diupayakan beberapa solusi yang diharapkan mampu meyelesaikan permasalahan yang dihadapi sebagaimana yang akan diuraikan sebagai berikut:
1.      Meningkatkan motivasi terhadap peserta didik dilakukan dengan jalan menimbulkan atau mengembangkan minat peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya. Para pendidikpun diharapkan mampu menumbuhkan dan mengembangkan minat serta bakat dengan memberikan motivasi kepada peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.
2.      Seorang pendidik memahami tabiat, kemampuan dan kesiapan peserta didik.
3.      Seorang pendidik harus mampu menggunakan variasi metode mengajar dengan baik, sesuai dengan karakter materi pelajaran dan situasi belajar mengajar.
4.      Upaya mengatasi terhadap problem kurikulum maka pembuatan kurikulum haruslah memperhatikan kesesuaian kurikulum dengan perkembangan zaman pada masa kini serta masa-masa yang akan datang, sehingga peserta didik memiliki bekal dalam menghadapi kompetisi dalam kehidupan nyata yang cenderung hedonis dan materialis. Pembuatan kurukulum juga harus menyeimbangkan antara teoritis dan praktis dalam keagamaan.
5.      Sarana pendidikan sangat menunjang dalam proses belajar mengajar, hal ini akan menunjang tercapainya tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di madrasah.diantaranya adalah Gedung sekolah yang memadai Sekolah harus memiliki perpustakaan dan dimanfaatkan secara optimal baik oleh pendidik atau peserta didik, Adanya alat alat peraga yang lengkap akan sangat membantu pencapaian tujuan pendidikan dan Adanya alat sarana untuk ibadah

Saran dan Kritik
Demikian laporan ini dibuat, jika terdapat banyak kekurangan dan kesalahan pada laporan ini saya menyatakan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran saya harapkan guna mengoreksi kesalahan yang ada dimakalah ini agar kedepannya menjadi lebih baik lagi.







DAFTAR PUSTAKA
As-Said Muhammad. 2011. Filsafat pendidikan islam. Jogjakarta :Mitra Pustaka
Langgulung Hasan. 1995. Manusia dan Pendidikan suatu analisa psikologi dan pendidikan.  Jakarta : PT. Al-husna zikra
Ramayulis. 2002. ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia
Sutrisno dan Albarobis muhyidin. 2012. Pendidikan islam berbasis problem sosial. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media









[1]Muhammad As-Said, Filsafat pendidikan islam. (Jogjakarta :Mitra Pustaka 2011). Hlm 10
[2]Sutrisno dan muhyidin Albarobis, pendidikan islam berbasis problem sosial, (Jogjakarta :Ar-Ruzz Media , 2012). Hlm 18-22.
[3]Muhammad As-Said, Filsafat pendidikan islam. (Jogjakarta :Mitra Pustaka 2011). Hlm 114-121
[4]Hasan Langugulung, Manusia dan Pendidikan suatu analisa psikologi dan pendidikan, (Jakarta: PT Al Husna zikra, 1995) hlm. 147
[5]Sutrisno dan muhyidin Albarobis, pendidikan islam berbasis problem sosial, (Jogjakarta :Ar-Ruzz Media , 2012). Hlm 29-30
[6]Ramayulis, ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, Hal. 246

Tidak ada komentar:

Posting Komentar