LAPORAN
HASIL OBSERVASI
Laporan
ini disusun guna memenuhi tugas Individu
Mata
Kuliah Kapita Selekta Pendidikan Islam (KSPI)
Dosen
Pengampu : Rahman Affandi S.Pd , M.pd
DI
SUSUN OLEH:
TRI
LIA YULIANTI (1423305220)
VI
PGMI E
PENDIDIKAN
GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2017
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Sekolah merupakan lembaga formal yang digunakan untuk
proses kegiatan belajar mengajar serta
tempat perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik, Sementara TPQ atau TPA
merupakan lembaga non formal jenis keagamaan islam yang bertujuan memberikan
pengajaran mengenai Al-Qur’an serta wawasan sejak dini . Jadi Sekolah dan TPQ
merupakan tempat belajar agama dan umum sejak dini . Dalam setiap lembaga pasti
terdapat kendala yang bisa saja menghalangi proses belajar mengajar temasuk di
dunia pendidikan. Saat ini siswa sudah mengenal yang namanya teknologi internet
yang bisa mereka akses di handphone atau dimanapun dan kapanpun . Namun saat
ini internet tersebut juga memiliki pengaruh buruh juga terhadap perkembangan
anak .
Dari
uraian dia atas dapat dijelaskan mengenai permasalahan yang sering muncul
dalamdunia pendidikan, yang salah satunya di MI Ma’arif NU Kebasen dan TPQ Khamdil
Munawar .
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses belajar mengajar
di MI & TPQ?
2. Bagaimana problematika Pendidikan
Islamdi MI &TPQ?
3. Bagaimana upaya Penyelesaikan
problematika tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses belajar
Mengajar di MI & TPQ
2. Untuk mengetahui problematika Pendidikan
Islam di MI &TPQ?
3. Untuk mengetahui upaya
Penyelesaikan problematika tersebut?
BIOGRAFI
1. MI Ma’arif NU Kebasen
A. Biografi Sekolah
a. Nama : MI Ma’arif NU 1 Kebasen
b. Alamat : Jl. Masjid Pandak Rt 04/07,
Kalisalak, Kebasen
c. NSM : 111233020027
d. NSB : 00727181072250
e. Berdiri Tahun : 1966
f. Diselenggarakan : Pagi
B. Tanah
a. Luas tanah : 1370 m²
b. Luas Bangunan : 920 m²
c. Luas Halaman : 350 m²
d. Status Tanah : Wakaf
C. Sarana dan Prasarana
a. Gedung Kelas
b. Kantor
c. UKS
d. Perpustakaan
e. Toilet dan tempat wudhu
f. Lapangan
g. Masjid
h. Tempat Parkir
2. TPQ Khamdil Munawar
Nama TPQ : TPQ khamdil Munawar
Berdiri Tahun : 1990
Alamat : Desa Sawangan, Gombolori Rt 03/03, Kebasen
(Masjid
Khamdil Munawar)
Diselenggarkan : Sore (15.30 –
17.00)
Di Pimpin : - Ibu Hj.Rupinah,
-
Ibu Hj. Saripah
HASIL OBSERVASI
1. MI Ma’arif NU Kebasen
Hari, Tanggal : Sabtu,28 April 2017
Waktu : Jam 08.00 – 10.00
Tempat : MI Ma’arif NU Kebasen
Laporan Hasil Wawancara
-
Narasumber :
Oky Prasetyowaty, S,Pd
-
Jabatan :
Guru Kelas 2
Pertanyaan Wawancara
1.
Kurikulum tahun berapa yang digunakan di
sekolah ini?
2.
Ekstrakulikuler apa saja yang ada disini?
3.
Jumlah peserta didik di sekolah ini?
4.
Prestasi apa saja yang pernah diperoleh
siswa?
5.
Jumlah guru ada berapa?
6.
Jumlah guru Tetap dan honorer?
7.
Jam beban mengajar tiap guru?
8.
Dari pemerintah dana apa saja untuk sekolah
ini?
9.
Apa saja sarana dan prasarana ada di sekolah
ini?
10.
Bagaimana Hubungan sekolah dengan masyarakat
, Adakah kendala?
11.
Usaha apa yang digunakan untuk meningkatkan
popularitas sekolah?
12.
Sanksi bagi melanggar peraturan sekolah ?
Hasil Wawancara
Di MI Ma’arif NU Kebasen Masih menggunakan
kurikulum KTSP disebabkan apabila menggunakan kurikulum 2013, guru belum
sepenuhnya memahami kurikulum tersebut . Di MI ini terdapat sekitar 260 Siswa
dari kelas 1 sampai kelas 6 karena dari kelas 1 sampai kelas 5 itu terdapat 2
kelas setiap kelas berisi sekitar 20 siswa
sementara kelas 6 di jadikan 1 kelas karena sudah tingkatan atas yang kemudian
akan ada ujian madrasah. Jumlah guru di MI ada 12 guru, dari yang PNS hanya ada
3 guru sementara yang lainnya masih bakti . Jam beban setiap guru itu berbeda
beda sesuai tingkatan. Untuk tingkatan kelas 1, 2, 3 jam bebannya hanya 24 jam
per minggu sementara kelas 4,5, 6 jam
bebannya 31 Jam per minggu.
Dana yang diperoleh sekolah ini hanya dari
DANA BOS, ekstrakulikuler yang ada disini ada Drum band, Hadroh, TPQ,
Kentongan, Pramuka. Prestasi yang pernah di raih oleh para siwa MTQ, Volly,
Pidato, Bulutangkis, Tilawah, dll. Sarana serta prasarana yang terdapat di
sekolah ini ada Kelas, Pepustakaan, toilet, meja, kursi, papan tulis, kantor,
masjid,dll . Kemudian Sampai saat ini hubungan sekolah dengan masyarakat belum
menemui kendala apapun, Serta masyarakat mendukung sekali dengan adanya MI ini
dikarenakan orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah MI tidak
perlu jauh jauh ke luar desa .
Cara MI mempromosikan sekolahnya juga di
bilang unik Melalui lomba – lomba yang pernah diadakan. Setiap sekolah pasti
memiliki peraturan yang wajib ditaati oleh setiap siswa. Apabila siswa
melanggar juga terdapat berbagai teguran .Jika pelanggaran masih awal di
nasehati atau bimbingan secara pribadi , tapi kalau sudah susah dinasehati
harus di tegur berupa peringatan keras yang juga harus memanggil orang tua ke
sekolah.
2. TPQ Khamdil Munawar
Hari,Tanggal : Minggu.30 April 2017
Waktu : 15.30 – 17.00 WIB
Tempat : TPQ Khamdil Munawar
Laporan Hasil Observasi
Narasumber
: Ibu Hj. Rupinah
Jabatan
: Ustadzah / Pengajar
Pertanyaan Wawancara :
1. Jam kegiatan TPQ?
2. Metode yang digunakan di TPQ ?
3. Pembagian kelas di TPQ ?
4. Jumlah Pengajar di TPQ ?
5. Jumlah Santri di TPQ ?
6. Sarana dan Prasarana di TPQ ?
Hasil Wawancara
Kegiatan TPQ di Masjid Khamdil
Munawar yang dilakukan mulai jam setengah 4 sore sampai jam 5 sore yang terdiri
kurang lebih 30 santri yang terbagi menjadi 3 kelas yakni Kelas iqro, Kelas Al-
Qur’an serta kelas Hafalan. Dalam TPQ ini metode menggunakan metode hafalan ,
serta simakan oleh pengajar kepada santri . Jumlah pengajar di TPQ ini hanya
ada 2 itu juga pengajarnya sudah sepuh ,
Sarana dan prasarana yang di miliki ada meja , iqro, al qur’an , papan
tulis, lemari,dll .
PEMBAHASAN
A. Proses Kegiatan Belajar Mengajar
1. MI Ma’arif NU 1 Kebasen
a. Kegiatan Awal (15 Menit)
-
Membuka pelajaran
Guru memasuki ruangan belajar dan menyapa dengan salam. Kemudian peserta
didik memberikan salam kepada guru dan membaca do’a sebelum memulai proses pembelajaran.
-
Mempersiapkan Perlengkapan Belajar Mengajar
Guru bersama peserta didik mempersiapkan buku-buku pelajaran serta
perlengkapan belajar lainnya
-
Mengkondisikan peserta didik
-
Apersepsi
Setelah perlengkapan belajar mengajar telah dipersiapkan dengan baik.
Guru mulai memotivasi peserta didik dan mengulang kembali materi pelajaran
sebelumnya.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
-
Peserta didik mengumpulkan tugas mereka.yang sudah diberikan sama guru
pada pertemuan sebelumnya, bagi siswa yang tidak mengumpulkan tetap mendapat
konsekuensinya yaitu nilai tidak memenuhi kriteria atau KKM. Hal itu bertujuan
mendidik agar pentingnya mengerjakan tugas dan mengumpulkan tepat waktu.
-
Guru menjelaskan pemecahan masalah dari tugas yang sudah diberikan
kepada siswa.agar siswa tahu apabila ada kesalahan dari soal yang sudah para
siswa kerjakan.
-
Terjadi proses tanya jawab antara siswa kepada guru dari materi yang
belum dipahami oleh siswa.
-
Guru melihat secara langsung buku catatan para siswa ,apakah para siswa
mencatat materi yang sudah diajarkan.
c. Menutup pembelajaran (15 menit)
-
Guru
mengingatkan kembali kepada peserta didik bahwa dipertemuan berikutnya akan
diadakan ulangan harian. Kemudian bersama-sama menutup pelajaran dengan berdo’a
dan memberikan salam..
2. TPQ Khamdil Munawar
a. Guru memasuki kelas dan mengucap
salam
b. Berdo’a
c. Proses mengaji
d. Tambahan materi :
Senin :
hadroh
Selasa :
tajwid
Rabu :
bahasa arab
Jumat :
fiqh
Sabtu :
tauhid
Ahad :
praktek sholat ,
wudhu,
do’a
sehari-hari
e. Penutup : berdo’a dan mengucap
salam
B. Problematika Pendidikan Islam di
MI dan TPQ
Problematika berasal dari bahasa inggris
“problem” yang artinya persoalan, masalah. Istilah umum yang digunakan dalam
pendidikan Islam, yaitu Tarbiyah ,Ta’lim , Ta’dib
Istilah Tarbiyah
Kata Tarbiyah berasal dari kata dasar “Rabba” (رَبَّى), yurabbi (يُرَبِّى) menjadi “tarbiyah” yang berarti
memelihara, membesarkan dan mendidik.
Istilah Ta’lim
Secara etimologi, ta’lim berkonotasi pembelajaran, yaitu proses memindahkan ilmu pengetahuan. Hakekat
ilmu pengetahuan bersumber dari Allah SWT. Adapun proses pembelajaran (ta’lim)
secara simbolis dinyatakan dalam informasi al-Qur’an ketika penciptaan Adam as
oleh Allah SWT, ia menerima pemahaman tentang konsep ilmu pengetahuan langsung
dari penciptanya. Proses pembelajaran ini disajikan dengan menggunakan konsep
ta’lim yang sekaligus menjelaskan hubungan antara pengetahuan Adam as dengan
Tuhannya.
Istilah Ta’dib
Menurut al-Attas, istilah yang paling tepat untuk menunjukkan pendidikan
Islam adalah Ta’dib, konsep ini didasarkan pada hadits Nabi:
اِدَّ بَنِيْ رَبِّى فَأَحْسَنَ
تَـأْدِيْبِيْ {رواه العسكرى عن على}
Artinya : “Tuhan telah
mendidikku, maka ia sempurnakan pendidikanku”
(HR. al-Askary dari Ali r.a).
Ta’dib berarti pengenalan dan pengetahuan secara berangsur-angsur yang
ditanamkan ke dalamdiri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang
tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini
pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing ke arah pengenalan dan pengakuan
tempat Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan kepribadiannya.
Dari bahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu
sistem yang memungkinkan peserta didik dapat mengarahkan kehidupannya sesuai
dengan ideologi Islam.
Jadi dapat disimpulkan dari pengertian problematika pendidikan islam.
Berarti problematika pendidikan islam adalah masalah-masalah yang terjadi dalam
pendidikan islam.
Dasar dasar system Pendidikan Islam[1]
-
Al-Qur’an
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa al-qur’an sebagai dasar
pendidikan islam sebagai titik tolak ukur keberangkatan system pendidikan
islam. Al-quran merupakan dasar pendidikan islam karena al-quran menyampaikan
pesan pesan pendidikan kepada umat manusia yang berakal.
-
As-Sunnah
As-sunnah merupakan barometer keberhasilan allah
menghadirkan manusia teladan yang sempurna.Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai
manusia yang memeiliki sifat sidik , amanah, tabligh, fathanah. Serta
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
-
Atsar dan Ijma
Sahabat
Telah dijelaskan dalam sejarah bahwa para sahabat
bergotong royong membangun masjid nabawi sabgai pusat pendidikan islam, majelis
taklim, membangun madrasah dan meyebarkan ilmu yang diterima dari rasullulah
SAW.
-
Ijtihad Ulama
Muhammad abduh adalah salah satu tokoh politik dan
pendidik yang menyarankan agar umat islam keluar dari belenggu taklid fanatisme
buta dan kebodohan, dengan mencari ilmu , mengembangkan dunia pendidikan dan
berijtihad.
1. MI Ma’arif NU Kebasen
Di setiap sekolah pasti memiliki
suatu permasalahan yang sulit di pecahkan oleh pihak sekolah, termasuk di
Madrasah ibtidaiyah , Berdasarkan hasil observasi di MI Ma’arif NU Kebasen terdapat beberapa masalah
a. Sulitnya meningkatkan minat baca
di Madrasah Ibtidaiyah
Membaca
merupakan cara tersendiri untuk menambah ilmu , namun saat ini siswa jarang
sekali untuk mengunjungi perpustakaan padahal di sekolah mereka terdapat
perpustakaan yang luas. Saat jam istirahat mereka lebih senang untuk bermain
dan jajan di bandingkan untuk ke perpustakaan. Mereka menganggap bahwa buku
buku yang di perpustakaan merupakan buku kuno sehingga mereka enggan untuk ke
perpustakaan.
Upaya
yang dilakukan oleh sekolah yakni melalui memberi variasi buku yang di perpus
seperti buku mewarnai, buku cerita, dll , sehingga minat membaca mereka lebih
tinggi . kemudian juga guru perlu menyampaikan pentingnya membaca buku karena
dengan membaca buku merupakan jembatan ilmu .
b. Sulitnya Menghapus budaya
mencontek
Budaya
mencontek merupakan hal yang tidak asing bagi kita terutama saat ulangan atau
ujian. Usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapat hasil yang bagus
namun tidak perlu bersusah payah belajar .Mereka akan melakukan trik/usaha
apapun agar ketika mencontek mereka sukses. Budaya tersebut merupakan perbuatan
yang tidak baik dilakukan untuk itu mencontek dilarang oleh semua sekolah. Dan
berpengaruh juga ketika dewasa mereka belajar dari mencontek biasanya korupsi,
yang menghalalkan segala cara demi sukses.
Mencontek
itu perlu di hapuskan demi menciptakan generasi muda yang bersifat jujur serta
pandai, misalnya jika ulangan guru menyuruh siswa mengumpulkan catatan atau tas
d depan supaya mereka tidak mencontek, tempat duduk mereka juga ketika ulangan
harus diberi celah sehingga teman mereka tidak bisa mencontek , apabila ada
yang masih mencontek hasil ulangan ditutupi saja dengan kertas soal atau tangan
.
c. Media pembelajaran yang kurang
bervariasi
Guru
biasanya menggunakan media pembelajaran yang itu itu saja sehingga siswa akan
mudah bosan dengan pembelajaran yang mereka pelajari . Siswa Madrasah
Ibtidaiyah di umur yang masih anak anak biasanya tidak suka hal yang membuat
mereka bosan. Apabila siswa sudah malas mengikuti pelajaran apapun yang guru
lakukan pasti sudah membuat mereka BT.
Supaya
pembelajaran tidak membosankan guru perlu melakukan variasi dalam mengajar ,
misalnya di jelaskan menggunakan system gambar, cerita yang menarik serta
menghubungkan demgan tokoh kartun yang sedang popular saat itu.
d. Pergaulan Bebas
Saat
ini pergaulan bebas sudah merajalela dimana mana baik anak anak maupun dewasa .
Bahkan internet pun sudah bias di akses oleh siapapun . Anak jaman sekarang
juga sudah memiliki Handphone yang bisa mengakses internet, Media social pun
sudah popular untuk anak jaman sekarang .Tidak hanya internet pergaulan
bebaspun kini telah berpengaruh buruk bagi anak anak , misalnya anak kecil
sekarang sudah pada pintar berbohong demi hal hal yang kurang bermanfaat, anak
sekarang juga sudah mengenal yang namanya rokok, bahkan mereka rela ngumpulin
uang bareng teman temannya demi hanya memebri rokok 1 batang untuk bersama.
e. Jam kosong yang di sia – siakan di
Madrasah Ibtidaiyah
Jam
kosong sering terjadi di setiap kelas, baik gurunya sibuk atau ada urusan lain.
Biasanya jam kosong mereka hanya di beri tugas oleh guru untuk di kerjakan .
Namanya juga anak anak di suruh mengerjakan tugas pasti mereka lari – larian
apalagi tidak ada gurunya .
Upaya
guru terhadap siiswa dalam mlewati jam kosong itu banyak bervariasi misalnya :
mengajak siswa untuk membuat kerajinan tangan , membuat permainan yang
berhubungan dengan pelajaran, dll.
2. TPQ Khamdil Munawar
Problematika yang dialami di sini
juga hamper sama ketika di sekolah
a. Tenaga Pengajar yang minim
Disini pengajarnya hanya ada 2 orang karena
kurangnya minat kaum muda untuk membantu sementara santri di TPQ tersebut
sekitar 30 santri . Minat santri yang ingin belajar ngaji disini sangat besar .
Seharusnya
sebagai generasi muda kita perlu yang adaya motivasi dari berbagi pihak
misalnya seorang hafidz al-qur’an , orang sukses, dll . kemudian para remaja
juga perlu turut andil dalam program pengajaran TPQ karena apabilayang tua tua
yang mengajar mereka hanya memahami metode yang mereka pahami tidak ada variasi
sehingga mereka akan mudah bosan dengan seperti itu.
b. Faktor cuaca yang sering berubah –
ubah
Cuaca juga sangat berpengaruh apalagi ketika
hujan santri banyak yang tidak berangkat karena takut sakit, terus rumahnya
jauh, dll
Penyebab terjadinya kesulitan belajar[2]
-
Hasil belajar rendah, kelas dibawah rata-rata
-
Hasil yang diproleh tidak seimbang dengan
usaha yang dilakukan
-
Menunjukan sikap yang kurang wajar :suka
menentang, tidak mau menyelesaikan tugas tugas.
-
Menunjukkan tingkah laku yng berlainan seprti
: suka membolos, suka mengganggu, dll
C. Upaya Penyelesaian Problematika
Pendidikan Islam
Terdapat berbagai cara untuk menyelesaikan problematika
pendidikan islam
a. Memberi motivasi[3]
Supaya
anak lebih semangat sebagai pendidik harus bisa memberikan motivasi kepada anak
didiknya berupa :
o
Memberi angka
Sebagai
symbol dalam kegiatan belajarnya.
o
Hadiah
Menjadikan motivasi sehingga bersemangat
dalam belajar.
o
Kompetisi
Digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar
o
Ego – Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan.
o
Memberi Ulangan
Ulangan didini maksudnya membuat siswa untuk tetap rajin
belajar.
o
Mengetahui Hasil
Motivasi akan mendorong siswa untuk lebih giat dalam
belajar.Semakin mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka motivasi pada
isswa tersebut masih ada dan akan terus meningkat.
o
Pujian
Bentuk penyemangat positif yangdigunakan
dalam membangkitkan harga diri.
o
Hukuman
Diberikan secara tepat dan bijak untuk menjadi alat motivasi dalam memahami
prinsip pemberian Hukuman.
o
Hasrat Untuk Belajar
Artinya bahwa motivasi yang terdappat dalam diri kita
untuk belajar sehingga hasilnya akan lebih baik.
o
Minat
Minat dapat muncul dengan cara membangkitkan
adanya suatu kebutuhan.
o
Tujuan yang diakui
Merupakan alat motivasi paling penting karena dengan memahami tujuan yang harus
dicapai dirasa sangat berguna dan menguntungkan , sehingga timbul gairah untuk
terus belajar.
b. Memahami Karakteristik siswa dalam
belajar[4]
-
Cepat dalam belajar
Anak yang tergolong cepat dalam belajar pada
umumnya dapat menyelesaikan kegiatan belajar dalam waktu yang lebih cepat dari
yang diperkirakan. Anak yang memiliki kecerdasan diatas rata –rata termasuk
anak yang jenius., Salah satu cara yang digunakan untuk membantu mereka dalam
belajar yaitu dengan menempatkan di kelompok yang khusus atau diberi tugas tambahan sebagai pengayaan
baik vertical maupun horizontal.
-
Lambat dalam belajar
Lambat yang dimaksud disini yakni anak yang
memiliki tingkat kecerdasan dibawah rata-rata yang mengakibatkan anak sering
ketinggalan pelajaran. Anak yang memiliki tingkatan ini memerlukan perhatian
khusus , bisa melalui menempatkan pada kelas khusus serta memberikan jam
tambahan dalam pengajaran remedial.
-
Anak yang kreatif
Anak kreatif biasanya menunjukkan kreativitasnya dalam
kegiatan tertentu. Misalnya : melukis, olahraga, kesenian,organisasi, dll.
Mereka selalu ingin memecahkan persoalan – persoalan berani menanggung resiko
sulit sekalipun , mereka lebih suka
bekerja sendiri dan percaya diri. Guru perlu memberi kesempatan yang seluas-
luasnya kepda anak golongan ini sehingga bakat dan minatnya berkembang sesuai
potensi yang dimiliki.
-
Anak yang berprestasi Kurang (Underachiever)
Anak yang termasuk golongan ini ialah anak
yang memiliki intelegensi tergolong tinggi, tetapi prestasi belajar yang
tergolong rendah (dibawah rata-rata) . Gejala berprestasi kurang ini merupakan
salah satu masalah dalam belajar karena
dalam potensial mereka memiliki kemungkinan memperoleh prestasi yang tinggi .
Anak yang termasuk golongan ini memerlukan perhatian sebaik baiknya dari para
guru terutama guru kelas.
-
Anak yang gagal (drop out )
Anak yang drop out adalah mereka yang gagal
dalam belajarnya. Yang disebabkan dari luar dirinya misalnya : faktor
lingkungan masyarakat, dan keluarga yang kurang sesuai dengan anak.
c. Perlunya bimbingan [5]
-
Penyelenggaraan bimbingan memerlukan
kerahasiaan
-
Melakukan pendekatan terlebih dahulu Antara
pembimbing dengan klien
Kesimpulan
Problematika
Pendidikan Islam merupakan masalah yang terjadi di pendidikan islam. Terdapat
beberapa permasalahan yang ada di dunia pendidikan misalnya budaya mencontek, pergaulan bebas, kurangnya minat siswa dalam
membaca, serta banyak upaya yang dilakukan misalnya melakukan motivasi, bimbingan
terhadap siswa supaya semangat.
Daftar Pustaka
-
Tim Revisi,2014,Pedoman penulisan
skripsi, purwokerto : STAIN PRESS
-
Sardiman , 2001, Interaksi &
motivasi belajar mengajar, Jakarta :Raja Grafindo Persada
-
Usman,
Moh.Uzer, setiawati,lilis, 1993, Upaya optimalisasi kegiatan belajar
Mengajar, Bandung : remaja Rosdakarya,
-
Slameto,1988,
Bimbingan di sekolah, Jakarta : Bina Aksara
-
Soetjipto,
Kosasi, Raflis,1998, Profesi Keguruan, Jakarta : Rineka Cipta
-
Basri,
Hasan, 2014, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka Setia
[1]
Hasan Basri, 2014, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka
Setia hlm 149 - 178
[3]
Sardiman A,M, Interaksi &
Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2001 hlm 90 -
93
[4]Moh.Uzer
Usman,dkk Upaya optimalisasi kegiatan belajar Mengajar, Bandung , PT
remaja Rosdakarya, 1993 hlm 10-12
[5]
Slameto,Bimbingan di sekolah, Jakarta ,Bina Aksara, 1988 hlm 19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar