LAPORAN STUDI KASUS
(Studi Kasus di SD Negeri 1 Tambaknegara dan TPQ Asa’adah Rawalo)
Lapran ini Di Susun untuk Memenuhi Syarat
Mata Kuliah
Kapita Selekta Pendidikan Islam
Dosen Pengampu
: Rahman Afandi M.S.I
Disusun Oleh :
Tri Anita Ayu Wijayanti 1423305219
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN
PENDIDIKAN MADRASAH
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pemerintah bersama para ahli pendidikan telah lama
dihadapkan pada kesulitan menetapkan skala prioritas, apakah memilih menangani
masalah kualitas pendidikan dengan mengabaikan menangani masalah kuantitas
pendidikan, atau sebaliknya apakah memilih menangani masalah kuantitas
pendidikan dengan mengabaikan menangani masalah kualitas pendidikan.
Idealnya, negara harus mempunyai banyak sekolah yang
berkualitas supaya dapat menjadi lulusan yang berkualitas tinggi. Jika keadaan
memungkin, pemerintah harus memprioritaskan masalah kuantitas dan kualitas
pendidikan untuk ditangani secarasekaligus. Akan tetapi, tampaknya bagi Indonesia tidaklah demikian. Terbukti
bahwa selama ini Indonesia yang menjadi prioritas untuk ditangani adalah
masalah kuantitas pendidikan, dengan tidak meninggalkan sama sekali menangani
masalah kualitas pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Formal
Sejarah berdiri, kelebihan,kelemahan, sarana dan
prasarana, metode
2. Non formal
Sejarah berdiri, kelebihan,kelemahan, sarana dan
prasarana, metode.
C. Tujuan
Tujuan dari obserasi problematika di
pendidikan formal seperti Madrasah Ibtidaiyah/Madrasah Tsanawiyah/Madrasah
Aliyah dan pendidikan non formal seperti TPQ/Pondok Pesantren /Madrasah 4diniyah
nantinya dapat diperhatikan oleh pemerintah. Agar pendidikan di Indonesia
nantinya lebih maju lagi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Formal
SD
Negeri 1 Tambaknegara merupakan Sekolah dasar yang terletak di jalan Pramuka nomor 01, desa
Tambaknegara kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumasdan Profinsi Jawa Tengah,
jarak ke kecamatan sejauh 3 KM. Sekolah ini beriri paa 1 oktober 1985 dengan
NIS 20302739dan Nomor Statistik Sekolah : 10103020003.Di sekolah ini terdapat 12 rombel
kelas. 1 kelas terdapat 2 rombel. Setiap kelas terdiri dari sekitar 20
siswa. Jumlah tenaga pendidik disini ada 10 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan 6 Wiyata Bakit. Di SD
Negeri 1 Tambaknegara ini terdapat
fasiltas : Ruang belajar ,Lapangan, Kantin , Ruang Guru, Ruang Siswa,
Laboratorium MIPA, Masjid, Perpustakaan, Aula, WC, Kantin. Sekolah ini termasuk
sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi.
Kelemahan Dari sekolah ini yaitu :
· Guru masih ada yang wiyata
bakti, sehingga dana bos kadangkala digunakan untuk
honor guru.
· Siswa banyak yang tinggal dengan saudara karena
orang tua kanungnya kerja keluar kota atau luar negeri.
·
Sekarang itu, sekolah menjadi sekolah inklusif. Tetapi belum punya tenaga
kerja yang mengajar tersebut.
Visi Dan Misi SD
Negeri 1 Tambaknegara
Visi sekolah
Bertaqwa, berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi, berakhlak mulia
dan berbudaya serta berwawasan
lingkungan.
Misi
Sekolah
1. Menyiapkan generasi unggul yang memiliki potensi dibidang
IMTAQ dan IPTEK.
2. Membentuk sumberdaya manusia yang aktif, kretif, inovatif
sesuai dengan perkembangan jaman.
3. Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya di
masyarakat.
4. Mewujudkan lingkungan sekolah yang hijau.
5. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih.
6. Menerapkan pemanfaat sampah 3R : Raduce (mengurang), Reuse (mengunakan
kembali), Recycle ( mendaur ulang)
B.
Non Formal
Taman pendidikan Al-Quran
(TPQ) Assa’adah merupakam TPQ
yang terletak di jalan H.M Bahroen desa
Rawalo Rt 01/04 kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Pada awal
berdiri pada 29 Agustus 2007, Majlis
pengajian anak-anak ini bertemapat di panggok depan Rumah Ustad yang mendirikan
TPQ tersebut. Kegiatam pengajian ini
berlangsung dan menunjukan perkembangan yang begitu signifikan, sehingga
mendapat respon yang baik dari masyarakat sekelilingnya. Sekitar tahun 2012
dapat mewujudkan dengan diadakan pembangunan gedung yang sederhana. TPQ
Assa’adah mempunyai santri sekitar 60 santri dengan 1 ustadz.
Jam Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) di TPQ Assa’adah
No
|
Hari
|
pukul
|
kegiatan
|
1
|
Senin, Selasa, Rabu dan Sabtu
|
15.50-16.10
16.11-selesai
|
Berdoa
Mengaji Iqra, Al-quran dan kitab (secara bergantian)
|
2
|
kamis
|
15.50-16.10
16.11-selesai
|
Berdoa
Mengaji kaligrafi / hafalan (bersama)
|
3
|
Ahad
|
15.50-16.10
16.11-selesai
|
Berdoa
Mengaji tajwid / fiqh / bahasa arab.
|
4
|
jumat
|
Libur
|
Disini
terdapat sarana dan prasarana seperti:
1.
Meja panjang 2;
2.
Papan tulis (black
board);
3.
Jam dinding; dan
4.
Gambar-gambar yang
tertempel pada dinding.
Untuk materi Qori’ati digunakan metode pembelajaran
sebgai berikut:
1. Metode
individual
Individual artinya baca sendiri. Mengetahui secara lebih
spesifik kemampuan dan kelemahan dasar
santri sekaligus memberikan pendalaman
dan perbaikan terhadap kelemahan santri.
2. Metode baca simak
Santri membaca-santri menyimak. Ustad bisa ikut
berpatartisipasi. Biasanya metode ini untuk usia tertentu menjadi pilihan yang
menyenangkan sebab santri mendapat kesempatan
untuk mengasah kejelihan dan ketelitian dirinya sendiri ketika harus
mengoreksi bacaannya.
BAB III
Landasan Teori
a.
Kualitas Pendidikan
Ukuran berkualitas atau tidaknya suatu sekolah adalah
relatif, karena tolak ukur yang digunakan terus menerus mengalami perubahan
sesuai perubahan tantangan jaman. Sesuatu sekolah yang pada tahun 1970-. Misalnya, sudah dianggap berkualitas dan
telah memproduk lulusan dengan kualitas tinggi, mungkin saja dengan memakai
ukuran sekarang ia dianggap kurang
berkualitas. Robert H. Launer menyatakan, bahwa “perubahanpendidikan secara
kualitatif, disebabkan karena pembagian kerja yang semakin rumpil dalam masyarakat yabng memodernisir diri memerlukan sistem
pendidikan formal untuk menyiapkan orang memegang jabatan...., pendidikan
digiring untuk mempersiapkan individu melaksanakan fungsinya didalam struktur
sosial yang baru”.
Maka wajar apabila terjadi keragaman kualitas pada
lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia. Keragaman kualitas pendidikan
ini sangat besar, mulai dari taraf yang tinggi. Secara kasar dapat
diadakan penggolongan perbedaan kualitas
pendidikan antara sekolah di wilayah
perkotaan dengan wilayah pendesaan. Dan karena
kualitas pendidikan itu secara langsung dapat berfungsi sebagai dasar
bagi pengembangan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, maka penangganan terhadapnya
sungguh merupakan tuntutan yang selalun mendesak dan tidak mungkin dapat
ditunda.
Terdapat banyak faktor yang saling terkait antara satu
dengan lainnya yang umum dipandang dapat menyebabkan naik turunya kualitas
pendidikan; seperti faktor pendidikan, faktor peserta didik, faktor kurikulum,
faktor pembiayaan, faktor sarana dan prasarana dan lain-lain. Untuk diperlukan
standardisasi nasional pendidikan.
Mengingat bahwa pendidikan formal ditanah air ini
berjenjang, maka upaya untuk mempercepat peningkatan kualitas pendidikan tidaklah
harus secara berurutan, melainkan dapat dilaksanakan secara simultan.
Selama ini upaya peningkatan kualitas pendidikan itu telah diprioritaskan pada sekolah dasar, tanpa menunda upaya peningkatan kualitas pendidikan jenjang
diatasnya.
b.
Berbagai upaya
Upaya-uapaya pemerintah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan pada sekolah dasar antara lain[1]:
1. Pembangunan rumah kepala sekolah dan guru.
2. Pembangunan rumah penjaga sekolah.
3. Pengangkatan guru baru.
4. Penataran guru untuk memperluas wawasan.
5. Penyetaraan pendidikan guru sampai diploma dua (D2).
Persyaratan untuk menjadi guru telah
diperbaharui.
6. Pengadaan buku-buku pelajaran dan bacaan.
7. Pengadaan alat-alat peraga Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
Ilmu pemngetahuan Sosial (IPS), Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan
Sosial, dan bidang studi lainnya.
8. Pengadaan alat ketrmpilan, kesenian, dan olah-raga.
9. Penyempurnaan kurukulum.
10. Pengurangan jumlah mata pelajaran yang dipandang tidak
relevan lagi dengan keadaan tuntutan
jaman.
11. Penerapan Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional (PPSI) dan
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
12. Pelaksanaan evaluasi perolehan belajar siswa: formatif,
catur wulan, evaluasi tahap akhir (ebta), dan evaluasi tahap akhir nasional
(ebtanas) yang kemudian diubah diubah menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN) dan
menjadi Ujian Nasional (UN).
13. Penerapan keputusan materi pendayagunaan apatur negara
nomor 26/Menpan/1989 tentang angka kredit bagi jabatan guru, dan Peraturan
Menteri Pendikan Nasional nomor18 tahun 2005 tenteng Penetapan
Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru.
C. Bimbingan Konseling
Dalam problematika pendidikan seharusnya terdapat layanan
bimbingan konseling seperti bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
belajar dan bimbingan karir kepada setiap individu peserta didik. Berikut akan
diuraikan tentang masing-masing bidang bimbingan[2]:
1. BimbinganPribadi
Bimbingan pribadi adalah layanan bimbingan konseling yang
diberikan kepada individu untuk menemukan dan mengembangkan diri
pribadinya sehingga menjadi pribadi yang
mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Secara lebih rinci,materi pokok bimbingan pribadi antara
lain:
a.
Pemantapan sikap dan
kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
b.
Pemantapan
pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya dimasa depan.
c.
Pemantapan
pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya
melalui kegiatan-kegiatan kreatif dan produktif.
d.
Pemantapan
pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
e.
Pemantapan
kemampuan untuk mengambil keputusan dan mengarahkanbn diri secara mandiri
sesuai dengan system etika, nilai kehidupan dan moral, serta apresiasi seni.
f. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup
sehat secara rohaniah maupun jasmaniah, termasuk perencanaan berkeluarga.
2. Bimbingan sosial
Bimbingan sosial adalah layanan bimbingan yang diberikan
kepada individu untuk mengenal lingkungannya sehingga mampu bersosialisasi
dengan baik dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Uraian lebih rinci
berupa materi pokok bimbingan sosial,
antara lain:
a. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun
tulisan secara efektif, efisien dan produktif.
b. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat
serta beragumentasi secara dinamis dan kreatif.
c. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan
sosial baik dirumah, disekolah, ditempat kerja maupun dimasyarakat luas dengan menjunjung tinggi tata krama,
sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat istiadat, hukum, ilmu dan kebiasaan
yang berlaku.
d. Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif
dengan teman sebaya, baik disekolah yang sama, sekolah lain, di luar sekolah, maupun
dimasyarakat pada umumnya.
e. Pemantapan pemahaman tentang peraturan, kondisi rumah,
sekolah,dan lingkungan , serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan
bertanggung jawab.
f. Orientasi tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
3. Bimbingan belajar
Bimbingan belajar adalah layanan bimbingan dan konseling
yang diberikan kepada individu untuk dapat membentuk kebiasaan belajar yang
baik, mengembangkan rasa ingin tahu dan menumbuhkan motivasi untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan. Lebih rinci dijelaskan sebagai berikut:
a. Pemantapan sikap kebiasaan dan ketrampilan belajar yang
efektif dan efisien serta produktif, dengan sumber belajar yang bervariasi dan
kaya.
b. Pemantapan disiplin belajar dan berlatih baik secara
mandiri maupun berkelompok.
c. Pemantapan penguasaan materi program belajar keilmuan
teknologi dan seni di Sekolah Menengah Atas dan sebagai persiapan untuk
mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.
d. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik,
sosial dan budaya dilingkungan sekolah, dan atau alam sekitar, serta masyarakat
untuk pengembangan diri.
e. Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan daan
pendidikan yang lebih tinggi.
4. Bimbingan Karir
Bimbingan karir adalah layanan bimbingan
yang diberikan kepada individu untuk merencanakan dan mengembangkan masa
depannya, berkaitan dengan dunia pendidikan maupun dunia karir. Pembahasan
lebih rinci sebagai berikut:
a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan
karir yang hendak dipilih dan dikembangkan.
b. Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya
khususnya karir yang hendak dipilih dan dikembangkan.
c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha
dan memperoleh penghasilan yang baik dan halal untuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d. Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki
tamatan SLTA.
e. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih
tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan.
Perann
Orang Tua dalam Pendidikan Anak
D. Peranan Orang Tua dalam Pendidikan Anak
Dalam keluarga diperlukan hubungan yang harmonis, baik
antara sesama anggota keluarga, maupun antaranggota keluarga dengan masyarakat.
Dengan hubungan yang baik, maka kan terbina keluarga yang rukun dan damai, sehingga
peranan orang tua dalam pembinaan anak sebagai tunas bangsa akan berhasil
dengan baik dan maksimal. Sebagai orang tua yang bijak, hendaknya jangan salah
tafsir terhadap anak-anak yang sudah sekolah, karena kewajiban sekolah hanya
sebatas membantu keluarga dalam mendidik anak-anak, tentunya ketika berada di
sekolah. Dalam mendidik anak-anak, sekolah bersifat melanjutkan pendidikan
anak-anak yang telah dilakukan orang tua dirumah. Berhasil atau tidaknya
pendidikan di sekolah, tergantung pada pendidikan dalam keluarga. Pendidikan
keluarga adalah dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan
yang diperoleh anak dalam keluarga, menentukan pendidikan anak itu selanjutnya
baik disekolah maupun dimasyarakat.[3]
1.
Peranan Ibu
Dalam kehidupan keluarga, tanggung jawab pendidikan anak
terletak pada ayah dan ibu. Artinya, ayah dan ibu memiliki suatu peranan yang
sama dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dilihat dari kenyataan yang ada,
sebagian yang memegang peran penting dalam mengatur peranan rumah tangga
terutama dalam mengasuh anak-anak, dan memberi pendidikan kehidupan sehari-hari
adalah ibu. Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar
yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Oleh karena itu, seorang ibu hendaklah
bijaksana dan pandai mendidik anak-anaknya.
Sebagian orang mengatakan, bahwa kaum ibu adalah pendidik
bangsa. Dengan demikian, nyatalah betapa berat tugas seorang ibu sebagai
pendidik dan pengatur rumah tangga, baik atau buruknya pendidikan ibu
terhadap anaknya, akan berpengaruh besar
terhadap perkembangan dan watak anaknya dikemudian hari. Hal ini sesuai dengan
apa yang dikemukakan Ngalim Purwanto, bahwa peranan ibu dalam pendidikan
anak-anaknya adalah sebagai berikut :
a.
Sumber dan pemberi
kasih sayang.
b.
Pengasuh dan
pemelihara.
c.
Tempat mencurahkan
isi hati.
d.
Pengatur kehidupan
dalm rumah tangga.
e.
Pembimbing hubungan
pribadi; dan
f.
Pendidik dalam
segi-segi emosional
Sedangkan menurut Singgih D Gunarsa,
peranan ibu dalam mendidik anak-anaknya adalah sebagai contoh teladan dan
pemberi rangsangan dan pelajaran.
2.
Peranan Ayah
Dalam
hal pendidikan, peranan ayah dalam keluarga sangat penting. Anak memandang
ayahnya sebagai seseorang yang tertinggi gengsiya atau prestisenya, terutama
anak laki-laki. Ayah sebagai model teladan
untuk peranannya kelak sebagai seorang laki-laki. Bagi perempuan, fungsi
ayah juga sangat penting, yaitu sebagai pelindung.
Dilihat
dari tugas dan fungsinya, peranan ayah dalam pendidikan anaknya adalah sebagai
berikut:
a.
Sumber kekuasaan
didalam keluarga;
b.
Penghubung internal
keluarga dengan masyarakat atau dunia luar;
c.
Pemberi rasa aman
bagi seluruh anggota keluarga;
d.
Pelindung terhadap
ancaman dari luar.
e.
Hakim atau yang
mengadili jika terjadi perselisihan; dan
f.
Pendidikan dari
segi-segi rasional.
3.
Menumbuhkan
kegemaran membaca pada anak
Peranan orang tua sangat penting dan sangat fundamen/
mendasar bagi pendidikan anak selanjutnya, terutama dalam hal ini menumbuhkan
kegemaran membaca pada anak.
Anak gemar membaca biasanya adalah anak yang cara
membacanya baik, serta pemahaman terhadap bahasa dan imajinasinya juga sangat
baik. Tidak ada aktivitas yang lebih
penting dalam mempersiapkan anak menjadi pembaca yang baik, selain “read a load
together” (membaca keras bersama-sama). Read a load together pada akan-akan merangsang
imajinasi dan memerluas pemahaman mereka tentang dunia.
E. Aplikasi pengelolaan kelas dalam pembelajaran
Telah disinggung bahwa keberhasilan guru mengajar tidak
hanya tidak hanya ditentukan oleh kondisi intern saja, tapi faktor ektern pun
ikut menentukan. Sedikitnya ada dua faktor yang berpengaruh terhadapprestasi
belajar terutama yang diupayakan oleh guru yakni; faktor yang berhubungan
dengan pengelolaan dan faktor yang berhubungan dengan pengajaran. (Arikunto,
1990:194)
Dan tindakan pengelolaan kelas tidak hanya pada
peermulaan, tetapi dapat terjadi sepanjang pengajaran bila diperlukan. Oleh
karen, masalah-masalah yang dihadapi oleh guru saat pengajaran berlangsung
dapat dikelompokkan menjadi masalah pengelolaan pengajaran dan masalah
pengelolaan kelas.[4]
Guru dalam setiap pembelajaran harus memberi motivasi
kepada peserta didik agar mereka semangat dalam belajar. Kegiatan pelaksanaan
pembelajaran ini akan dijelaskan berikut ini.[5]
a.
Memotivasi Siswa
Motivasi belajar yang menjadi tugas guru ada dua : (1)
memotivasi siswa terhadap pentingnya belajar dalam mencari ilmu atau pentingnya
sekolah dengan baik; dan (2) memotivasi siswa terhadap arti penting
atas materi belajar (pelajaran) yang akan disampaikan. Dua motivasi ini
menjadi tugas utama guru dalam awal pelaksanaan pembelajaran. Dua motivasi
inilah yang akan membuat siswa antusias dan mau belajar intensif.
Untuk itu, kegiatan motivasi ini menjadi kegiatan rutin
dan intensif yang harus dilakukan guru. Tidak hanya dalam lingkup kelas, saat
pembelajaran, tetapi juga kapanpun, saat guru berkomunikasi dengan siswa, maka
kegiatan memotivasi siswa harus terus dilakukan
oleh guru. Tujuannya agar motivasi belajar siswa terbangun dengan baik,
sehingga kebutuhan untuk belajar tertanam dengan baik. Implikasinya, siswa pun
akan giat dan rajin belajar, baik belajar dalam menuntut ilmu atau belajar
mendalami materi belajar yang diajarkan
oleh guru.
BAB IV
PENUUP
A. Kesimpulan
Bimbingan belajar pada
hakikatnya merupakan upaya untuk memberikan bantuan kepada peserta didik agar
mereka bisa mencapai hasil belajar yang sedang dilaksanakan, melalui
psikologis. Tercapainya penyesuaian diri, perkembangan optimal dan kemandirian
merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah bimbingan.
B. Saran
Seharusnya pemerintah
memperhatikan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Karena masih banyak
sekolah-sekolah masih banyak yang masih mempunyai problematika yang harus
diperhatian.
Daftar Pustaka
Fibrini deni, Bimbingan konseling, (Yogyakarta:
Teras, 2011)
Kurniawan Heru,
Pembelajaran Kreatif Bahasa Indonesia,(Jakarta: Prenadamedia Group,2015).
Popi Sopiatin
dan Sohari Sahrani,Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam (Bogor:Ghalia
Indonesia, 2011)
Rohmad
Ali,Kapita Selekta Pendidikan,(Yogyakarta:Teras,2009).
Sunhaji,
Strategi Pembelajaran, ( Yogyakarta: Grafindo Litera Media,2009)
[1]Rohmad
Ali,Kapita Selekta Pendidikan,(Yogyakarta:Teras,2009). Hlm,28.
[2] Fibrini
deni, Bimbingan konseling, (Yogyakarta: Teras, 2011). Hlm, 79-83
[3]Popi
Sopiatin dan Sohari Sahrani,Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam
(Bogor:Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 58-60
[4] Sunhaji, Strategi Pembelajaran, ( Yogyakarta:
Grafindo Litera Media,2009). Hlm. 94
[5]
Kurniawan Heru, Pembelajaran Kreatif Bahasa Indonesia,(Jakarta: Prenadamedia
Group,2015). Hlm 94
Tidak ada komentar:
Posting Komentar