Minggu, 07 Mei 2017

1423305222

"Problematika Pendidikan Islam Pada Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam Formal dan Non-Formal"
( Studi Kasus di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 1 Sidanegara dan TPQ Uswatun Khasanah Sidanegara)
IAIN.jpg

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstuktur Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Rahman Affandi, S.Ag. , M.Si.

Oleh:
WIJI HIKMAH PRASTIWI              1423305222




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Berbicara tentang pendidikan tidak terlepas dari peran pendidikan dan pengaruhnya bagi masyarakat luas. Peran pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia bahkan tidak bisa dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia. Dengan kata lain, kebutuhan manusia terhadap pendidikan bersifat mutlak dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai negara yang berkependudukan  mayoritasnya islam, pendidikan islam juga mempunyai peran yang sangat signifikan di Indonesia dalam pengembangan sumberdaya manusia dan pembangunan karakter, sehingga masyarakat yang tercipta merupakan cerminan yang islami.
Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman, pendidikan islam telah menampilkan dirinya sebagai pendidkan yang fleksibel, responsif, sesuai dengan perkembangan zaman, berorientasi ke masa depan, seimbang, berorientasi pada mutu yang unggul dan seterusnya. Sesuai dengan sifat dan karakternya yang demikian itu, pendidkan islam senantiasa mengalami inovasi dari waktu ke waktu, yaitu mulai dari sistem dan lembaganya yang paling sederhana seperti pendidikan di rumah, surau, langgar, masjid, majelis ta’lim, pesantren, madrasah sampai kepada perguruan tinggi yang moderen.[1]
Namun disamping itu banyak sekali problematika yang terjadi dalam pendidikan islam itu sendiri, baik itu pendidikan formal maupun non formal. Makalah ini berusaha mengidentifikasi dan memahami problematika – problematika pendidikan islam baik pendidikan islam formal maupun non formal.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pendidikan islam ?
2.      Apa dasar pendidikan islam ?
3.      Apa saja problematika dalam lembaga formal dan non formal ?
C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian pendidikan islam
2.      Untuk mengetahui dasar pendidikan islam
3.      Untuk mengetahui apa saja problematika dalam lembaga formal dan non formal





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian pendidikan Islam
Pendidikan adalah usaha manusia dalam meningkatkan pengetahuan tentang alam sekitarnya. Pendidikan diawali dengan proses belajar untuk mengetahui suatu hal kemudian mengolah informasi tersebut untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja mausia mau dan mampu melakukan proses kependidikan. Dalam islam, tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan adalah membentuk insan kamil, yakni manusia paripurna yang memiliki kecerdasan intelektual dan spiritual sekaligus. Tujuan seperti ini tidak mungkin bisa terwujud tanpa adanya sistem dan proses pendidkan yang baik.
Pendidikan dalam Bahasa Arab biasa disebut dengan istilah tarbiyah yang berasal dari kata kerja rabba seperti dinyatakan dalam QS. Fatihah (1) : 2, Allah sebagai Tuhan semesta alam ( rabb al-‘alamin), yaitu Tuhan yaang mengatur dan mendidik seluruh alam. Allah memberikan informasi tentang arti penting perencanaan, penertiban, dan peningkatan kualitas alam. Manusia diharapkan selalu memuji kepada Tuhan yang mendidik alam semesta karenanya manusia juga harus terdidik agar memiliki kemampuan untuk memahami alam yang telah dididik oleh Allah sekaligus mampu mendekatkan diri kepada Allah Sang pendidik sejati.[2]
Salah satu pandangan modern dari seorang ilmuwan muslim, hasil pendidikan Islam DR. Muhammad S.A. Ibrahimz (Bangladesh) mengungkapkan pengertian pendidikan Islam yang berjangkauan luas, sebagai berikut : napas keislaman dalam pribadi seorang muslim merupakan elan vitale yang menggerakan perilaku yang diperkokoh dengan ilmu pengetahuan yang luas, sehingga ia mampu memberikan jawaban yang tepat-guna terhadap tantangan perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu pendidikan islam memiliki ruang lingkup yang berubah- ubah menurut waktu yang berbeda – beda. Ia bersikap leatur terhadap perkembangan kebutuhan umat manusia dari waktu ke waktu.
Hasil rumusan Seminar Pendidikan Islam se dunia pada tahun 1980 di Islamabad menunjukan makin kompleknya tugas ilmu Pendidikan Islam, karena harus diarahkan kepada tujuan yang komprehensif paripurna yang menunjukan bahwa Pendidikan Islam mempunyai cakupan yang sama luasnya dengan pendidikan umum, bahkan melebihinya, oleh karena pendidikan islam juga membina dan mengembangkan pendidikan agama di mana titik beratnya terletak pada internalisasi nilai iman, islam dah ihsan dalam pribadi manusia muslim yang berilmu pengetahuan luas.
Dengan demikian, apa yang kita kenal dengan pendidikan islam adalah dimana tujuan utamanya ialah membina dan mendasari kehidupan anak didik dengan nilai – nilai agama dan sekaligus mengajarkan ilmu agama islam, sehingga mampu mengamalkan syariat islam secara benar sesuai pengetahuan agama.[3]
B.     Dasar – dasar Pendidikan Islam
Dasar pemikiran islam ialah wawasan tajam terhadap sistem hidup islam yang sesuai dengan kedua sumber pokok, Al- Qur’an dan Sunnah rasul, yang menjadi dasar bagi perumusan tujuan dan pelaksanaan Pendidikan Islam.
Ada beberapa nila fundamental dalam sumber pokok ajaran Islam yang harus dijadikan dasar bagi pendidikan islam yaitu :
a.       Aqidah
b.      Akhlak
c.       Penghargaan kepada akal
d.      Kemanusiaan
e.       Keseimbangan
f.       Rahmat bagi seluruh alam
Implementasinya, bahwa pendidikan islam dalam perencanaan, perumusan dan pelaksanaannya harus mengarah kepada pembentukan pribadi yang berakidah Islam, berakhlak mulia, berpikiran bebas. Manusia mempunyai hak sama untuk memperoleh pendidikan ; pendidikan islam harus memperhatikan dua sudut dalam segala aspek kehidupan manusia secara terpadu tanpa adanya pemisahan. Seperti aspek jasmaniah dan ruhaniah, akliyah dan qabliyah, individual dan sosial, duniawiyah dan ukhrawiyah, dan seterusnya.
Pendidikan islam mengarah kepada pembentukan insan kamil, yakni Khalifah Allah yang pada hakikatnya ialah manusia shalih, manusia yang dapat menjadi rahmat bagi semesta alam.[4]
C.     Problematika Pendidikan Islam Pada Lembaga – Lembaga Formal dan Non-Formal
Pendidikan Islam memiliki ruang lingkup yg berubah-ubah menurut waktu yang berbeda-beda.Pendidikan Islam memiliki cakupan yang sama luasnya dengan pendidikan umum, bahkan melebihi, karena pendidikan islam juga membina dan mengembangkan pendidikan Agama, yang aksentuasinya terletak pada internalisasi nilai iman, Islam, dn ikhsan dalam pribadi manusia muslim yang berilmu pengetahuan luas. Tujuan dari pendidikan islam itu sendiri adalah Membina dan mendasari  kehidupan peserta didik  dengan nilai-nilai agama, sekaligus mengajarkan ilmu agama Islam, sehingga mereka mampu mengamalkan syari’at Islam secara benar sesuai pengetahuan agama. Pendidikan islam saat ini sangat dihadapkan dengan adanya tantangan yang sangat berat dibandingkan pendidikan islam pada masa permulaan dalam penyebaran agama islam. Semakin majunya zaman maka semakin berat tantangan yang dihadapi oleh pendidik terhadap peserta didik akan pendidikan islam. Oleh sebab itu diperlukannya sistem dan metode yang baru dan menarik untuk pendidikan islam yang akan datang. Orientasi ini menghendaki suatu rumusan tujuan pendidkan yang jelas, karena itu program pembelajarannya harus lebih diproyeksikan ke masa depan dari pada masa kini atau masa lampau.[5]Setiap lembaga pendidikan baik itu umum maupun islam pasti memiliki problematika. Mulai dari pendidik itu sendiri, peserta didik maupun dari orang tua peserta didik.
1.      Problematika Pendidikan Islam dalam Lembaga Formal
Dalam pendidikan Islam di lembaga formal terdapat beberapa problem yang sering terjadi. Seperti contohnya di MIM 1 Sidanegara yaitu sebagai berikut :
a.       Kurangnya tenaga pendidik yang profesional
Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia untuk menentukan masa depan yang akan dihadapinya kelak. Dalam memperoleh pendidikan diperlukannya tenaga pendidik yang bisa mentrasfer ilmu yang bermanfaat. Pendidik harus bisa menyampaikan materi yang akan di berikan kepada peserta didik sebagai tujuannya sebagai pendidik dengan menggunakan berbagai cara atau metode sekreatif mungkin agar tujuan tersebut dapat tercapai. Namun dalam lembaga pendidikan islam itu sendiri kurang tenaga pendidik yang profesional sehingga harapan dan tujuan yang diinginkan tidak tercapai. Banyak pendidik dalam mengajar tidak menggunakan metode pengajaran yang baik dan kurangnya jiwa pendidik, serta pendidik juga kurang kreatif dalam mengembangkan materi yang akan diberikan sehingga dalam pembelajaran hanya monoton saja dan peserta didik merasa bosan dan tidak berkembang.
b.      Fasilitas Kurang
Sekolah pada umumnya memiliki fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung dalam proses pembelajaran. Tetapi jika fasilitas dalam sekolah tersebut kurang memadai sangat menghambat dalam proses pembelajaran. Sebenarnya dalam dunia pendidikan islam jika fasilitas mendukung sekolah sekolah yang berbasis islam dapat bersaing baik dengan sekolah sekolah pada umumnya. Tetapi karena fasilitas yang kurang memadai sering sekali sekolah sekolah yang berbasis islam dinilai kurang efektif oleh masyarakat. Padahal sekolah yang berbasis islam mencetak generasi muda yang islami dan berakhlakul karimah. Seharusnya pemerintah lebih memerhatikan kepada sekolah sekolah yang fasilitasnya kurang memadai dan menyetarakan antara sekolah islam dan umum.
c.       Perilaku peserta didik
Pendidik dan peserta didik sangat berkaitan erat dengan pendidikan. Karena jika tidak ada pendidik maka proses pembelajaran tidak berjalan, sebaliknya jika tidak ada peserta didik pembelajaran juga tidak akan berjalan dengan baik. Perilaku juga mempengaruhi dalam proses pendidikaan baik perilaku pendidik maupun peserta didik. Perilaku peserta didik yang sekarang tidak terkontrol akibat kemajuan zaman sangat menjadi perilaku yang negatif terhadap pendidikan. Peserta didik kurang mempunyai jiwa sopan santun kepada pendidik yang ada di sekolahnya. Bahkan sekarang pendidik di anggap seperti teman dengan cara bicaranya tidak menggunakan unggah ungguh yang semestinya digunakan.
d.      Kurangnya perhatian orang tua
Peranan orang tua sangat mempengaruhi dalam pendidikan anaknya apa lagi perhatian yang diberikannya. Semakin majunya zaman perhatian orang tua semakin berkurang terhadap dunia pendidikan anak – anaknya. Orang tua lebih memperhatikan kebutuhan rumah tangga di bandingkan dengan memperhatikan ananknya untuk belajar. Apa lagi di purbalingga yang identik masyarakatnya bekerja di PT. Berangkat jam 07:00 pulang jam 17:30 kesehariannya hanya di pabrik. Anak – anaknya pagi sekolah siangnya bermain dan malamnya tidur. Seharusnya orang tua meluangkan waktunya untuk lebih memperhatikan pendidikan anak – anaknya, karena anak butuh perhatian untuk memotivasi dalam belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi untuk belajarnya.

2.      Problematika Pendidikan Islam dalam Lembaga Non-Formal
Problem – problem pendidikan islam yang ada dilembaga non-formal di TPQ Uswatun Khasanah Sidanegara adalah sebagai berikut :
a.       Rendahnya Kesadaran Masyarakat
Masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan islam di lembaga non formal adalah rendahnya kesadaran masyarakat. Masyarakat kurang mendukung dengan adanya lembaga non – formal dilingkungan masyarakat. Meskipun sebagian masyarakat mendukung adanya lembaga non – formal. Dengan seperti itu lembaga – lembaga non-formal yang ada tidak akan berkembang dengan baik.
b.      Kurangnya Perhatian dari Pemerintah dan Masyarakat
Kurangnya perhatian pemerintah dan masyarakat juga masalah dalam pendidikan islam di lembaga non – formal. Ustad – ustad dan ustadzah banyak sekali yang tidak diperhatikan, oleh karena itu minimnya tenaga pendidik yang mau dengan sukarela mengajar di lembaga non-formal.
c.       Kurangnya Kemampuan Ustad
Karena kesukarelaan dalam pengajaran kemampuan ustad sangat mempengaruhi pendidikan. Kemampuan yang dimiliki hanya sebatas apa yang mereka mampu untuk mengajar. Sehingga masih banyak kesalahan – kesalah baik itu dalam membaca Al –Qur’an dengan menggunakan tartil dan ilmu tajwid yang kurang tepat.
d.      Santri Kurang Sadar Kewajiban
            Semakin majunya teknologi yang sedang berkembang sangat mempengaruhi santri akan sadarnya suatu kewajiban. Dimana waktu yang seharusnya untuk pergi mengaji anak – anak lebih mementingkan untuk bermain gedget dan bermain dengan teman – temannya.














BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Pendidikan islam adalah dimana tujuan utamanya ialah membina dan mendasari kehidupan anak didik dengan nilai – nilai agama dan sekaligus mengajarkan ilmu agama islam, sehingga mampu mengamalkan syariat islam secara benar sesuai pengetahuan agama. Dalam dunia pendidikan ada yang namanya problematika baik dalam lembaga Formal maupun non-formal.
Problematika di MIM 1 Sidanegara adalah kurangnya profesional tenaga pendidik, kurangnya fasilitas, kurangnya perhatian orang tua, dan perilaku peserta didik. Sedangkan problematika di TPQ Uswatu Khasanah adalah rendahnya kesadaran masyarakat, kurangnya perhatian dari pemerintah dan masyarakat, kurangnya kemampuan ustad dan santri kurang sadar kewajiban.
B.     SARAN
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis ingin memohon maaf apabila ada yang kurang berkenan dalam penyusunan Makalah ini. Penulis sungguh sangat berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Ariffin M. 1993. Kapita Selekta Pendidikan ( Islam dan Umum). Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin Muzayyin. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ibnu Rusn Abidin.1998. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Nata Abuddin. 2013. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Roqib Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: PT Lkis Printing Cemerlang






[1]H. Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2013), hlm 9-10
[2]Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: PT LkiS Printing Cemerlang, 2009), hlm 14.
[3]H.M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (islam dan umum), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1993), hlm 3-5 .



[4]Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1998), hlm 132
[5]H. Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bumi Aksara,2003), hlm 7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar