PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK MA’ARIF NU PAGUYANGAN DAN TPQ
AL-MUJAHADAH WINDUAJI PAGUYANGAN
LAPORAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan
Islam
Dosen Pengampu : Rahman Afandi, M.S.I
Oleh :
Nama :
Yunia Fatmawati
NIM :
1423305224
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu memberikan nuansa baru bagi
pengembangan sistem pendidikan yang ada di Indonesia, dan sekaligus dapat
memberikan kontribusi dalam menjabarkan makna pengembangan kualitas manusia
Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Pendidikan
yang berkembang dibagi menjadi dua kategori umum yaitu pendidikan formal dan non formal. Pendidikan
formal adalah sistem pendidikan modern yang dibagi-bagi secara berjenjang,
tersusun, dan berurutan, sejak dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Selanjutnya, selain keterbatasan sekolah-sekolah dasar dan ketidakefisiennya.
Karena itu untuk memenuhi kebutuhan belajar pokok lainnya mereka bergantung
pada lembaga pendidikan nonformal.
Pendidikan
nonformal yakni beraneka warna bentuk kegiatan pendidikan yang terorganisasi
atau setengah terorganisasi yang berlangsung diluar sistem persekolahan, yang
ditujukan untuk melayani sejumlah besar kebutuhan belajar dari berbagai
kekompakan penduduk, baik tua maupun muda.
Adapun yang
menjadi objek penelitian adalah lembaga pendidikan formal yaitu di SMK
Ma’arif NU Paguyangan. Sedangkan lembaga pendidikan nonformal yaitu TPQ
Al-Mujahadah Winduaji , Paguyangan. Dengan laporan ini bertujuan mengkaji
pelaksanaan pendidikan Islam yang ada didalam lembaga pendidikan tersebut untuk
mempelajari lebih dalam bagaimana proses pelaksanaan pendidikan Islam yang ada.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pendidikan Islam
Pendidikan
secara etimologis merupakan terjemahan dari bahasa Yunani yaitu paedagogiek yang artinya secara
terperinci adalah pais berarti anak, gogos berarti membimbing atau menuntun
dan iek artinya ilmu. Sedangkan dalam
bahasa Inggris, pendidikan berasal dari kata education. Kata itu berasal dari bahasa Yunani educare yang artinya membawa keluar sesuatu yang tersimpan dalam
jiwa anak, untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang. Dari pengertian diatas,
dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses pembentukan sikap dan tingkah
laku manusia baik secara individu maupun kelompok menuju kedewasaan mereka
melalui pengajaran dan latihan serta mengarahkan mereka agar mendapatkan
pengetahuan dan pengertian.[1]
Sedangkan
istilah pendidikan islam terdiri dari dua kata , yaitu pendidikan dan islam. Kata Islam dalam
pendidikan Islam menunjukkan warna pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang
berwarna islam, pendidikan yang islami atau pendidikan yang yang berdasarkan
islam. Perlu di ketahui lebih dahulu definisi pendidikan menurut para pakar
pendidikan.
Menurut Hasan Langgulung (1980:94), pendidikan
islam merupakan suatuu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan
memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai islam yang di selaraskan dengan fungsi
manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat, Artinya,
pendidikan islam tidak bisa di maknai sebatas transfer of knowledge, akan
tetapi juga transfer of value serta berorientasi dunia- akhirat.
Zakiyah Darajat (1992:25) Pendidikan
agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati
tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai
pandangan hidup.
Menurut Athiyah
al-Abrasyi, sebagaimana yang dikutip oleh As’aril Muhajir (2011:80),
mendefinisikan Tarbiyah dalam konteks pendidikan islam sebagai upaya
mempersiapkan manusia untuk hidup dengan sempurna dan bahagia , mencintai tanah
air, tegap jasmaniyah , sempurna akhlaknya, pola pikirnya sistematis ,
perasaannya halus, profesional dalam bekerja , bersikap toleran, kompeten dalam
berkomunikasi, serta dalam berkarya.[2]
Sementara itu , Menurut
pendidikan islam, pengertian kata pendidikan mencakup tiga istilah, yaitu:
1.
Al-tarbiyah,
istilah al-tarbiyah berasal dari kata
rabb yang berarti tumbuh, berkembang,
memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga kelestarian atau eksistensinya.
Dapat disimpulkan bahwa al-tarbiyah
yaitu sebagai upaya pemeliharaan jasmaniah peserta didik dan membantunya,
menumbuhkan kematangan sikap mental sebagai pancaran akhlak al-karimah pada
peserta didik yang mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik
2.
Al-ta’lim,
istilah al-ta’lim bersumber dari kata
‘allama yang berarti pengajaran yang
bersifat pemberian atau penyampaian, pengertian, pengetahuan dan ketrampilan.
Dapat disimpulkan bahwa al-ta’lim adalah
usaha untuk menjadikan seseorang (anak) mengenal tanda-tanda, membedakan
sesuatu dari yang lainnya dan mempunyai pengetahuan serta pemahaman yang benar
tentang sesuatu.
3.
Al-ta’dib,
kata al-ta’dib secara bahasa
merupakan masdar dari kata addaba “mempunyai
kata dan makna dasar sebagai berikut:
a) Ta’dib
berasal dari kata dasar “aduba-ya’dubu”
yang berarti melatih, mendisiplinkan diri untuk berperilaku yang baik dan sopan
santun.
b) Ta’dib
berasal dari kata dasar “adaba-ya’dibu”
yang berarti mengadakan pesta atau perjamuan yang berbuat dan berperilaku
sopan.
c) Kata “addaba” sebagai bentuk kata kerja “ta’dib” yang berarti mendidik, melatih,
memperbaiki, mendisiplinkan dan memberi tindakan.
B.
Prinsip-Prinsip
Pendidikan Islam
Prinsip adalah
asas atau dasar yang dijadikan pokok berfikir, bertindak dan sebagainya.
Pengertian ini bila dihubungkan dengan pendidikan islam , maka
prinsip-prinsipnya terkait dengan pokok berfikir dari orang yang membuat konsep
pendidikan tersebut. Adapun beberapa prinsip pendidikan islam, yaitu:[3]
1.
Pendidikan islam didasarkan pada
pengembangan aqidah tauhid.
2.
Pendidikan islam adalah pendidikan
manusia seutuhnya.
3.
Pendidikan islam membangun aktivitas
kerja.
4.
Pendidikan islam merupakan pendidikan
yang terbuka.
5.
Pendidikan islam melestarikan dan mengembangkan
keseimbangan.
6.
Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan
antara berbagai aspek kehidupan manusia.
7.
Prinsip kejelasan yang di dalamnya
terdapat seluruh ajaran dan hukum yang berfungsi memberikan kejelasan terhadap
jiwa dan akal manusia dan hukum masalah yang dihadapi.
8.
Prinsip kesesuaian dan ketidak
bertentangan antara berbagai unsur dan cara pelaksanaan sistem pendidikan yang
direncanakan.
9.
Prinsip realisme dan dapat dilaksanakan
10.
Prinsip perubahan yang diingini, yaitu
adanya perubahan tingkah laku jasmani, akal, psikologis, sosial dan sikap
peserta didik.
11.
Prinsip menjaga perbedaan-perbedaan
individu.
C.
Tujuan Pendidikan Islam
Berbicara tentang tujuan pendidikan,
tak dapat tidak mengajak kita bicara tentang tujuan hidup manusia. Sebab
pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan oleh manusia untuk memelihara
kelanjutan hidupnya (survival), baik sebagai individu maupun sebagai
masyarakat.[4]
Tujuan pendidikan islam adalah ubudiyah(beribadat) memberhambakan
diri pada Allah. Pendapat ini beralasan kepada firman Allah, artinya: “tidaklah
mereka disuruh, melainkan supaya mereka menyembah Allah serta mengikhlaskan
agama kepadaNya”. (Al-Bayyinah:5).
Sedangkan menurut Umar at-Taomy
membagi tujuan pendidikan islam menjadi tiga, yaitu :[5]
1.
Tujuan
yang berkaitan dengan individu , mencakup perubahan yang berupa pengetahuan ,
tingkah laku , dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia
dan akhirat.
2.
Tujuan
yang berkaitan dengan masyarakat ,mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah
laku individu dalam masyarakat , dan perubahan kehidupan masyarakat.
3.
Tujuan
profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,
sebagai seni, sebagai profesi dan sebagai kegiatan masyarakat.
Untuk menetapkan tujuan pendidikan islam itu, dibawah ini dikemukakan
beberapa alasan:
1. Firman Allah, artinya: tuntutlah
kampung akhirat dengan apa-apa ynag dianugerahkan Allah kepadamu dan janganlah
engkau lupakan nasib engkau dari pada dunia. Dalam ayat ini dengan tegas
dinyatakan, bahwa seseorang muslim harus berani
beramal untuk kampung akhirat, tetapi tidak boleh melupakan nasib “bagiaan”
didunia ini. Untuk memperoleh nasib (bagian)di dunia ia harus melakukan
pekerjaan dunia bukan hanya memangku tangan saja.
2. Dalam surat Al-Baqoroh ayat 200,
201, 202 ditegaskan bahwa ada orang yang berkata: “Ya, Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia.” Maka tak adalah bagian di akhirat. Dianytara mereka yang
ada yang berkata: ya, tuhan kami, berilah kami kebaikan dunia dan kebaikan di
akhirat dan peliharakanlah kami daripada azdab neraka. Untuk mereka itu bagian
dari usaha mereka sendiri. Oleh sebab itu tiap-tiap orang muslim harus berusaha
untuk mencapai kebaikan di dunia dan kebaikan diakhirat. Kedua alasan tersebut
cukup kuat untuk menetapkan perumusan tujuan pendidikan islam tadi.
3. Hadits Nabi SAW artinya: bukanlah
yang terbaik diantara kamu orang yangmeninggalkan dunia karena akhirat dan tidak pula
orang yang meningalkan akhrat karena dunia.
Tetapi yang terbaik adalah orang
yang mengambil dari ini (dunia) dan ini (akhirat).
4. Atsar (perkataan) sahabat, artinya:
beramallah untuk duniamu seolah-olah engkau akan hidup selama-selamanya dan
beramallah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati besok harinya.
Dengan demikian , Tujuan pendidikan
islam amat dalam dan luas, ialah menghimpunkan antara kecerdasan perseorangan
yang berdasarkan keagamaan dan ilmu pengetahuan dan kecakapan dalam perbuatan
dan pekerjaan. Dengan perkataan lain menghimpun menghimpunkan antara ilmu
pengetahuan dan amal perbuatan sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an.
D.
Hasil
Observasi
1. Problematika
pendidikan islam di SMK Ma’arif NU Paguyangan
SMK
Ma’arif NU Paguyangan terletak di Desa Winduaji Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes
,Jawa Tengah. Smk Ma’arif ini mempunyai 2 jurusan yaitu jurusan akuntansi dan
TKR (teknik kendaraan ringan). SMK Ma’arif ini mempunyai kurang lebih 58
ruangan yang di gunakan sebagai kelas, kantor, perpustakaan, Lab Otomotif, Lab
akuntansi, mushola, kantin dan lainya. Jumlah pendidik di SMK Ma’arif terdiri
dari 32 pendidik, 479 siswa laki-laki dan 384 siswa perempuan serta 25
rombongan belajar. Kurikulum yang di gunakan di SMK Ma’arif masih menggunakan
KTSP. Di SMK Ma’arif mengampu mata pelajaran tidak hanya umum dan kejuruan
tetapi mengampu juga mata pelajaran keagamaan seperti, Pelajaran ke NU-an
(Aswaja) , Aqidah akhlak, Bahasa arab dan PAI.
Kendala-kendala
yang di hadapi oleh para Guru Agama yang ada di SMK Ma’arif , Sebagai berikut :
a. Siswa
Siswa di Smk Ma’aeif ini bisa dibilang sangatlah banyak ,
jumlahnya yakni terdiri dari 479 siswa laki-laki dan 384 siswa perempuan.Latar
belakang siswa hampir keseluruhan dari pendidikan umum , bukan dari pesantren
ataupun pendidikan islam lainya sehingga hampir keseluruhan masih kurang paham
dengan pelajaran keagamaan yang di pelajarinya. Minat belajar siswa di SMK
Ma’arif masih sangat rendah seperti jika ada pelajaran yang di tuntun untuk
menghafal ayat-ayat al-Qur’an mereka
masih sulit untuk menghafal.
b. Guru
Jumlah guru di SMK Ma’arif terdiri dari 32 pendidik, terdiri dari _+ 7
guru honorer dan sisanya sudah PNS. Mereka hampir semuanya sudah bergelar
sarjana. Tetapi ada beberpa pendidik yang latar belakang pendidinya belum
sesuai dengan mata pelajaran yang di ajarkannya. Seperti misalnya ada salah
satu guru pendidikan agama islam yang latar belakang pendidikannya Hukum tetapi
mengampu mata pelajaran pendidikan agama
islam. Sehingga ketrampilan mengajarnya kurang menguasai masih otodidak.
c.
Kurikulum
Kurikulum yang ada di SMK Ma’arif masih
menggunakan kurikulum KTSP. dalam pelajaran agama di SMK Ma’arif hanya 2 jam
perminggunya sehingga para siswa masih kurang menerima pelajaran agama yang
memang basic sekolahnya adalah agama.
d.
Sarana dan prasarana
SMK Ma’arif ini mempunyai kurang
lebih 58 ruangan yang di gunakan sebagai kelas, kantor, perpustakaan, Lab
Otomotif, Lab akuntansi, mushola, kantin dan lainya. Fasilitas di SMK Ma’arif masih kurang
mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran agama
seperti kurangnya buku keagamaan , peralatan praktek seperti solat
jenazah, peralatan solat, al-qur’an dan belum mempunyai Lab keagamaan sendiri.
2. Problematika
pendidikan Islam di TPQ Al-Mujahadah Winduaji Paguyangan
TPQ Al-Mujahadah
terletak di
Desa Winduaji Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes ,Jawa Tengah. TPQ ini mempunyai 4 ruangan 2 petak dimana 1 petak di bagi menjadi 2 ruangan. 2
ruangan di gunakan sebagai kelas yaitu ruangan kelas A ( kelas Al-qur’an ) dan
kelas B (kelas Iqro) dan 2 ruangan lagi
di gunakan sebagai perpustakaan dan sebagai kantor. Jumlah pendidik di TPQ al-
Mujahadah terdiri dari 2 orang dan mempunyai 24 murid dimana kelas A terdiri
dari 8 murid dan kelas B terdiri dari 16 murid.Di sekitar TPQ ini ditumbuhi
pepohonan, dan terdapat permainan anak-anak.
a)
Keadaan Guru (Ustadz/Ustadzah)
Ustadzah di TPQ Al-Mujahadah tentunya
berasal dari desa ini sendiri dan Jumlahnya memaang tidak terlalu banyak, hanya
2 Ustadzah. Meskipun melihat
jumlah murid yang juga tidak terlalu banyak. Bukan berarti menjadi penghalang
para Ustadzah untuk senantiasa mengabdikan dirinya untuk mengajar disana
mengamalkan ilmu-ilmu yang mereka punya. Meskipun dengan kendala-kendala yang
ada yaitu muridnya yang sedikit tapi tidak menyurutkan para guru (ustadzah)
mengajar anak-anak tersebut sampai lancar belajar Al-Qur’an dan juga
pelajaran-pelajaran lainnya yang menyangkut dengan pelajaran agama islam.
a.
Keadaan Murid
Murid di TPQ ini bisa dibilang
sangatlah sedikit, jumlahnya yakni 24orang yang terdiri dari 11 laki-laki dan
13perempuan. Mulai dari umur 6 tahun hingga yang 10 tahun. Keseluruhan
siswa-siswi di TPQ masih belum lancar
untuk membaca Al-Qur’an,tetapi sebagian ada yang sudah lumayan lancar dan
sebagian lagi masih belajar membaca IQRO. Siswa-siswi di TPQ ini meskipun
sedikit tetapi mereka tetap semangat dalam mengaji.
b.
Pelaksanaan pendidikan islam di TPQ al-Mujahadah
Pelaksanaan kegiatan belajar disini
mengunakan metode ceramah.Dalam kegiatan belajar mengajar adanya suatu target
yang harus dilakukan oleh para siswa. Target tersebut yakni mampu menghafal dan
membaca huruf hijaiyah, serta mampu menghafal doa-doa seperti doa kebaikan
dunia ahirat, doa untuk kedua orang tua, doa sebelum makan, doa sesudah makan,
doa akan tidur, doa bangun tidur. Dan menghafal surat al-Fatihah, Surat an-Naas,
Surat al-Ikhlas, Surat al-Falaq, Surat al-Lahab, Surat An-Nash dan seterusnya,
setelah para siswa-siswi menghafal surat-surat pendek kemudian para ustadzah
mengetes para murid sampai bisa setelah semua selesai baru para muridpun
dipersilahkan untuk pulang. Kegiatan pembelajaran di TPQ Al- mujahadah ini
berlangsung dari pukul 13:00-15:00, dari hari senin sampai hari kamis sedangkan
hari jum’at sampai ahad itu libur.
c.
Masalah atau kendala yang ada di TPQ Al-Mujahadah
Di TPQ al-Mujahadah ini ada beberapa
kendala ataupun masalah yang perlu segera di atasi baik oleh para Ustadzahnya .
Diantara masalah yang ada yaitu sebagai berikut:
1)
Tidak ada kejelasan mengenai pelajaran apa saja yang
diajarkan kepada siswa-siswi pada proses belajar mengajar di TPQ. Secara kurikulum,
memang belum ada urutan kurikulum yang runtun secara baik yang dibuat oleh
pengelola TPA ini.
2)
Sarana dan prasarana kurang memadai, di TPQ ini masih
menggunakan bangku yang panjang belum menggunakan meja dan kursi , dan buku di
perpustakaan kurang memadai dan belum di perbaharui.
3)
Kurangnya tenaga pengajar (ustad atau uztadzah)
4)
Pengelolaan TPQ kurang bagus, TPQ bukanlah pendidikan
formal, agaknya secara administrasi TPQ ini dibilang sangatlah kurang, cara
mempromosikanya juga kurang sehingga masyarakat agaknya kurang merespon adanya
TPQ ini.
5)
Belum adanya penyaluran bakat siswa dalam TPQ.
d.
Pemecahan masalah yang ada di TPQ Al-Mujahadah
Dari uraian yang sudah di jelaskan,
Pemecahan masalah dari saya yang sekiranya bisa diambil solusi untuk
mengatasi masalah ataupun kendala di TPQ Al- Mujahadah yaitu sebagai berikut:
1.
Yang pertama megenai masalah kurikulum yang belum
jelas. Mengenai masalah ini bisa di rundingkan atau dirapatkan oleh pengelola
TPQ untuk segera membuat kurikulum yang jelas dan runtun secara baik untuk
mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan dalam pembelajaran. Dan agar
siswa-siswi pun tidak kebingungan dalam proses belajar mengajar maka dari itu
dibutuhkan tanggapan yang serius dari pihak pengelola mengenai kurikulum di TPQ.
2.
Kedua mengenai sarana dan prasarana yang belum ada
untuk menunjang proses belajar mengajar di TPQ, Hendaknya pengelola
administrasian TPQ haruslah dikelola dengan baik. Walaupun ini forum yang belum
besar, tapi hendaknya berusaha agar bisa melakukan hal yang terbaik untuk TPQ.
Agar tujuan TPQ tersebut berjalan dengan baik.
3.
Ketiga kurangnya tenaga pengajar hendaknya pihak
pengurus TPQ mengajak remaja sekitar untuk berpartisipasi dalam memajukan TPQ
degan ikut mengajar.
4.
Keempat mengenai cara mempromosikan TPQ
Al-Mujahadah ke masyarakat yang belum begitu diperhatikan yang menyebabkan
masyarakat kurang merespon adanya TPQ ini, nah agar masyarakat semakin mengenal
TPQ Al-Mujahadah maka dalam hal promosi
harus lebih ditingkatkan lagi dengan cara para ustadzah harus bisa lebih dekat
masyarakat dan mengajak para remaja sekitar untuk bersosilisasi mengenai adanya
TPQ Al-Mujahadah yang sangat menunjang sekali untuk kegiatan belajar mengajar
ngaji bagi anak-anak.
5.
Dan yang terakhir mengenai kendala belum adanya penyaluran
bakat siswa-siswi di TPQ, Dalam kegiatan pembelajaran siswa, belum adanya
penyaluran bakat siswa, seperti di adakanya lomba qiro’ah, lomba hadroh, lomba
pildacil dan lomba-lomba lainya yang mampu membuat anak kecil senang untuk
melakukanya. Dan solusi yang baik untuk pemecahan masalah ini adalah hendaknya
selain kegiatan belajar mengajar di dalam ruang, hendaknya di adakan kegiatan
belajar mengajar diluar ruangan agar siswa mampu mencari kegiatan lain yang
menyenangkan.
E. Upaya
Mengatasi Problematika Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam.
Untuk mengatasi problematika
pelaksanaan Pendidikan Agama Islam disekolah dapat diupayakan beberapa solusi
yang diharapkan mampu meyelesaikan permasalahan yang dihadapi sebagaimana yang
akan diuraikan sebagai berikut:
a. Upaya Mengatasi Problematika Peserta Didik Dalam Pendidikan Agama Islam.
Untuk mengatasi berbagai problem pendidikan
agama Islam, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Solusi
terhadap problem yang terdapat pada peserta didik sangat dipengaruhi oleh
kesiapan individu sebagai subjek yang melakukan kegiatan belajar baik siap
dalam kondisi fisik atau psikis (jasmani atau mental) individu yang
memungkinkan dapat melakukan belajar.
2) Adanya
motivasi terhadap peserta didik baik timbulnya dari intrinsik yaitu motivasi
yang datang dari peserta didik atau motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang
datang dari lingkungan di luar diri peserta didik, “Dalam motivasi ekstrinsik
termasuk juga: ijazah,nilai yang tinggi, hadiah, ganjaran, penghargaan dan
lain-lain”.[6]
Dalam hubungan ini motivasi
dapat dilakukan dengan jalan menimbulkan atau mengembangkan minat peserta didik
dalam melakukan kegiatan belajarnya. Para pendidikpun diharapkan mampu
menumbuhkan dan mengembangkan minat serta bakat dengan memberikan motivasi
kepada peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.
b. Upaya Mengatasi Problem Pendidik Dalam Pendidikan Agama Islam.
Dalam peningkatan etos kerja dan meningkatkan kualitas
pendidikan agama Islam di sekolah, maka yang perlu diperhatikan diantaranya
adalah :
1.
Seorang
pendidik memahami tabiat, kemampuan dan kesiapan peserta didik.
2.
Seorang
pendidik harus mampu menggunakan variasi metode mengajar dengan baik, sesuai
dengan karakter materi pelajaran dan situasi belajar mengajar.
c. Upaya Mengatasi Problem Kurikulum Dalam Pendidikan Agama Islam
Upaya
mengatasi terhadap problem kurikulum maka pembuatan kurikulum haruslah
memperhatikan kesesuaian kurikulum dengan perkembangan zaman pada masa kini
serta masa-masa yang akan datang, sehingga peserta didik memiliki bekal dalam
menghadapi kompetisi dalam kehidupan nyata yang cenderung hedonis dan
materialis. Pembuatan kurukulum juga harus
menyeimbangkan antara teoritis dan praktis dalam keagamaan. Peserta didik harus
dilatih bagaimana ia mempraktikan teori yang ada dalam kehidupan sehari-hari
sehingga peserta didik mengerti bagaimana ia nantinya harus mempraktekkannya
dalam kehidupan sehari-hari didalam bermasyarakat.
d. Upaya Mengatasi Problem Sarana dan Prasarana Dalam Pendidikan Agama Islam
Sarana pendidikan sangat menunjang dalam proses
belajar mengajar, hal ini akan menunjang tercapainya tujuan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di madrasah.diantaranya adalah :
1.
Gedung
sekolah yang memadai sehingga membuat peserta didik senang dan bergairah
belajar di dalam sekolah.
2.
Sekolah
harus memiliki perpustakaan dan dimanfaatkan secara optimal baik oleh pendidik
atau peserta didik.
3.
Adanya alat
alat peraga yang lengkap akan sangat membantu pencapaian tujuan pendidikan.
4.
Adanya alat
sarana untuk ibadah.
BAB
III
KESIMPULAN
Pendidikan islam
terdiri dari dua kata , yaitu pendidikan dan islam. Kata Islam dalam
pendidikan Islam menunjukkan warna pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang
berwarna islam, pendidikan yang islami atau pendidikan yang yang berdasarkan
islam. Zakiyah Darajat (1992:25) Pendidikan agama Islam
adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa
dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan, yang
pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
Sementara itu , Menurut pendidikan islam, pengertian kata pendidikan mencakup
tiga istilah yaitu Al-tarbiyah, Al-ta’lim dan al-ta’dib.
Prinsip-prinsip
pendidikan islam diantaranya Pendidikan islam didasarkan pada pengembangan
aqidah tauhid. Sedangkan , Tujuan
pendidikan islam adalah ubudiyah
(beribadat) memberhambakan diri pada Allah. Pendapat ini beralasan
kepada firman Allah, artinya: “tidaklah mereka disuruh, melainkan supaya mereka
menyembah Allah serta mengikhlaskan agama kepadaNya”. (Al-Bayyinah: 5)
Adapun problematika pendidikan islam di SMK Ma’arif NU Paguyangan antara lainya:
a.
Latar
beakang siswa dari pendidikan umum, bukan dar pesantren atau pendidikan islam
lainya.
b.
Minat
belajar keagamaan masih rendah
c.
Latar
belakang guru masih belum sesuai dengan
mata pelajaran yang diampu.
d.
Kurangnya
ketrampilan mengajar
e.
Kurikulum
masih menggunakan KTSP
f.
Kurangnya
waktu dalam mengajar
g.
Fasilitas
masih kurang
mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran agama
seperti kurangnya buku keagamaan , peralatan praktek seperti solat
jenazah, peralatan solat, al-qur’an dan belum mempunyai Lab keagamaan sendiri.
Problematika atau masalah yang dapat
menghambat pelaksanaan balajar mengajar di TPQ Al- Mujahadah antara lain yaitu
:
1)
Tidak ada kejelasan mengenai pelajaran apa saja yang
diajarkan kepada siswa-siswi pada proses belajar mengajar di TPQ. Secara
kurikulum , memang belum ada urutan kurikulum yang runtun secara baik yang
dibuat oleh pengelola TPA ini.
2)
sarana dan prasarana seperti meja , bangku , buku dan
lainya belum tersedia.
3)
Pengelolaan TPQ kurang bagus, TPQ bukanlah pendidikan
formal, agaknya secara administrasi TPQ ini dibilang sangatlah kurang, cara
mempromosikanya juga kurang sehingga masyarakat agaknya kurang merespon adanya
TPQ ini.
4)
Belum adanya penyaluran bakat siswa dalam TPQ.
Upaya mengatasi problematika
pelaksanaan Pendidikan Agama Islam disekolah dapat diupayakan beberapa solusi
yang diharapkan mampu meyelesaikan permasalahan yang dihadapi sebagaimana yang
akan diuraikan sebagai berikut:
1.
Meningkatkan
motivasi
terhadap peserta didik dilakukan
dengan jalan menimbulkan atau mengembangkan minat peserta didik dalam melakukan
kegiatan belajarnya. Para pendidikpun diharapkan mampu menumbuhkan dan
mengembangkan minat serta bakat dengan memberikan motivasi kepada peserta didik
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.
2.
Seorang
pendidik memahami tabiat, kemampuan dan kesiapan peserta didik.
3.
Seorang
pendidik harus mampu menggunakan variasi metode mengajar dengan baik, sesuai
dengan karakter materi pelajaran dan situasi belajar mengajar.
4.
Upaya mengatasi terhadap problem kurikulum maka
pembuatan kurikulum haruslah memperhatikan kesesuaian kurikulum dengan
perkembangan zaman pada masa kini serta masa-masa yang akan datang, sehingga
peserta didik memiliki bekal dalam menghadapi kompetisi dalam kehidupan nyata
yang cenderung hedonis dan materialis. Pembuatan kurukulum juga harus menyeimbangkan antara teoritis dan praktis
dalam keagamaan.
5. Sarana pendidikan sangat menunjang dalam proses belajar mengajar, hal ini
akan menunjang tercapainya tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
madrasah.diantaranya adalah Gedung sekolah yang memadai Sekolah harus memiliki
perpustakaan dan dimanfaatkan secara optimal baik oleh pendidik atau peserta
didik, Adanya alat alat peraga yang lengkap akan sangat membantu pencapaian
tujuan pendidikan dan Adanya alat sarana untuk ibadah
Saran dan
Kritik
Demikian laporan ini dibuat, jika
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan pada laporan ini saya menyatakan mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran saya harapkan guna mengoreksi
kesalahan yang ada dimakalah ini agar kedepannya menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
As-Said Muhammad. 2011. Filsafat pendidikan islam. Jogjakarta
:Mitra Pustaka
Langgulung Hasan. 1995. Manusia dan Pendidikan suatu analisa psikologi dan pendidikan. Jakarta : PT. Al-husna zikra
Ramayulis. 2002. ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia
Sutrisno dan Albarobis muhyidin. 2012. Pendidikan islam berbasis problem sosial.
Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
[1]Muhammad As-Said, Filsafat
pendidikan islam. (Jogjakarta :Mitra Pustaka 2011). Hlm 10
[2]Sutrisno dan muhyidin Albarobis,
pendidikan islam berbasis problem sosial, (Jogjakarta :Ar-Ruzz Media , 2012).
Hlm 18-22.
[3]Muhammad As-Said, Filsafat
pendidikan islam. (Jogjakarta :Mitra Pustaka 2011). Hlm 114-121
[4]Hasan Langugulung, Manusia dan Pendidikan suatu
analisa psikologi dan pendidikan, (Jakarta: PT Al Husna zikra, 1995) hlm.
147
[5]Sutrisno dan muhyidin Albarobis,
pendidikan islam berbasis problem sosial, (Jogjakarta :Ar-Ruzz Media , 2012).
Hlm 29-30
[6]Ramayulis, ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, Hal. 246
Tidak ada komentar:
Posting Komentar