Minggu, 07 Mei 2017

1423305219

       LAPORAN STUDI KASUS
(Studi Kasus di SD Negeri 1 Tambaknegara dan TPQ Asa’adah Rawalo)
Lapran ini Di Susun untuk Memenuhi Syarat
Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Rahman Afandi M.S.I



Disusun Oleh :
Tri Anita Ayu Wijayanti               1423305219







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pemerintah bersama para ahli pendidikan telah lama dihadapkan pada kesulitan menetapkan skala prioritas, apakah memilih menangani masalah kualitas pendidikan dengan mengabaikan menangani masalah kuantitas pendidikan, atau sebaliknya apakah memilih menangani masalah kuantitas pendidikan dengan mengabaikan menangani masalah kualitas pendidikan.
Idealnya, negara harus mempunyai banyak sekolah yang berkualitas supaya dapat menjadi lulusan yang berkualitas tinggi. Jika keadaan memungkin, pemerintah harus memprioritaskan masalah kuantitas dan kualitas pendidikan untuk ditangani secarasekaligus. Akan tetapi, tampaknya bagi Indonesia tidaklah demikian. Terbukti bahwa selama ini Indonesia yang menjadi prioritas untuk ditangani adalah masalah kuantitas pendidikan, dengan tidak meninggalkan sama sekali menangani masalah kualitas pendidikan.
B.   Rumusan Masalah
1.     Formal
Sejarah berdiri, kelebihan,kelemahan, sarana dan prasarana, metode
2.     Non formal
Sejarah berdiri, kelebihan,kelemahan, sarana dan prasarana, metode.

C.   Tujuan
Tujuan dari obserasi problematika di pendidikan formal seperti Madrasah Ibtidaiyah/Madrasah Tsanawiyah/Madrasah Aliyah dan pendidikan non formal seperti TPQ/Pondok Pesantren /Madrasah 4diniyah nantinya dapat diperhatikan oleh pemerintah. Agar pendidikan di Indonesia nantinya lebih maju lagi.













BAB II
PEMBAHASAN
A.Formal
SD Negeri 1 Tambaknegara merupakan  Sekolah dasar  yang terletak di jalan Pramuka nomor 01, desa Tambaknegara kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumasdan Profinsi Jawa Tengah, jarak ke kecamatan sejauh 3 KM. Sekolah ini beriri paa 1 oktober 1985 dengan NIS 20302739dan Nomor Statistik Sekolah : 10103020003.Di sekolah ini terdapat 12 rombel  kelas. 1 kelas terdapat 2 rombel. Setiap kelas terdiri dari sekitar 20 siswa. Jumlah tenaga pendidik disini ada 10 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 6 Wiyata Bakit. Di SD Negeri 1 Tambaknegara ini terdapat fasiltas : Ruang belajar ,Lapangan, Kantin , Ruang Guru, Ruang Siswa, Laboratorium MIPA, Masjid, Perpustakaan, Aula, WC, Kantin. Sekolah ini termasuk sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi.
Kelemahan Dari sekolah ini yaitu :
· Guru masih ada yang wiyata bakti, sehingga dana bos kadangkala digunakan untuk honor guru.
· Siswa banyak yang tinggal dengan saudara karena orang tua kanungnya kerja keluar kota atau luar negeri.
·            Sekarang itu, sekolah menjadi sekolah inklusif. Tetapi belum punya tenaga kerja yang mengajar tersebut.
Visi Dan Misi SD Negeri 1 Tambaknegara
Visi sekolah
Bertaqwa, berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, berakhlak mulia dan berbudaya serta berwawasan lingkungan.
Misi Sekolah
1.      Menyiapkan generasi unggul yang memiliki potensi dibidang IMTAQ dan IPTEK.
2.      Membentuk sumberdaya manusia yang aktif, kretif, inovatif sesuai dengan perkembangan jaman.
3.      Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.
4.      Mewujudkan lingkungan sekolah yang hijau.
5.      Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih.
6.      Menerapkan pemanfaat sampah  3R : Raduce (mengurang), Reuse (mengunakan kembali), Recycle ( mendaur ulang)
B.   Non Formal
Taman pendidikan Al-Quran  (TPQ) Assa’adah  merupakam TPQ yang terletak  di jalan H.M Bahroen desa Rawalo Rt 01/04 kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Pada awal berdiri pada  29 Agustus 2007, Majlis pengajian anak-anak ini bertemapat di panggok depan Rumah Ustad yang mendirikan TPQ tersebut.  Kegiatam pengajian ini berlangsung dan menunjukan perkembangan yang begitu signifikan, sehingga mendapat respon yang baik dari masyarakat sekelilingnya. Sekitar tahun 2012 dapat mewujudkan dengan diadakan pembangunan gedung yang sederhana. TPQ Assa’adah mempunyai santri sekitar 60 santri dengan 1 ustadz.
Jam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di TPQ Assa’adah
No
Hari
pukul
kegiatan
1
Senin, Selasa, Rabu dan Sabtu
15.50-16.10
16.11-selesai
Berdoa
Mengaji Iqra, Al-quran dan kitab (secara bergantian)
2
kamis
15.50-16.10
16.11-selesai
Berdoa
Mengaji kaligrafi / hafalan (bersama)
3
Ahad
15.50-16.10
16.11-selesai
Berdoa
Mengaji tajwid / fiqh / bahasa arab.
4
jumat
Libur



Disini terdapat  sarana dan prasarana seperti:
1.              Meja panjang 2;
2.              Papan tulis (black board);
3.              Jam dinding; dan
4.              Gambar-gambar yang tertempel pada dinding.
Untuk materi Qori’ati digunakan metode pembelajaran sebgai berikut:
1.    Metode individual
Individual artinya baca sendiri. Mengetahui secara lebih spesifik kemampuan dan kelemahan  dasar santri sekaligus  memberikan pendalaman dan perbaikan  terhadap kelemahan santri.
2.    Metode baca simak
Santri membaca-santri menyimak. Ustad bisa ikut berpatartisipasi. Biasanya metode ini untuk usia tertentu menjadi pilihan yang menyenangkan sebab santri mendapat kesempatan  untuk mengasah kejelihan dan ketelitian dirinya sendiri ketika harus mengoreksi bacaannya.





BAB III
Landasan Teori
a.     Kualitas Pendidikan
Ukuran berkualitas atau tidaknya suatu sekolah adalah relatif, karena tolak ukur yang digunakan terus menerus mengalami perubahan sesuai perubahan tantangan jaman. Sesuatu sekolah yang pada tahun 1970-.  Misalnya, sudah dianggap berkualitas dan telah memproduk lulusan dengan kualitas tinggi, mungkin saja dengan memakai ukuran sekarang ia dianggap  kurang berkualitas. Robert H. Launer menyatakan, bahwa “perubahanpendidikan secara kualitatif, disebabkan karena pembagian kerja yang semakin rumpil  dalam masyarakat  yabng memodernisir diri memerlukan sistem pendidikan  formal untuk menyiapkan  orang memegang jabatan...., pendidikan digiring untuk mempersiapkan individu melaksanakan fungsinya didalam struktur sosial yang baru”.
Maka wajar apabila terjadi keragaman kualitas pada lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia. Keragaman kualitas pendidikan ini sangat besar, mulai dari taraf yang tinggi. Secara kasar dapat diadakan  penggolongan perbedaan kualitas pendidikan  antara sekolah di wilayah perkotaan dengan wilayah pendesaan. Dan karena  kualitas pendidikan itu secara langsung dapat berfungsi sebagai dasar bagi pengembangan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, maka penangganan terhadapnya sungguh merupakan tuntutan yang selalun mendesak dan tidak mungkin dapat ditunda.
Terdapat banyak faktor yang saling terkait antara satu dengan lainnya yang umum dipandang dapat menyebabkan naik turunya kualitas pendidikan; seperti faktor pendidikan, faktor peserta didik, faktor kurikulum, faktor pembiayaan, faktor sarana dan prasarana dan lain-lain. Untuk diperlukan standardisasi nasional pendidikan.
Mengingat bahwa pendidikan formal ditanah air ini berjenjang, maka upaya untuk mempercepat peningkatan kualitas pendidikan  tidaklah  harus secara berurutan, melainkan dapat dilaksanakan secara simultan. Selama ini upaya peningkatan kualitas pendidikan itu telah diprioritaskan  pada sekolah dasar, tanpa menunda  upaya peningkatan kualitas pendidikan jenjang diatasnya.
b.    Berbagai upaya
Upaya-uapaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada sekolah dasar antara lain[1]:
1.      Pembangunan rumah kepala sekolah dan guru.
2.      Pembangunan rumah penjaga sekolah.
3.      Pengangkatan guru baru.
4.      Penataran guru untuk memperluas wawasan.
5.      Penyetaraan pendidikan guru sampai diploma dua (D2). Persyaratan untuk menjadi guru  telah diperbaharui.
6.      Pengadaan buku-buku pelajaran dan bacaan.
7.      Pengadaan alat-alat peraga Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu pemngetahuan Sosial (IPS), Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Sosial, dan bidang studi lainnya.
8.      Pengadaan alat ketrmpilan, kesenian, dan olah-raga.
9.      Penyempurnaan kurukulum.
10.  Pengurangan jumlah mata pelajaran yang dipandang tidak relevan lagi dengan  keadaan tuntutan jaman.
11.  Penerapan Prosedur  Pengembangan Sistem Intruksional (PPSI) dan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
12.  Pelaksanaan evaluasi perolehan belajar siswa: formatif, catur wulan, evaluasi tahap akhir (ebta), dan evaluasi tahap akhir nasional (ebtanas) yang kemudian diubah diubah menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN) dan menjadi Ujian Nasional (UN).
13.  Penerapan keputusan materi pendayagunaan apatur negara nomor 26/Menpan/1989 tentang angka kredit bagi jabatan guru, dan Peraturan Menteri  Pendikan  Nasional nomor18 tahun 2005 tenteng Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru.
C.     Bimbingan Konseling
Dalam problematika pendidikan seharusnya terdapat layanan bimbingan konseling seperti bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir kepada setiap individu peserta didik. Berikut akan diuraikan tentang masing-masing bidang bimbingan[2]:
1.    BimbinganPribadi
Bimbingan pribadi adalah layanan bimbingan konseling yang diberikan kepada individu untuk menemukan dan mengembangkan diri pribadinya  sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Secara lebih rinci,materi pokok bimbingan pribadi antara lain:
a.          Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.         Pemantapan pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan  yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya dimasa depan.
c.          Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan kreatif dan produktif.
d.         Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
e.          Pemantapan kemampuan untuk mengambil keputusan dan mengarahkanbn diri secara mandiri sesuai dengan system etika, nilai kehidupan dan moral, serta apresiasi seni.
f. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat secara rohaniah maupun jasmaniah, termasuk perencanaan berkeluarga.
2.      Bimbingan sosial
Bimbingan sosial adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada individu untuk mengenal lingkungannya sehingga mampu bersosialisasi dengan baik dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Uraian lebih rinci berupa materi pokok  bimbingan sosial, antara lain:
a.    Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara efektif, efisien dan produktif.
b.    Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta beragumentasi secara dinamis dan kreatif.
c.    Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial baik dirumah, disekolah, ditempat kerja maupun dimasyarakat  luas dengan menjunjung tinggi tata krama, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat istiadat, hukum, ilmu dan kebiasaan yang berlaku.
d.   Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya, baik disekolah yang sama, sekolah lain, di luar sekolah, maupun dimasyarakat pada umumnya.
e.    Pemantapan pemahaman tentang peraturan, kondisi rumah, sekolah,dan lingkungan , serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab.
f.     Orientasi tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3.      Bimbingan belajar
Bimbingan belajar adalah layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada individu untuk dapat membentuk kebiasaan belajar yang baik, mengembangkan rasa ingin tahu dan menumbuhkan motivasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Lebih rinci dijelaskan sebagai berikut:
a.    Pemantapan sikap kebiasaan dan ketrampilan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, dengan sumber belajar yang bervariasi dan kaya.
b.    Pemantapan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri maupun berkelompok.
c.    Pemantapan penguasaan materi program belajar keilmuan teknologi dan seni di Sekolah Menengah Atas dan sebagai persiapan untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.
d.   Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya dilingkungan sekolah, dan atau alam sekitar, serta masyarakat untuk pengembangan diri.
e.    Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan daan pendidikan yang lebih tinggi.


4.      Bimbingan Karir
Bimbingan karir adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada individu untuk merencanakan dan mengembangkan masa depannya, berkaitan dengan dunia pendidikan maupun dunia karir. Pembahasan lebih rinci sebagai berikut:
a.       Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak dipilih dan dikembangkan.
b.      Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya khususnya karir yang hendak dipilih dan dikembangkan.
c.       Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha dan memperoleh penghasilan yang baik dan halal untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d.      Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SLTA.
e.       Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan.
Perann Orang Tua dalam Pendidikan Anak
D.    Peranan Orang Tua dalam Pendidikan Anak
Dalam keluarga diperlukan hubungan yang harmonis, baik antara sesama anggota keluarga, maupun antaranggota keluarga dengan masyarakat. Dengan hubungan yang baik, maka kan terbina keluarga yang rukun dan damai, sehingga peranan orang tua dalam pembinaan anak sebagai tunas bangsa akan berhasil dengan baik dan maksimal. Sebagai orang tua yang bijak, hendaknya jangan salah tafsir terhadap anak-anak yang sudah sekolah, karena kewajiban sekolah hanya sebatas membantu keluarga dalam mendidik anak-anak, tentunya ketika berada di sekolah. Dalam mendidik anak-anak, sekolah bersifat melanjutkan pendidikan anak-anak yang telah dilakukan orang tua dirumah. Berhasil atau tidaknya pendidikan di sekolah, tergantung pada pendidikan dalam keluarga. Pendidikan keluarga adalah dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga, menentukan pendidikan anak itu selanjutnya baik disekolah maupun dimasyarakat.[3]
1.         Peranan Ibu
Dalam kehidupan keluarga, tanggung jawab pendidikan anak terletak pada ayah dan ibu. Artinya, ayah dan ibu memiliki suatu peranan yang sama dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dilihat dari kenyataan yang ada, sebagian yang memegang peran penting dalam mengatur peranan rumah tangga terutama dalam mengasuh anak-anak, dan memberi pendidikan kehidupan sehari-hari adalah ibu. Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Oleh karena itu, seorang ibu hendaklah bijaksana dan pandai mendidik anak-anaknya.
Sebagian orang mengatakan, bahwa kaum ibu adalah pendidik bangsa. Dengan demikian, nyatalah betapa berat tugas seorang ibu sebagai pendidik dan pengatur rumah tangga, baik atau buruknya pendidikan ibu terhadap  anaknya, akan berpengaruh besar terhadap perkembangan dan watak anaknya dikemudian hari. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Ngalim Purwanto, bahwa peranan ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah sebagai berikut :
a.          Sumber dan pemberi kasih sayang.
b.         Pengasuh dan pemelihara.
c.          Tempat mencurahkan isi hati.
d.         Pengatur kehidupan dalm rumah tangga.
e.          Pembimbing hubungan pribadi; dan
f.          Pendidik dalam segi-segi emosional
Sedangkan menurut Singgih D Gunarsa, peranan ibu dalam mendidik anak-anaknya adalah sebagai contoh teladan dan pemberi rangsangan dan pelajaran.
2.         Peranan Ayah
Dalam hal pendidikan, peranan ayah dalam keluarga sangat penting. Anak memandang ayahnya sebagai seseorang yang tertinggi gengsiya atau prestisenya, terutama anak laki-laki. Ayah sebagai model teladan  untuk peranannya kelak sebagai seorang laki-laki. Bagi perempuan, fungsi ayah juga sangat penting, yaitu sebagai pelindung.
Dilihat dari tugas dan fungsinya, peranan ayah dalam pendidikan anaknya adalah sebagai berikut:
a.          Sumber kekuasaan didalam keluarga;
b.         Penghubung internal keluarga dengan masyarakat atau dunia luar;
c.          Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga;
d.         Pelindung terhadap ancaman dari luar.
e.          Hakim atau yang mengadili jika  terjadi perselisihan; dan
f.          Pendidikan dari segi-segi rasional.
3.         Menumbuhkan kegemaran membaca pada anak
Peranan orang tua sangat penting dan sangat fundamen/ mendasar bagi pendidikan anak selanjutnya, terutama dalam hal ini menumbuhkan kegemaran membaca pada anak.
Anak gemar membaca biasanya adalah anak yang cara membacanya baik, serta pemahaman terhadap bahasa dan imajinasinya juga sangat baik. Tidak ada aktivitas  yang lebih penting dalam mempersiapkan anak menjadi pembaca yang baik, selain “read a load together” (membaca keras bersama-sama). Read a load together pada akan-akan merangsang imajinasi dan memerluas pemahaman mereka tentang dunia.
E.     Aplikasi pengelolaan kelas dalam pembelajaran
Telah disinggung bahwa keberhasilan guru mengajar tidak hanya tidak hanya ditentukan oleh kondisi intern saja, tapi faktor ektern pun ikut menentukan. Sedikitnya ada dua faktor yang berpengaruh terhadapprestasi belajar terutama yang diupayakan oleh guru yakni; faktor yang berhubungan dengan pengelolaan dan faktor yang berhubungan dengan pengajaran. (Arikunto, 1990:194)
Dan tindakan pengelolaan kelas tidak hanya pada peermulaan, tetapi dapat terjadi sepanjang pengajaran bila diperlukan. Oleh karen, masalah-masalah yang dihadapi oleh guru saat pengajaran berlangsung dapat dikelompokkan menjadi masalah pengelolaan pengajaran dan masalah pengelolaan kelas.[4]
Guru dalam setiap pembelajaran harus memberi motivasi kepada peserta didik agar mereka semangat dalam belajar. Kegiatan pelaksanaan pembelajaran ini akan dijelaskan berikut ini.[5]
a.          Memotivasi Siswa
Motivasi belajar yang menjadi tugas guru ada dua : (1) memotivasi siswa terhadap pentingnya belajar dalam mencari ilmu atau pentingnya sekolah dengan baik; dan (2) memotivasi siswa terhadap  arti penting  atas materi belajar (pelajaran) yang akan disampaikan. Dua motivasi ini menjadi tugas utama guru dalam awal pelaksanaan pembelajaran. Dua motivasi inilah yang akan membuat siswa antusias dan mau belajar intensif.
Untuk itu, kegiatan motivasi ini menjadi kegiatan rutin dan intensif yang harus dilakukan guru. Tidak hanya dalam lingkup kelas, saat pembelajaran, tetapi juga kapanpun, saat guru berkomunikasi dengan siswa, maka kegiatan memotivasi siswa harus terus dilakukan  oleh guru. Tujuannya agar motivasi belajar siswa terbangun dengan baik, sehingga kebutuhan untuk belajar tertanam dengan baik. Implikasinya, siswa pun akan giat dan rajin belajar, baik belajar dalam menuntut ilmu atau belajar mendalami materi belajar  yang diajarkan oleh guru.
















BAB IV
PENUUP
A.   Kesimpulan
Bimbingan belajar pada hakikatnya merupakan upaya untuk memberikan bantuan kepada peserta didik agar mereka bisa mencapai hasil belajar yang sedang dilaksanakan, melalui psikologis. Tercapainya penyesuaian diri, perkembangan optimal dan kemandirian merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah bimbingan.
B.   Saran
Seharusnya pemerintah memperhatikan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Karena masih banyak sekolah-sekolah masih banyak yang masih mempunyai problematika yang harus diperhatian.








Daftar Pustaka
Fibrini deni, Bimbingan konseling, (Yogyakarta: Teras, 2011)
Kurniawan Heru, Pembelajaran Kreatif Bahasa Indonesia,(Jakarta: Prenadamedia Group,2015).
Popi Sopiatin dan Sohari Sahrani,Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam (Bogor:Ghalia Indonesia, 2011)
Rohmad Ali,Kapita Selekta Pendidikan,(Yogyakarta:Teras,2009).
Sunhaji, Strategi Pembelajaran, ( Yogyakarta: Grafindo Litera Media,2009)




[1]Rohmad Ali,Kapita Selekta Pendidikan,(Yogyakarta:Teras,2009). Hlm,28.
[2] Fibrini deni, Bimbingan konseling, (Yogyakarta: Teras, 2011). Hlm, 79-83
[3]Popi Sopiatin dan Sohari Sahrani,Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam (Bogor:Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 58-60
[4]  Sunhaji, Strategi Pembelajaran, ( Yogyakarta: Grafindo Litera Media,2009). Hlm. 94
[5] Kurniawan Heru, Pembelajaran Kreatif Bahasa Indonesia,(Jakarta: Prenadamedia Group,2015). Hlm 94

Tidak ada komentar:

Posting Komentar